Dulunya Memisahkan Daratan Kudus dengan Demak, Ini Jejak Keberadaan Selat Muria yang Masih Dijumpai Kini
Telah lama hilang, namun jejak-jejak yang menjadi bukti keberadaan Selat Muria di masa lampau masih dapat dijumpai kini.
Telah lama hilang, namun jejak-jejak yang menjadi bukti keberadaan Selat Muria di masa lampau masih dapat dijumpai kini.
Dulunya Memisahkan Daratan Kudus dengan Demak, Ini Jejak Keberadaan Selat Muria yang Masih Dijumpai Kini
Banjir besar yang melanda daerah Demak, Kudus, dan Grobogan akhir-akhir ini sering dikaitkan dengan keberadaan Selat Muria di masa lalu.
Pada saat itu, Selat Muria memisahkan daratan Demak dan Kudus, sehingga wilayah Kudus, Jepara, dan Pati berada di pulau sendiri, memisahkan diri dari Pulau Jawa.
-
Apa itu Selat Muria? Selat Muria terbagi menjadi dua bagian, yaitu barat dan selatan.
-
Di mana Selat Muria berada? Menurut ilmuwan Van Bemmelen, saat zaman Holosen atau zaman es, tepatnya sekitar 11.700 tahun yang lalu, Gunung Muria masih berupa pulau.
-
Bagaimana Selat Muria bisa muncul kembali? Apa yang terjadi di masa sekarang menggambarkan apa yang terjadi di masa lampau. Apa yang terjadi di masa lampau menggambarkan apa yang terjadi di masa kini. Dan apa yang terjadi di masa lampau dan masa kini menjadi kunci untuk memprediksi apa yang terjadi di masa depan.
-
Mengapa Selat Muria bisa hilang? Periode terakhir, yaitu 1.700 tahun yang lalu, Selat Muria bagian selatan mulai berubah menjadi daratan alluvial hingga saat ini.
-
Apa bukti Semarang dulunya lautan? Bukti pertama kalau dulu Semarang adalah lautan yaitu lokasi dari Kelenteng Sam Poo Kong yang menjadi tempat berlabuhnya Laksamana Cheng Ho.
-
Dimana Waduk Sempor berada? Waduk Sempor merupakan salah satu destinasi favorit bagi warga Kebumen dan sekitarnya. Waduk ini berlokasi di Desa Sempor, Kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen.
Namun seiring dengan berbagai kejadian geologi, laut Selat Muria berangsur-angsur menyusut. Salah satu periode penyusutan terjadi pada awal abad ke-13.
Pendangkalan Selat Muria disebabkan oleh sedimentasi dari Kali Jragung, Tuntang, Serang, Lusi, dan Juwana yang membawa material tanah dan batuan sehingga selat berubah menjadi daratan.
Telah lama hilang, namun jejak-jejak yang menjadi bukti keberadaan Selat Muria di masa lampau masih dapat dijumpai kini. Apa saja?
Selat Muria Era Majapahit
Dilansir dari kanal YouTube Keluarga Arif Com ID, pada abad ke-15 Selat Muria merupakan wilayah pasang surut.
Dalam sebuah teks bahasa Jawa Kuno tahun 1358 Masehi, terdapat surat perintah dari Raja Majapahit terhadap para prajuritnya untuk menyambangi sungai atau pantai di penjuru Pulau Jawa.
Dalam teks tersebut tercantum nama Demak dan Godong yang berada di pinggir pantai. Sekarang daerah Demak sudah menjadi wilayah daratan, begitu pula dengan wilayah Godong yang berada di sebelah tenggara Demak.
Bledug Kuwu yang Mengandung Garam
Di Desa Banjarejo, Kabupaten Grobogan, terdapat fosil-fosil purbakala berupa kerang. Penemuan itu membuktikan kalau dulu daerah Desa Banjarejo berada di pinggir laut.
Lalu di Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, terdapat fenomena alam yang dikenal dengan nama Bledug Kuwu. Dilansir dari kanal YouTube Keluarga Arif Com ID, Bledug Kuwu dulunya berada di dasar laut.
Setelah menyemburkan material vulkanik, lumpur dari Bledug Kuwu menyebar ke mana-mana dan berangsur-angsur menjadi sebuah daratan yang luas.
Kesimpulannya, Bledug Kuwu juga berperan membentuk daratan yang menyebabkan hilangnya Selat Muria.
Fakta uniknya lagi, lumpur yang menyembur di Bledug Kuwu ternyata mengandung garam walaupun lokasinya jauh dari laut.
Lumpur Pati
Pada tanggal 1 November 2014, di Dukuh Sari Mulyo, Desa Wotan, Pati, warga mengalami kesulitan air. Oleh karena itu warga kemudian membuat sumur bor.
Pada awalnya warga hanya mendapat lumpur dan air asin. Namun pada pengeboran ketiga di rumah Pak Sabar, keluar semburan lumpur dari dalam tanah. Semburan itu tingginya mencapai 20-25 meter.
Semburan itu keluar hingga dua hari lamanya. Warga pun panik. Tapi setelah dua hari berlalu, semburan lumpur berangsur-angsur reda dan menjadi air bening.
Dari penelitian yang dilakukan Badan Geologi Kementerian ESDM, lumpur itu menyembur disebabkan oleh dorongan gas metana atau gas rawa. Gas ini tercipta dari tumbuh-tumbuhan di rawa yang tertumuk oleh lapisan sedimen yang tebal. Karena tertimbun di bawah tanah, tumbuhan itu membusuk dan mengeluarkan gas metana.
Penelitian ini juga membuktikan kalau dulunya Desa Wotan merupakan kawasan rawa yang berada di pesisir utara Selat Muria. Namun material yang keluar berbeda dari material yang keluar dari Bledug Kuwu.
Fosil Laut di Situs Patiayam
Situs Patiayam yang berada di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, dulunya merupakan situs purba yang dulunya berada di bagian pulau yang terpisah dari Pulau Jawa. Di kawasan situs itu, terdapat sebuah bukit yang di sana ditemukan fosil-fosil purbakala.
Banyak fosil di sana yang ditemukan dalam kondisi utuh sampai 70 persen. Pada zaman dulu, Patiayam merupakan sebuah pulau kecil yang memisah dari Pulau Jawa maupun Pulau Muria. Di sana pula terdapat fosil moluska yang merupakan biota laut.