Melihat dari Dekat Bledug Anak Kesongo Blora, Terbentuk dari Tekanan Perut Bumi
Bukit lumpur itu sudah berkali-kali meletus dan menelan korban jiwa.
Bukit lumpur itu sudah berkali-kali meletus dan menelan korban jiwa.
Melihat dari Dekat Bledug Anak Kesongo Blora, Terbentuk dari Tekanan Perut Bumi
Di Desa Gabusan, Kecamatan Jati, Blora, terdapat sebuah fenomena alam berupa bukit kerucut yang ukurannya kecil.
Bahkan saking kecilnya, bukit itu tak layak menyandang predikat sebagai sebuah bukit. Bentuknya kecil, menjulang mungkin tak sampai 20 meter dari permukaan tanah.
-
Bagaimana Bledug Kuwu terbentuk? Dilansir dari kanal YouTube Keluarga Arif Com ID, Bledug Kuwu dulunya berada di dasar laut. Setelah menyemburkan material vulkanik, lumpur dari Bledug Kuwu menyebar ke mana-mana dan berangsur-angsur menjadi sebuah daratan yang luas.
-
Bagaimana proses Bledug Kramesan terbentuk? Bledug Kramesan merupakan salah satu mud volcano di Grobogan yang memiliki tinggi 25 meter dari permukaan tanah. Fenomena itu sudah terjadi sejak lama, dan sudah tercatat pada beberapa naskah kerajaan-kerajaan di Jawa.
-
Apa itu Bledug Kramesan? Bledug Kramesan merupakan salah satu mud volcano di Grobogan yang memiliki tinggi 25 meter dari permukaan tanah.
-
Mengapa Bledug Kramesan muncul? 'Batuan yang diendapkan pada zona ini setelah mengalami burial dan kompresi akan membentuk mud diapir yang terdiri atas material halus unconsolidated. Dimana material halus tersebut dapat lolos ke permukaan melalui rekahan-rekahan dan struktur geologi yang ada,'
-
Dimana Bledug Kramesan berada? Bledug Kramesan yang berada di Dusun Medang, Desa Sendangrejo, Kecamatan Ngaringan, Grobogan.
-
Dimana pusat gempa Bantul? Gempa bumi yang berpusat di Kabupaten Bantul menjadi sebuah alarm pengingat tentang keberadaan zona subduksi yang masih aktif di wilayah selatan Pulau Jawa.
Uniknya, gundukan tanah yang membentuk bukit kecil ini warnanya berbeda kontras dengan warna permukaan tanah di sekelilingnya.
Bila permukaan tanah sekeliling banyak ditumbuhi rumput maupun pohon kecil, permukaan tanah bukit itu kering kerontang, seperti danau yang mengering. Tak ada apapun yang tumbuh di permukaan bukit kecil ini.
Warnanya ada yang kuning ada pula yang abu-abu. Warga sekitar menyebut bukit kecil itu Bledug Anak Kesongo.
Sewaktu-waktu, Bledug Anak Kesongo bisa menumpahkan gas bercampur lumpur dari dalam perut bumi. Gas itu menyembur dari puncak bukit kemudian mengalir ke bawah melalui permukaan bukit.
Terkadang pula semburan lumpur begitu kuat membumbung tinggi, lalu jatuh kembali ke tanah dengan volume besar dan bisa mengubur apapun yang ada di bawahnya. Bahkan dulu pernah ada hewan ternak yang terkubur lumpur yang disemburkan dari bledug ini.
Lalu sebenarnya bagaimana fenomena alam itu terjadi? Berikut Dosen Teknik Geologi UGM, Salahudin Husein, Ph. D mengunjungi Bledug Anak Kesongo dan menjelaskan fenomena alam yang terjadi di sana.
Salahudin menjelaskan bahwa tanah yang menyusun bukit kecil itu merupakan sisa-sisa lumpur letusan yang pernah terjadi. Tanah yang berwarna abu-abu merupakan lumpur letusan yang paling baru.
“Lumpur yang paling muda ini sebenarnya terdiri dari beberapa aliran yang saling tumpang tindih. Kita lihat lidah-lidahnya (bekas aliran lumpur) ada yang menutup di atas lidah yang sebelumnya,” ungkap Salahudin dikutip dari kanal YouTube Geodwipa Teknika Nusantara.
Jika diambil, tanah itu masih relatif basah. Susunan tanah lumpur itu terdiri dari lempung dan tidak ada fragmen batuan lain.
Salahudin mengungkapkan, di bagian lapisan tanah terdalam dari Bledug Anak Kesongo, terdapat sebuah sesar yang mendorong lapisan tanah di atasnya untuk bergerak ke atas.
Pada titik tertentu, tekanan dari perut bumi keluar ke permukaan tanah sehingga terjadilah letusan atau luapan lumpur yang keluar dari puncak Bledug Anak Kesongo.
“Dari sampel-sampel yang kami kumpulkan di Bledug Kesongo, lumpur tersebut berasal dari formasi Tawun. Kita memang tidak bisa melihat jejak yang jelas, pipa jalur lumpur itu naik ke atas,: kata Salahudin.
Beberapa Kali Meletus
Dalam sejarahnya, Lumpur Kesongo sudah beberapa kali meletuskan gas bercampur lumpur. Pada 27 Agustus 2020, semburan lumpur Kesongo menelan setidaknya 17 ekor kerbau dan empat orang warga keracunan gas. Sedangkan yang terbaru pada 11-12 April 2023, semburan gas bercampur lumpur terjadi 12 kali dan menyebabkan satu warga meninggal dunia.