Salaman lewat hubungan dagang
Kongsi dagang dengan Israel ini resmi dibuka saat Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
"Mereka memulai sekitar tahun 1970-an melalui jasa seorang taipan Israel bernama Shaul Eisenberg yang juga berhasil membuka jalur perdagangan antara Israel dengan China," ujar mantan Petinggi Diplomat Israel untuk kawasan Asia Tenggara saat berbincang dengan merdeka.com pekan kemarin.
Dia meminta namanya untuk dirahasiakan sebagai sumber pemberitaan. Puncak kongsi dagang Indonesia dengan Israel terjadi 2008 hingga 2010. Nilai hampir USD 900 juta, dan USD 200 jutanya adalah nilai ekspor Indonesia ke Israel.
"Sejak itu perdagangan telah meningkat tinggi hingga mencapai hampir USD 900 juta pada tahun 2008. Sebesar 90 persen ekspor Indonesia ke Israel, sebagian besar komoditas termasuk batubara senilai USD 200 juta," katanya saat menjawab pertanyaan sejarah kapan tepatnya hubungan dagang Indonesia dengan Israel di mulai.
Meski tak memiliki hubungan diplomatik lantaran Israel masih menjajah Palestina. Indonesia sejatinya memang sudah 35 tahun menjalin mesra hubungan dagang dengan Israel hingga kini. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan hubungan dagang kedua negara memang nyata. Hubungan dagang itu dijalin dengan saling kirim komoditas kedua negara berupa barang-barang non-migas.
Neraca perdagangan Indonesia dengan Israel dalam kurun waktu 2010 hingga 2015 menunjukkan transaksi ekspor impor yang nilainya mencapai ribuan dolar. Sementara 2007 neraca perdagangan kedua negara mencapai USD 124.100 juta dan meningkat menjadi USD 116,4 juta pada 2008.
Pada tahun 2009, total perdagangan dua negara mencapai USD 91.613 juta dan kembali meningkat menjadi USD 117,5 juta pada 2010. Data tahun 2011 menunjukkan, total perdagangan Indonesia-Israel mencapai USD 69,6 juta.
Meski jumlahnya terus menurun hingga 2015, namun hubungan dagang itu masih berlangsung hingga kini. Sebagian besar komoditas ekspor Indonesia ialah mebel. Sedangkan Israel mengekspor teknologi tinggi, telekomunikasi, mesin dan agro-teknologi. Buat mengirim barang antar kedua negara, masing-masing menggunakan negara ketiga.
"Tidak ada masalah hukum di pihak Indonesia, tetapi sebagian besar barang mungkin masuk melalui negara ke tiga dan tidak datang langsung dari Israel," ujar sumber yang menjadi perantara hubungan dagang Indonesia-Israel ini.
Namun demikian dia menolak memberikan kontak pengusaha Israel yang berada di Jakarta. "Siapapun tak mau usahanya hancur, baik dari Indonesia maupun Israel," katanya.
Selain mengimpor teknologi tinggi, alat kesehatan dan telekomunikasi, Indonesia juga mengimpor mainan asal Israel. Dalam data resmi Badan Pusat Statistik, sepanjang 2013, Indonesia sudah mengimpor mainan asal Israel dengan total senilai USD 830. Impor mainan ini terus berlanjut pada Januari 2014 dengan nilai USD 358.
Kongsi dagang dengan Israel ini resmi dibuka saat Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Adalah Muhammad Jusuf Kalla, mantan Menteri Perdagangan era Presiden Gus Dur ini pernah mencabut larangan dagang dengan Israel. Pada saat menjabat dulu, JK sapaan akrab Jusuf Kalla yang kini menjadi wakil presiden mengeluarkan Surat Keputusan yang tertuang dalam surat bernomor 26/MPP/Kep/11/2000 tertanggal 1 Februari 2000.
Keluarnya surat ini mendapat tanggapan positif dari Israel yang kemudian juga diteruskan ketika era Menteri Perdagangan Luhut Binsar Panjaitan. "Satu-satunya bagian resmi yang pernah adalah sebuah dekrit yang menyatakan bahwa tidak ada pembatasan hukum untuk berdagang dengan Israel (Januari 2001)," tutur sang sumber.
Dikonfirmasi, juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Arrmanatha Christiawan Nasir tidak menjawab pertanyaan yang merdeka.com ajukan soal adanya hubungan dagang Indonesia-Israel. Melalui pesan layanan WhatsApp, Nasir ogah komentar. "Bukannya kamu hari ini libur," kata Nasir melalui pesan WhatsApp.
Sementara Plt Dirjen Perdagangan Kementerian Perdagangan (Kemendag) Karyato Suprih, mengaku tidak mengetahui hubungan dagang antara Indonesia dengan Israel. Dia malah meradang saat dikonfirmasi soal neraca perdagangan Indonesia dengan Israel dalam kurun waktu 2010 hingga 2015.
Menurut dia selama ini Kemendag belum mengeluarkan data soal neraca perdagangan. Sekalipun ada, kata Karyato, itu berasal dari Badan Pusat Statistik. "Kok anda maksa ya? Kemendag belum pernah mengeluarkan data neraca perdagangan dengan Israel, lagi pula meskipun saya dari Kemendag, neraca perdagangan itu tercatat di BPS, cukup ya," ujar Karyato melalui pesan WhatsApp.
"Ok, saya sudah jawab sesuai tugas saya, kalo anda punya data silakan dikonfirmasi dengan pihak yang mengeluarkan data atau ke sumber lain, dari awal sudah saya bilang tidak ada dalam tugas saya ngurus perdagangan dengan Israel, jadi saya tidak punya informasi yang anda tanyakan. Dengan demikian tidak ada kompetensi saya untuk menjawab pertanyaan anda".