Saya ingin Golkar bersatu
Seperti ada salah seorang yang ngomongnya mimpi basah, pokoknya pakai bahasa tidak edukatif, dia akan kena sanksi.
Sejak Agung Laksono disahkan sebagai pimpinan sah Partai Golongan Karya (Golkar) oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum HAM), gesekan antar para kader partai beringin itu makin memanas. Sebanyak 85 kader pendukung Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Bali langsung loncat ke kubu Agung.
Tentu, ini makin membuat panik kubu Aburizal Bakrie yang akrab disapa Ical. Maklum sebanyak 250 kadernya nangkring sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Beberapa anggota Dewan itu memilih tetap berada di Koalisi Merah Putih (KMP), koalisi partai eks pendukung Prabowo Subianto-Hatta Radjasa maju dalam pemilihan presiden tahun lalu.
Melihat banyak kader pendukung Ical loncat masuk menjadi pendukungnya, Agung pun senang. Dia melihat jika para kader itu sejalan dengan tujuan utama partai mendukung pemerintahan siapapun presidennya.
"Iya saya yakin karena teman-teman saya, kader Partai Golkar ini ya mungkin sama jalan pikirannya kita sama mengedepankan azas kebaikan legalitas formal," kata Agung Laksono saat ditemui di ruang kerjanya, Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Selasa malam kemarin.
Diapun berharap jika para kader kembali bersatu menjalankan amanat partai. Berikut petikan wawancara Agung Laksono kepada Muhammad Taufik dan Arbi Sumandoyo dari merdeka.com soal kisruh Partai Golkar.
Setelah Kemenkum HAM mengesahkan Anda sebagai ketua umum partai yang sah, apakah konflik Golkar ini masih terus berlanjut?
Saya berharap mereda. Hari ini saya dengar mereka mencabut gugatan di Jakarta Barat, lalu muncul di Jakarta Utara lagi. Saya berharap ini menjadi momentum untuk bersatu. Kalau Anda tanya apa program prioritasnya. Program saya adalah bersatu. Rekonsiliasi.
Apakah rekonsiliasi memungkinkan?
Mungkin tidak bisa 100 persen. Surat dari saya untuk meminta nama-nama berhari-hari tidak bersedia dijawab. Sudah lama akhirnya tidak mau mengirim nama. Ya sudah. Tapi saya sudah berusaha melaporkan ke pemerintah, melaporkan ke Mahkamah Partai. Namun syukur alhamdulillah secara pribadi dari pengurusan eks Bali banyak berdatangan. Ada 85 sampai 87 orang. Ada Pak Erlangga, ada Pak Yudin, ada Erwin Aksa, ada Chairul Azwar, ada banyak lah nama-nama yang muncul.
Setya Novanto juga ikut merapat?
Iya saya yakin karena teman-teman saya, kader Partai Golkar ini ya mungkin sama jalan pikirannya, kita sama mengedepankan azas kebaikan legalitas formal. Katakan lah daerah-daerah, bagaimanapun mereka, misal soal Pilkada di KPU itu menggunakan jalur normal. Akhirnya mereka mau menerima orang yang akan diusung bahkan dari partai yang sah. Dari mana? Dari Kemenkum HAM, bukan sahnya dari Kementerian Kesehatan, tapi dari Kementerian Hukum dan HAM. Jadi tidak bisa lari dari itu.
Sejauh ini apakah sudah ada komunikasi dengan Ical?
Saya sendiri belum, karena saya takut nanti belum sesuai hasil, karena ternyata dari mulai mediasi juga tidak berhasil. Semua dijawab tunggu pengadilan. Saya juga menghubungi ketua umum Pak Cicip, Pak Hidayat, mereka semua mengapresiasi langkah ini. Tidak bisa itu ada deal sebelum pengadilan. Tapi ini alhamdulillah tidak semuanya dari 250-an, sudah 85 orang. Saya yakin lambat laun, semakin ke sana semakin banyak dan itu melihat realitas politiknya.
Apa antisipasi anda menghadapi gugatan lainnya di pengadilan, mengingat prosesnya begitu panjang?
Ya kami harus siap. Yang penting sekarang adalah pengesahan pengurus. Dengan ini kita sudah bisa bergerak ke mana-mana. Saya tinggal nunggu itu saja. Saya juga yakinkan pengurus-pengurus di daerah, kalau dua hari selesai bahwa pemerintah itu sudah memutuskan bahwa hasil kepengurusan Munas di Ancol itu yang disahkan. Hanya disebut yang dipimpin saudara Agung Laksono hanya jajaran ke bawahnya ditunggu, tadi pagi sudah saya serahkan. Sudah selesai.
Bukan kah nantinya ini akan sulit di DPR?
Kalau agak sulit mungkin. Tapi saya tidak berani, tidak bisa ditembus. Bisa.
Bagaimana dengan kader-kader membelot, apakah ada pemecatan?
Saya tidak akan memecat. Ya sekali, dua kali, tiga kali kalau sudah kelewatan banget, ya seperti ada salah seorang yang ngomongnya mimpi basah, pokoknya pakai bahasa yang tidak edukatif, dia akan kena sanksi di Mahkamah Kehormatan Dewan.
Bagaimana cara menertibkannya?
Kalau sudah kelewatan banget ya bisa saja di-PAW kan. Saya juga punya alasan jika sudah mengganggu. Paling-paling mutasi-mutasi biasa. Perubahan-perubahan itu akan kami lakukan. Bukan didepak keluar tapi digeser sini, geser situ.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Siapa yang diusung oleh Partai Golkar sebagai Cawapres? Partai Golkar resmi mengusung Gibran Rakabuming sebagai Cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
-
Apa yang diklaim Airlangga sebagai pencapaian Partai Golkar? "Dengan demikian Partai Golkar mengalami kenaikan dan dengan Partai Golkar mengalami kenaikan, Partai Golkar juga yang mendukung Pak Prabowo dan Mas Gibran bisa berkontribusi kepada kemenangan Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka," tutup Airlangga.
-
Siapa yang menyampaikan keinginan aklamasi untuk Airlangga Hartarto dalam memimpin Golkar? Untuk informasi, kabar adanya keinginan aklamasi dari DPD I dalam penunjukkan Airlangga kembali memimpin Partai Golkar disampaikan Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Lodewijk F. Paulus.
-
Bagaimana Golkar merespon wacana Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta? Golkar merespons wacana Ridwan Kamil bersedia maju di Pilkada DKI Jakarta karena berasumsi eks Gubernur Jakarta Anies Baswedan tidak akan maju lagi sebagai calon gubernur. Saat itu, Anies merupakan capres yang berkontestasi di Pilpres 2024. Oleh karena itu, Golkar memberikan penugasan kepada Ridwan Kamil untuk maju di Jakarta dan Jawa Barat.
Baca juga:
Kami tulus mendukung Jokowi
Kami mendukung Jokowi tapi tidak membabi buta
Golkar harus banyak berbenah
Golkar lebih berpengalaman ikut dalam pemerintahan