Sukses karena komitmen pada hobi
Komitmen dan kecintaannya pada hobi menggambar dan animasi, adalah bentuk kejujuran dari suara hatinya.
Pada akhir pekan lalu, selama dua hari Gelora Bung Karno diramaikan oleh orang-orang dengan pakaian yang aneh-aneh. Ada yang pakai kostum Batman, Superman, The Avengers, Thor, dan lain-lain. Bukan hanya dari nusantara, tapi juga dari mancanegara ikut.
Sekitar belasan ribu orang tumplek blek di Kolam Renang komplek GBK. Mereka bersuka cita dengan memakai kostum (kostumasa/costplayer). Ada 1.500 peserta kostumasa dan 836 karya animasi digelar. Rekor prestasi yang sangat membanggakan. Bukan hanya peserta dari Indonesia, tapi juga dari Jepang dan Korea ikut.
Itulah acara HelloFest yang terbesar sepanjang sejarah. Biasanya cuma sehari kali ini digelar dua hari berturut-turut. Acara ini tempat berkumpulnya para komunitas animasi yang digagas oleh Wahyu Aditya. Dia didukung Kieran Argo dan Jun Awazu. Kieran Argo adalah managing director di Ecounters Film Festival, London. Sementara Jun Awazu merupakan animator terkenal yang diboyong langsung dari Jepang.
Selain itu animator ternama, Makoto Shinkai memamerkan karya terbarunya di HelloFest ke-9 ini. Di acara ini, para animator, komikus, dan para penggila karakter animasi, kumpul bersama. Mereka bertemu, diskusi, berlomba, dan sebagainya.
Wahyu Aditya adalah anak muda yang baru 30-an. Di dalam dirinya, dia cuma ada satu kamus: menggambar. Ibu dari segala kegiatannya adalah yang berhubungan dengan menggambar dan kesenian.
Dilahirkan dari keluarga dokter, cita-citanya sejak kecil menggambar. Pelajaran yang paling favorit, menggambar dan jam kosong. Mengetahui bakat anaknya menggambar, orangtua Wadit — panggilan Wahyu Aditya — menyekolahkannya di kampus animasi di Australia.
Sepulang dari Australia, dia bekerja di TransTV bagian produksi animasi. Dia pun keluar bikin usaha animasi, tapi gagal. Dia buat toko kaos, kembali gagal. Tapi Wadit tak menyerah dan tak beringsut dari animasi. Kemudian, dia membuat sekolahan animasi. Barulah usahanya ini jalan. Siswa terus mengalir dari tahun ke tahun.
Sukses dengan sekolah animasi, Wadit pun membuat ekosistem yang mendukung bisnis sekolah animasinya. Dia membuat usaha production house khusus animasi. Lalu, karya-karya yang mulai banyak dia kumpulkan, dan dia membuat expo animasi yang diberi nama HelloFest. Sekarang ditambah bisnis Distro, yang dulu tutup dihidupkan lagi dengan mengubah model bisnis. Kali ini dengan melibatkan desainer kaos amatiran dengan sistem bagi hasil. Kaos ini di bawah Kementerian Desain Republik Indonesia (KDRI), kementerian tanpa menteri.
Ketika British Council menggelar lomba Youth Entrepreneur tingkat dunia, yaitu lomba konsep bisnis internasional, karya Wadit mengalahkan peserta seluruh dunia. Wadit juara dunia dengan konsep ekosistem animasi dan berhak mendapatkan hadiah puluhan ribu poundsterling.
Sukses inilah yang membuat Wadit semakin berani melangkah. Bendera utamanya adalah HelloFest, sebuah event yang sudah kami sebut di atas. Apakah dia dengan mudah menjalankan acara HelloFest, ternyata tidak.
Sebelumnya, konsep HelloFest ini ditolak banyak orang karena dianggap tidak masuk akal dan tidak menarik. Dengan modal seadanya, Wadit akhirnya nekad menggelar sendiri acara HelloFest ini mulai di tingkat RW, lantas kelurahan. Dia mulai menggelar di halaman kantor PDIP Tebet, Jakarta. Sukses di Tebet, dia mulai melangkah tingkat Ibukota, sponsor pun mulai ada yang mau. Kemudian melangkah ke tingkat nasional, dan sekarang HelloFest bisa dikata sudah level Asia. Sebab peserta dari manca negara terutama Jepang, Thailand, Korea juga ada.
Ia mulai mendapat sponsor pada tahun kelima pelaksanaan. Uniknya, ketika itu ada dua sponsor yang mau mendukung. Satu sponsor duitnya banyak, satu sponsor duitnya terbatas. Tapi, Wadit memilih sponsor kedua. Alasannya, karena sponsor pertama mau banyak ngatur dan minta macam-macam. "Saya tidak mau demi uang semata tapi mengorbankan ide yang ada di kepala saya. Semua yang saya lakukan, adalah ide saya, passion saya, yang bertanggung jawab baik buruknya ya saya," kata Wadit suatu ketika.
Dia benar. Dengan hobi yang digelutinya. Dengan keyakinannya dan ketekunannya, HelloFest yang menjadi besutannya kini bukan lagi kegiatan level RT tapi sudah mendunia. Dia sering mendapat undangan sebagai ahli atau tokoh animasi indonesia. HelloFest saat ini tidak lagi mengejar sponsor, tapi justru diburu para sponsor.
Wadit menyampaikan, bahwa upayanya tidak bisa dilihat hari ini. Dia jatuh bangun untuk menggelar itu, dengan cara apapun. Dari tidak punya cukup duit sampai utang dan menjual kendaraan bahkan menggadaikan rumah. Semua dilakukan demi ambisinya, menggairahkan animasi di negeri ini.
Dalam sebuah kesempatan, dia berkata bahwa kunci sukses HelloMotion dan semua kegiatannya dia saat ini, karena dia setia dengan hobinya, menggambar animasi dan komik. "Ikuti hobimu, arahkan ke hal yang positif, yakini bahwa itu bisa mengubah hidupmu, tetap berkreasi (kreatif), dan jangan menyerah," katanya suatu ketika.
Kreativitas seorang Wadit memang tak pernah henti, kemudian dia membukukan semua pengalamannya dalam buku berjudul "Sila Keenam: Kreatif Sampai Mati". Dan, tahukah Anda apa cita-cita Wadit? "Saya ingin meng-Indonesia-kan animasi dan meng-animasi-kan Indonesia."
Komitmen dan kecintaannya pada hobi menggambar dan animasi, adalah bentuk kejujuran dari suara hatinya. Kini, Wadit menjadi panutan animator tanah air. Anda pun bisa sukses dengan hobi Anda.**
Penulis adalah COO merdeka.com dan Kapanlagi Grup, penggerak komunitas konten KlikIndonesia dan Sekjen APJII.