Upah dan makanan mewah bagi mereka yang lelah
Makanan mewah dan upah lelah menemani Ahok. Kardus berisi makanan cepat saji McDonald's dan Kentucky Fried Chicken (KFC) diturunkan dari mobil. Ada pula yang memberi mereka uang. itu diberikan jelang malam hari, saat mereka sudah lelah setelah seharian menggelar aksi di depan mako Brimob.
Jumat (12/5) kemarin menjadi malam keempat bagi segelintir orang berpakaian kotak-kotak, menginap di depan markas komando (Mako) Brimob, Kelapa Dua, Depok. Mereka mulai terbiasa tidur beratapkan langit. Beruntung angin malam itu tidak terlalu dingin menusuk tulang. Mereka tak lagi menghiraukan kendaraan yang lalu lalang.
Malam menunjukkan pukul 20.49 WIB, belasan pendukung Gubernur DKI Jakarta non-aktif Basuki Tjahaja Purnama beristirahat di depan Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB) Gideon, yang bersebelahan dengan Mako Brimob. Cahaya lilin yang dibiarkan menyala, menyinari wajah lelah mereka yang tak bisa disembunyikan. Kemeja kotak-kotak mulai lusuh, masih menempel di badan. Sebagian di antara mereka duduk di halte mako Brimob.
-
Bagaimana Ahok terlihat dalam fotonya saat kuliah? Tampak pada foto, Ahok tengah bergaya bersama teman-temannya saat awal masa kuliah di Trisakti.
-
Kenapa Ahok merasa prihatin dengan nasib generasi muda? Ahok pun merasa prihatin dengan nasib generasi muda di masa mendatang.
-
Di mana Ahok menghabiskan masa kecilnya? Masa kecil Ahok sendiri dihabiskan di Desa Gantung, Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur.
-
Apa yang dirayakan oleh Ahok dan Puput? Ahok dan Puput merayakan ulang tahun putri mereka dengan acara yang sederhana, namun dekorasi berwarna pink berhasil menciptakan atmosfer yang penuh semangat.
-
Bagaimana Ahok memulai karier politiknya? Ia memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta setelah terpilih pada tahun 2004.
-
Apa yang ingin ditampilkan film tentang Ahok? Dalam cerita ini, kita akan melihat bagaimana Ahok menjadi sosok yang kita kenal sekarang dan hubungannya dengan ayahnya, Kim Nam, seorang pengusaha tambang di Belitung Timur.
Tak berselang lama, seorang laki-laki berkaos putih datang menghampiri mereka. Dia memberikan selembar uang, masing-masing mendapat jatah Rp 20.000. Tangannya menggenggam formulir bergambar lambang penguasa. Dia tak lama berada di sana, dan berlalu begitu saja setelah urusannya selesai.
Jarum jam terus berputar, sekitar pukul 21.30 WIB mobil Toyota Avanza berwarna abu-abu berhenti di depan mereka. Pria berbaju kotak-kotak menghampiri. Mobil itu lalu memutar arah ke seberang mereka. Mobil tersebut kemudian berhenti di samping tenda pecel lele yang berada di seberang Mako Brimob. Dua orang turun dari mobil. Mereka berbincang singkat.
"Yang di Pengadilan (Pengadilan Tinggi DKI) gimana? Sudah pada bubar ya?" tanya pendukung Ahok kepada pria yang membawa mobil.
"Mungkin mereka habis di sana," jawab pria itu.
Lalu mereka membuka pintu belakang mobil. Beberapa kardus merek air mineral dikeluarkan. Mereka yang semula merebahkan tubuh, bangkit membantu menurunkan kardus dari mobil. Setelah itu mereka berfoto dengan dua orang yang mengendarai mobil. Setelah tugas selesai, mobil bergegas meninggalkan mereka. Kardus-kardus itu diangkut ke teras koperasi simpan pinjam Graha Artamas yang berada tepat di seberang gereja Gideon.
Malam semakin larut, lilin-lilin mulai padam. Dua orang pendukung Ahok hilir mudik ke gerbang gereja. Di sudut lain, wanita paruh baya mengambil sobekan kardus sekadar untuk alas duduk. Ada juga laki-laki yang membawa dua kantung plastik besar hitam. Lalu mereka kembali ke teras koperasi simpan pinjam itu.
Beberapa orang terlihat terlelap tak kuasa menahan kantuk dan lelah. Sebagian lainnya masih terjaga. Kardus pemberian pun dibuka. Isinya makanan siap saji, McDonald's dan Kentucky Fried Chicken (KFC). Sambil berbincang, perut mereka isi. Di antara mereka, ada yang berlogat Sulawesi. Tidak semua dari mereka menyantap makanan siap saji itu. Ada yang memilih memesan Pecel Lele di seberang tempat mereka bermalam.
"Bu, Lele ya satu. Lelenya goreng kering" pinta seorang pria.
Seorang wanita berpakaian muslim datang menghampiri mereka yang beristirahat di teras koperasi. Dia berbaur dan berbincang dengan mereka. Kepulan asap rokok menutupi wajah mereka.
Pintu gerbang koparesi simpan pinjam ditutup tepat pukul 00.00 WIB. Satu per satu mulai mengambil posisi yang nyaman untuk memejamkan mata. Hanya dua orang yang masih terjaga sambil berbincang. Suasana jalan di sekitar Mako Brimob semakin sepi. Lalu lalang kendaraan berkurang, dan hanya segelintir pedagang masih bertahan karena kulakannya belum habis terjual.
Bagi mereka yang menginap dan menemani Ahok di Mako Brimob, tidak mempedulikan dari mana asal muasal makanan dan uang yang diberikan. Kalau ada yang sukarela memberi, mereka senang hati menerima. Contohnya Yudo. Diakuinya, kadang ada saja orang yang memberi mereka uang dan makanan. Namun dia tidak menyebutkan secara detil sosok yang memberinya uang.
"Kalau pendanaan ini dari pengusaha-besar besar biasanya," ucapnya.
"Tapi Kalau masalah uang enggak usah dibahaslah, ada saja yang ngasih dari simpatisan. Saya sendiri juga dari kantong saya sendiri pernah, terus dari orang-orang yang lewat pernah. Saya ini punya kos-kosan keluarga, 60 pintu mas," sambung Yudo.
Merdeka.com mencoba mencari tahu asal muasal makanan dan uang itu kepada salah satu perwakilan temanAhok. Namun telepon dan pesan singkat yang dikirim tidak direspons.
Baca juga:
Amien Rais sarankan pendukung Ahok hentikan demo dan move on
Djarot jenguk Ahok di Mako Brimob
Curhat pada Djarot, Ahok ikhlas jalani hidup di balik jeruji besi
Selama satu jam Djarot jenguk Ahok di Mako Brimob
Upah dan makanan mewah bagi mereka yang lelah
Begini kehidupan Veronica Tan usai Ahok dapat ancaman pembunuhan