AI Ini Diklaim Solusi Tepat Identifikasi Potensi Diri 47 Juta Pelajar Indonesia
ESQ (ACT Consulting International) melakukan peluncuran AI Talent Management System dengan menggandeng Lintasarta dan Indosat Ooredoo Hutchison, NVIDIA.
ESQ (ACT Consulting International) melakukan peluncuran AI Talent Management System dengan menggandeng Lintasarta dan Indosat Ooredoo Hutchison, NVIDIA. Sebuah teknologi AI yang inovatif ini memungkinkan solusi yang cepat, tepat, akurat, dan hemat biaya untuk mengidentifikasi kekuatan atau potensi diri 47 juta pelajar Indonesia.
"Ini menggabungkan kerangka manajemen talenta holistik dari ESQ dengan teknologi canggih sovereign artificial intelligence NVIDIA milik Lintasarta, menjadi yang pertama dan satu-satunya di Asia untuk menjamin keandalan dan keamanan solusi AI berbasis talenta," ujar CEO ESQ Corp & Founder UAG University, Ary Ginanjar Agustian dalam keterangannya kepada media di Jakarta, Kamis, (14/11/2024).
- Bantu Nakes, RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Bekasi Gunakan AI Talent Management
- IBM Indonesia Ungkap Tren AI 2025, Salah Satunya Mesin yang Bekerja Otomatis
- Survei Jobstreet: 72 Persen Pekerja di Indonesia Tertarik Gunakan Teknologi AI
- AI Bisa Lebih Licik dari Manusia, Ini Daftar Kebohongan yang Pernah Dilakukan
Diketahui, di AI Talent Management juga bisa mengetahui penempatan talenta, dalam artian memberikan wawasan yang tepat dan personal mengenai potensi individu, memastikan bahwa talenta yang tepat ditempatkan pada peran yang sesuai.
Kata Ary Ginanjar, yang sudah 24 tahun konsen dalam pengembangan sumberdaya manusia di Indonesia ini, ditemukan informasi bahwa Indonesia kini menghadapi tantangan dalam hal sumber daya manusia.
"Ada informasi dari beragam sumber mengenai jumlah pelajar di Indonesia tahun ajaran 2023-2024, yakni SD : 24 juta orang, SMP : 9,9 juta orang, SMA : 10,3 juta orang, dan Universitas: 9.3 juta orang,” tutunya.
“Dan kabarnya, Indonesia memiliki sekitar 47 juta siswa, dari tingkat dasar hingga universitas. Namun yang jadi tantangannya adalah 87% mahasiswa kami yakin bahwa mereka telah memilih jurusan yang salah,” imbuhnya.
Menurut Ary Ginanjar, hal ini berdampak terhadap tidak sesuai dengan passion dan pekerjaan mereka. Sehingga mereka merasa stres dan frustasi. Idealnya, para ahli harus membimbing semua siswa untuk menemukan kekuatan dan potensi mereka.
"Namun konsultasi untuk menemukan talenta tersebut akan memakan waktu dan uang,” jelasnya.
Sebagai informasi, AI Talent Management yang ditemukan 24 tahun yang lalu oleh Ary Ginanjar Agustian menggunakan tools TalentDNA bisa mengidentifikasi talenta berbasis data yang real time, kecocokan job fit berdasarkan talenta, dan akurasi dalam mengukur culture fit. Sehingga dengan mengetahui Talent Fit, Job Fit dan Culture Fit tersebut, ESQ berharap bisa melahirkan SDM yang 3 E (Ease, Enjoy, Excellent) dalam kehidupannya.