Apakah kendaraan listrik buatan Indonesia akan mengaspal di benua Afrika?
Indonesia sudah memiliki berbagai kerja sama dengan negara-negara di Afrika.
Luhut Mengincar Afrika Sebagai Pasar Kendaraan Listrik Buatan Indonesia
Tidak hanya itu, Indonesia telah menyiapkan pasar ekspor untuk komponen kendaraan listrik sambil membangun ekosistem kendaraan listrik yang mencakup seluruh rantai produksi, dari awal hingga akhir.
Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, mengungkapkan bahwa Indonesia sedang mengincar pasar baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di benua Afrika.
- Merek Kendaraan Listrik Ini Berani Klaim sebagai Mobil Asli Indonesia
- Indonesia diharapkan dapat menjadi penghasil kendaraan listrik
- Masalah utama kendaraan listrik di Indonesia masih terkait dengan infrastruktur.
- Indonesia Bakal Punya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di 2032, Lokasinya di Bangka Belitung
Luhut mengatakan bahwa ia sempat berkunjung ke Afrika untuk menjalin komunikasi terkait industri kendaraan listrik dalam rangka membangun kerja sama. Menurut Luhut, mereka melihat Indonesia sebagai negara yang dapat memberikan bantuan terkait kendaraan listrik.
Selain itu, dalam Indonesia-Africa Forum yang akan diadakan pada bulan September mendatang, Luhut berencana untuk membahas lebih detail mengenai kerja sama di bidang EV dengan negara-negara Afrika.
Dia mengungkapkan bahwa mereka akan dengan senang hati bekerja sama dengan Kenya dan Afrika Selatan. Luhut juga menyebut bahwa Indonesia telah memiliki berbagai kerja sama dengan negara-negara di Afrika, seperti kerja sama Pertamina dengan Kenya dan potensi kerja sama listrik dengan PLN.
Kobalt memiliki potensi yang besar
Menurut Agus Tjahajana Wirakusumah, Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bidang Percepatan Pengembangan Industri Sektor ESDM, potensi kobalt di Afrika lebih unggul daripada di Indonesia.
Meskipun persediaan kobalt kita tidak sebanyak di Afrika, hal ini disebabkan karena kobalt kita terikat dengan nikel
Agus berkata.
Menurut Agus, kerja sama dengan negara-negara Afrika dalam menyasar pasar baterai EV juga dapat memanfaatkan potensi kobalt yang ada di sana, oleh karena itu.