ASEAN Diperkirakan Akan Menjadi Pusat Inovasi Baterai untuk Kendaraan Listrik Global
Reynaldy Istanto, Direktur Hubungan Kelembagaan IBC, ASEAN memiliki potensi besar dalam pasokan bahan baku baterai
Pusat Inovasi Baterai untuk Kendaraan Listrik Global
Indonesia Battery Corporation (IBC) tetap terlibat secara aktif dalam pengembangan industri baterai di kawasan ASEAN dengan menjalin kerja sama pada Konferensi Teknologi Baterai dan Kendaraan Listrik ASEAN yang kedua, yang akan diadakan di Singapura pada tanggal 21-23 Agustus 2024.
- IBC dan CATL Bentuk Perusahaan Patungan, Perkuat Posisi RI di Rantai Pasok Global Kendaraan Listrik
- Pabrik Baterai Hyundai di Indonesia Belum Bisa Suplai ke Merek Lain, Ini Alasannya
- Ini Sebenarnya Kunggulan Indonesia yang Berpotensi Jadi Pemain Kunci Ekosistem Baterai Global
- Resmi, Hyundai Mulai Memproduksi Baterai Kendaraan Listrik di Karawang
Tujuan dari acara ini adalah untuk memperkuat peran kawasan dalam mendukung tren meningkatnya penggunaan kendaraan listrik (EV), yang juga mendorong produksi baterai EV.
Reynaldy Istanto, Direktur Hubungan Kelembagaan IBC, menyatakan bahwa ASEAN memiliki potensi besar dalam penyediaan bahan baku baterai, termasuk nikel, bauksit, dan timah.
"Melalui kerjasama yang solid, wilayah ini berpotensi menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dan inovasi teknologi yang mendukung transisi global menuju energi berkelanjutan," ujarnya pada Senin (26/8/2024). IBC didirikan pada tahun 2021 sebagai upaya Indonesia untuk memperkuat posisinya dalam industri baterai global.
Perusahaan ini mengutamakan pengolahan hilir bahan baku baterai, terutama nikel, dan memiliki rencana untuk mengembangkan ke material lain seperti mangan dan kobalt. IBC bertujuan untuk menjadi salah satu pemain kunci dalam ekosistem kendaraan listrik dan baterai pada tahun 2030.
Untuk mencapai visi tersebut, IBC telah menjalin kerjasama dengan mitra global dan siap untuk berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan di kawasan ASEAN.
MIND ID bekerja sama dengan IBC
PT Mineral Industri Indonesia, yang dikenal sebagai MIND ID, menegaskan tekadnya untuk terus berkomitmen dalam mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik di tanah air.
Melalui PT Indonesia Battery Corporation (IBC), holding BUMN pertambangan ini mendorong penguatan nilai tambah dari potensi kekayaan mineral khususnya pada sektor hilir berupa produksi baterai dan kendaraan listrik.
IBC merupakan konsorsium empat perusahaan BUMN. Dua di antaranya berasal dari anggota MIND ID yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).
Iklan Jika Anda Menghadapi Tantangan Vitalitas. Bacalah Ini Segera! IBC diharapkan mampu memimpin dalam pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik (EV) yang berskala internasional. Melalui perusahaan ini, Indonesia ditargetkan menjadi produsen utama baterai dan EV di Asia Tenggara.
Sejalan dengan tujuan tersebut, IBC telah melakukan berbagai kolaborasi strategis dengan mitra lokal maupun perusahaan global untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik.
Baru-baru ini, IBC dan PT Elnusa Tbk (ELSA) telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV).
Dengan dukungan dari konsorsium, Elnusa berencana untuk membangun sistem pertukaran baterai di Gedung Graha Elnusa.
Selain Nikel, Sekretaris Perusahaan MIND ID, Heri Yusuf, menjelaskan bahwa penyediaan bahan baku yang dikelola oleh anggota Grup MIND ID tidak hanya terbatas pada nikel, tetapi juga mencakup aluminium dan tembaga.
Menurut Heri, kolaborasi yang dilakukan MIND ID dengan berbagai pemangku kepentingan akan mempercepat pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV).
"Sebagai induk perusahaan di sektor pertambangan, MIND ID tentu mendukung upaya percepatan ekosistem EV di Indonesia," kata Heri.