Bisnis Otomotif Astra Turun 70 Persen, Untung Penjualan Mobilnya Naik di Kuartal III
Dalam laporan keuangan Astra pper kuartal III tahun ini, laba bersih segmen otomotif Astra Grup turun 70 persen menjadi Rp 1,8 triliun. Ini mencerminkan penurunan volume penjualan yang signifikan.
Buruknya bisnis otomotif Indonesia tahun ini tercermin dari kinerja bisnis otomotif PT Astra International Tbk, yang menguasai lebih dari separuh bisnis otomotif nasional. Pandemi Covid-19 jadi biang keroknya.
Dalam laporan keuangan Astra pper kuartal III tahun ini, laba bersih segmen otomotif Astra Grup turun 70 persen menjadi Rp 1,8 triliun. Ini mencerminkan penurunan volume penjualan yang signifikan.
-
Bagaimana proses pengecatan mobil di pabrik PT Astra Daihatsu Motor? Pabrik PT Astra Daihatsu Motor (ADM) untuk pengecatan menggunakan standar manufaktur: Heat Polymerization, proses pengecatan dengan proses dipanaskan dengan suhu minimal 140 derajat celcius. Proses pengecetan manufaktur ADM 4 tahap: cleaning/pembersihan bodi, pelapisan antikarat, surfacer & sealing dengan lapisan terakhir adalah top coating.
-
Bagaimana Toyota dan Astra berhasil menjalin kerjasama? Dan dibantu lobi Soedjomo Hoemardani, asisten pribadi Presiden Soeharto, jadilah Toyota memilih Astra sebagai mitra di Indonesia (hlm 76).
-
Bagaimana PT Astra Agro Lestari Tbk mengembangkan industri perkebunan di Indonesia? Astra Agro Lestari Tbk (Perseroan) mulai mengembangkan industri perkebunan di Indonesia sejak lebih dari 30 tahun yang lalu.
-
Mengapa Toyota memilih Astra sebagai mitra di Indonesia? Toyota tidak pernah benar-benar memintai Astra, tetapi mereka menghendaki mitra dagang yang aman secara politis. Mereka memandang Astra, namun sesungguhnya mereka lihat adalah pemerintah (RI).
-
Kapan Toyota dan Astra mendirikan perusahaan patungan? Akhirnya Astra berjodoh dengan Toyota, yang dirayakan mendirikan perusahaan patungan: PT Toyota Astra Motor pada 12 April 1971 dengan kepemilikan saham Astra 51%.
-
Apa itu Honda Astrea? Honda Astrea, yang telah menjadi merek legendaris dan sangat populer di Indonesia.
"Segmen otomotif grup kembali mencatat keuntungan pada kuartal III, setelah mengalami kerugian bersih pada kuartal II akibat kenaikan penjualan menyusul pelonggaran penerapan langkah-langkah penanggulangan pandemi, yang menyebabkan penutupan sementara pabrik dan diler di kuartal II," demikian bunyi siaran pers pada Merdeka.com, kemarin.
Siaran pers Astra Grup juga memaparkan kondisi penjualan produk otomotifnya yang mengelola merek Toyota, Daihatsu, Isuzu, Peugeot, dan UD Trucks.
Penjualan Mobil dan Motor
Misalnya, penjualan mobil Astra Grup turun 51 persen menjadi 192.400 unit per kuartal III tahun ini dibanding periode sama tahun lalu. Meski penjualannya turun, pangsa pasar Astra stabil di level 52 persen.
Sementara pasar mobil nasional turun 51 persen menjadi 372.000 unit.
Menariknya, di kuartal III, penjualan mobil Astra meningkat menjadi 53.000 unit, dari 9.700 unit di kuartal II. Kenaikannya sekitar lima kali lipat.
Ada 13 model baru dan 15 model revamped diluncurkan di sembilan bulan pertama tahun ini.
Di bisnis sepeda motor, penjualan Honda drop 38 persen menjadi 2,3 juta unit. Namun, di kuartal III penjualan sepeda motor Astra naik menjadi 849.000 unit, dari 244.000 unit di kuartal II.
Ada 4 model baru dan 9 model revamped diluncurkan. Sementara penjualan sepeda motor nasional turun 42 persen menjadi 2,9 juta unit.
Bisnis Komponen Otomotif Negatif
©2019 flokloker.com
Sekarang di bisnis komponen otomotif grup dengan kepemilikan 80 persen, PT Astra Otoparts Tbk (AOP). Perseroan mencatat rugi bersih Rp 243 miliar dibandingkan laba bersih Rp 512 miliar di periode sama tahun lalu.
Ini disebabkan penurunan pendapatan dari segmen pabrikan atau original equipment manufacturer (OEM), pasar suku cadang pengganti (REM/replacement market), dan segmen ekspor.
Laba Bersih Astra Grup Anjlok
Secara umum, pendapatan bersih konsolidasian Astra Grup per kuartal III sebesar Rp 130,3 triliun, turun 26 persen dari periode sama tahun lalu. Laba bersih, setelah memasukkan keuntungan penjualan saham Bank Permata, jadi menurun 12 persen secara tahunan.
Bila tanpa memasukkan keuntungan dari penjualan tersebut, laba bersih grup menurun 49 persen menjadi Rp 8,2 triliun, terutama karena penurunan kinerja divisi otomotif, alat berat dan pertambangan, dan jasa keuangan.