DFSK Jadi Mitra Strategis PLN di Program Mobil Listrik Berbasis Baterai
Pabrikan otomotif asal China, DFSK, dan PT PLN (persero) meneken nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) untuk percepatan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai untuk transportasi jalan dan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Ada 19 pabrikan lain yang terlibat di kerja sama ini.
Pabrikan otomotif asal China, DFSK, dan PT PLN (persero) meneken nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) untuk percepatan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai untuk transportasi jalan dan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
Kerja sama ini melanjuti penerbitan Peraturan Presiden No 55 tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) pada Agustus lalu.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi energi di Indonesia? Dalam 2 tahun terakhir, PLN telah menjalankan berbagai upaya transisi energi. Di antaranya adalah membatalkan rencana pembangunan 13,3 Gigawatt (GW) pembangkit batubara, mengganti 1,1 GW pembangkit batubara dengan EBT, serta menetapkan 51,6% penambahan pembangkit berbasis EBT.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi ke kendaraan listrik? PLN siap mendukung upaya pemerintah dalam mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Pengguna EV tidak perlu risau, sebab infrastruktur telah dibangun lebih merata. Apalagi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) telah siap, mudah dan nyaman digunakan.
-
Bagaimana peran Indonesia dalam rantai pasokan baterai kendaraan listrik global? Indonesia dapat terus memperkuat perannya sebagai pemain kunci dalam rantai pasokan baterai EV global, tidak hanya memenuhi permintaan domestik tetapi juga kontribusi signifikan dalam memenuhi kebutuhan global akan nikel berkualitas tinggi.
-
Apa yang menjadi pemicu semangat Jakarta Electric PLN untuk bangkit? Ketertinggalan menjadi sesuatu yang memacu semangat. Hal inilah yang berhasil dibuktikan oleh Jakarta Electric PLN yang berhasil comeback atas Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia.
-
Kapan PLN mulai mendukung ekosistem kendaraan listrik? PT PLN (Persero) berkomitmen untuk terus mendukung ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) yang berkembang pesat di Indonesia.
-
Apa strategi PLN dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia? Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo memaparkan strategi perseroan dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA/ Hydropower) di tanah air."Sebagai negara kepulauan, Indonesia menyimpan beragam sumber energi baru terbarukan. Khusus energi air, sebagai salah satu sumber energi terbesar, Air memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan hingga mencapai 95 GW, namun baru dimanfaatkan hanya sebesar 5,8 GW," papar Darmawan.
“DFSK sebagai salah satu perusahaan bisnis di Indonesia memiliki visi dan misi untuk mendukung kebijakan pemerintah Indonesia terkait kendaraan listrik. Kami secara positif mempelajari pasar kendaraan listrik dan mempersiapkan produk, serta teknologi sebagai salah satu bagian dari sistem biologi kendaraan listrik untuk mendukung percepatan program kendaraan listrik di Indonesia. Kami ingin berkontribusi positif terhadap perkembangan otomotif di Tanah Air dengan menghadirkan kendaraan berkualitas tinggi, serta memberikan manfaat di masa depan,” kata Alexander Barus, CEO PT Sokonindo Automobile, dalam rilisnya, kemarin.
Acara penandatanganan MoU tersebut dilakukan oleh Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani yang dihadiri oleh CEO 20 mitra perusahaan lainnya di BPPT, Jakarta Pusat, pekan lalu.
DFSK sudah memiliki kendaraan listrik, yaitu Glory E3. Ini mobil sport utility vehicle (SUV) yang ramah lingkungan, karena menggunakan baterai berukuran 52,56 kWh yang bisa membuat SUV listrik tersebut memiliki jarak tempuh hingga 405 kilometer. Urusan pengisian daya, teknologi fast charging yang ada sekarang ini sanggup mengisi 20 petsem daya baterai menjadi 80 persen hanya dalam waktu 30 menit. Sedangkan untuk slow charging memakan waktu selama 8 jam.
Soal tenaga, DFSK Glory E3 juga bisa diandalkan dengan menggunakan motor listrik Permanent Magnet Synchronous Motor bertenaga 120 kW dan Torsi 300 Nm. Sensasi mengemudi DFSK Glory E3 dijamin fun to drive dengan tiga mode berkendara yaitu, Normal, ECO, Sport Multi-Driving Mode.
“DFSK merasa bangga dan terhormat menjadi salah satu perusahaan yang ikut menandatangani MoU ini. Hal ini bentuk komitmen kami untuk memajukan program kendaraan listrik di Indonesia. Dengan MoU ini, dapat memicu perusahaan lain untuk mendukung program energi terbarukan untuk masa depan bangsa,” pungkas Alexander Barus.
(mdk/sya)