Hindari kesal di jalan, berangkat 3 kali lebih awal
Menurut pebalap Rifat Sungkar konsep "being on time" memang perlu, tetapi akan lebih baik jika kita menggunakan konsep "being early".
Pebalap Rifat Sungkar menyoroti bahwa tekanan dalam berlalu lintas di kota besar sebab kemacetan, bahkan berakibat kecelakaan. Hal ini perlu disikapi oleh tiap-tiap pengendara dengan mengubah sikap berkendara mereka.
-
Kenapa detailing motor penting? Detailing motor berfungsi untuk membersihkan kotoran dan kerak yang sulit dibersihkan pada motor. Hal ini dilakukan agar motor lebih awet dan meminimalisir terjadinya karat maupun korosi.
-
Di mana sekte pemuja sepeda motor berada? Gerakan spiritual ini bermula di Desa Chotila, Rajasthan, India, di mana para penduduk bikin kuil untuk sepeda motor dan pemiliknya yang tewas bernama Om Banna.
-
Kapan Pegi Setiawan menerima hadiah sepeda motor? Pegi menerima langsung sepeda motor yang diberikan pada Minggu (14/7).
-
Kapan motor harus diservis? Servis motor minimal dilakukan 1-2 bulan sekali, atau saat pemakaian sudah mencapai jarak tempuh 2000 km (untuk motor keluaran lama) dan jarak tempuh 5000 km (untuk motor keluaran baru).
-
Kapan puncak kejayaan pecel di kereta api? Kuliner tradisional pecel pernah merajai menu makanan di rute kereta api jarak jauh pada rentang tahun 1980 sampai 2010-an.
-
Kapan sebaiknya busi motor diganti? Jika Anda mengalami salah satu atau beberapa ciri-ciri busi motor harus diganti, sebaiknya segera periksakan motor Anda ke bengkel terpercaya.
Rifat pun memberi tips sehingga antara satu sama lain bisa menjaga sikap, lebih rileks, dan tidak tergesa-gesa sambil merasa kesal di tengah padatnya arus lalu lintas.
"Kalau tiba-tiba ada mobil nyusul, tinggal lihat jam, oh it's ok kok, kita masih punya setengah jam, engga buru-buru. Tapi kalau kita dalam tekanan, punya waktu cuma lima menit, jaraknya masih jauh, kita enggak bakal mau kasih jalan ke orang lain," demikian kondisi yang digambarkan Rifat dan sedianya lazim ditemui di kota-kota besar.
Ia lantas berbagi tips yang menurut orang gampang, tetapi cenderung tidak dilakukan. Ia menyebut manajemen waktu. Di Jakarta, misalnya, banyak hal yang tidak terduga, dan ini sering terjadi.
"Contohnya saya, jarak dari rumah ke suatu tempat adalah 23,5 km. Kalau dengan kecepatan normal 60 km/jam, mungkin saya bisa sampai 30 menit atau 45 menit paling lama. Tapi karena ada tabrakan di Pasar Rebo dan macetnya sampai ke tol BSD, hal itu menjadi faktor x yang menambah masa tempuh dua sampai tiga kali lipat," ujarnya.
Hal itu menurutnya perlu menjadi sebuah variabel ketika para pengendara berangkat ke sebuah tempat yang dituju. Konsep "being on time" menurutnya memang perlu, tetapi akan lebih baik jika kita menggunakan konsep "being early".
"Kalau saya punya konsep dikali tiga. Setengah jam menjadi satu setengah jam. Mungkin ini terlalu lama untuk jarak 20 km. Akan tetapi, (kita bisa santai meski ada) faktor A, B, C, D pada setiap kali keberangkatan," tambahnya.
(kpl/why/rd)(mdk/otosia)