Kurangi kecepatan mengemudi turunkan potensi kecelakaan 10 persen
Sayang, kini mindset masyarakat terkait kendaraan yang bagus adalah yang memiliki kecepatan kencang.
Mengurangi kecepatan kendaraan bermotor memang jadi salah satu cara untuk menurunkan potensi terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Bahkan menurut Kepala Bidang Manajemen Operasional Rekayasa Lalu Lintas Korp Lalu Lintas Mabes Polri Kombes Pol Unggul Sediantoro, memelankan laju kendaraan bisa mengurangi potensi kecelakaan hingga 10 persen.
-
Kapan tips ini dibagikan? Ingin tahu caranya? Simak penjelasan lengkapnya yang disajikan pada Jumat (7/6/2024) berikut ini.
-
Kenapa penting merawat kelistrikan mobil dan motor secara berkala? Dengan melakukan perawatan rutin dan cermat pada sistem kelistrikan kendaraan, Anda dapat mencegah masalah arus listrik yang dapat mengganggu kinerja mesin motor Anda.
-
Bagaimana cara mencegah pencurian motor? Langkah-langkah tersebut diantaranya jangan memarkir sepeda motor di sembarang tempat, selalu parkir di tempat parkir resmi atau mudah terlihat dan terpantau kamera CCTV. Berikutnya, pastikan kendaraan anda sudah terkunci dengan aman di tempat parkir dan gunakan kunci ganda atau pengaman lainnya. Selain itu, ucap Kapolres Banjar, sebaiknya sepeda motor bisa dilengkapi atau dipasang alarm anti maling, dan apabila sepeda motor hilang segera laporkan ke Polsek atau Polres terdekat.
-
Kapan motor harus diservis? Servis motor minimal dilakukan 1-2 bulan sekali, atau saat pemakaian sudah mencapai jarak tempuh 2000 km (untuk motor keluaran lama) dan jarak tempuh 5000 km (untuk motor keluaran baru).
-
Siapa yang membagikan tips membuat acar timun tetap renyah? Chef Aaron Laksana, seorang juru masak sekaligus konten kreator, berbagi trik sederhana namun efektif untuk membuat acar timun yang tetap renyah.
-
Kapan sebaiknya busi motor diganti? Jika Anda mengalami salah satu atau beberapa ciri-ciri busi motor harus diganti, sebaiknya segera periksakan motor Anda ke bengkel terpercaya.
Akan tetapi, kata Unggul, industri otomotif saat ini malah seolah-olah menciptakan 'paradigma' kendaraan yang bagus itu adalah kendaraan yang memiliki kecepatan tinggi.
"Kalau kita lihat sekarang iklan motor atau mobil hanya mengedepankan pandangan bahwa motor yang hebat atau bagus adalah motor yang kecepatannya tinggi. Hal ini pun, memicu masyarakat untuk mengendarai kendaraannya dengan kecepatan tinggi," kata Unggul Sediantoro, seperti dilansir Antara.
Menurut dia, berdasarkan data Korps Lalu Lintas Mabes Polri hingga September 2015 jumlah kasus kecelakaan lalu lintas mencapai 23.000 kasus dengan jumlah korban meninggal dunia sekitar 23.000 orang.
"Pengawasan terhadap kecepatan kendaraan bermotor di negara lain cukup ketat sehingga angka kecelakaan bisa ditekan," kata Unggul yang ditemui usai menjadi pemateri pada Asean Automobile Safety Forum 2015 di Aula Barat Institut Teknologi Bandung.
Seharusnya, lanjut dia, mesin mobil atau motor sudah dilengkapi dengan alat peringatan kecepatan sehingga jika melebihi kecepatan yang dibolehkan, maka peringatan itu muncul di kendaraan.
"Seperti ada bunyi khusus. Dengan begitu, si pengendara bisa mengurangi kecepatannya. Jadi, mesin otomatis memberitahu kepada si pengendara jika mengemudi dengan kecepatan di atas 80 km/jam," katanya.
(mdk/dzm)