Menteri Bahlil: Indonesia akan Kirimkan Bahan Baku Baterai ke Tesla
Indonesia berencana mengekspor bahan baku berbasis nikel yang digunakan dalam pembuatan baterai kendaraan listrik ke Amerika Serikat (AS) pada bulan depan.
Indonesia berencana untuk mengekspor bahan berbasis nikel yang digunakan dalam pembuatan baterai kendaraan listrik ke Amerika Serikat (AS) pada bulan depan. Rencana ini diungkapkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia. Ia menyatakan bahwa Indonesia akan menyediakan material yang dikenal sebagai prekursor baterai kepada produsen mobil listrik, khususnya Tesla.
Namun, Bahlil tidak memberikan informasi lebih lanjut mengenai jumlah atau volume ekspor yang akan dikirim ke AS. "Kami akan mengekspor prekursor ke AS bulan depan, ke Tesla dari Weda Bay," kata Bahlil. Sebelumnya, Indonesia juga telah melaporkan bahwa mereka telah melakukan ekspor prekursor ini ke China. Selain itu, Indonesia berkomitmen untuk mengembangkan industri kendaraan listrik dan telah berupaya selama bertahun-tahun untuk menarik Tesla berinvestasi dalam pembangunan fasilitas pembuatan baterai serta manufaktur mobil listrik di Indonesia.
- Pabrik Baterai Hyundai di Indonesia Belum Bisa Suplai ke Merek Lain, Ini Alasannya
- Luhut Bantah Tom Lembong soal Tesla Pilih Gunakan Baterai LFP Dibanding Nikel, Simak Penjelasannya
- Menteri Bahlil Bantah Tom Lembong: Tesla Masih Gunakan Nikel untuk Baterai Mobil Listrik
- Indonesia Simpan Harta Karun 1,2 Juta Hektare Tambang Nikel, Di mana Lokasinya?
Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan cadangan nikel yang melimpah, yang dapat diolah untuk pembuatan baterai. Sementara itu, Tesla belum memberikan tanggapan terkait rencana ekspor material dari Indonesia ini.
Menteri Bahlil klaim industri kendaraan listrik global sangat bergantung pada Indonesia
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyatakan bahwa Indonesia akan menjadi pemain kunci dalam industri kendaraan listrik di tingkat global. Hal ini disebabkan oleh kekayaan sumber daya alam yang dimiliki, khususnya nikel.
"Sekarang ketika dunia berbicara green energy dan green industry, Indonesia itu mempunyai keunggulan komparatif yang tidak banyak dimiliki oleh negara-negara lain," ungkap Bahlil, seperti yang dikutip dari Antara dalam acara Repnas National Conference & Awarding Night di Jakarta.
Bahlil menjelaskan bahwa keunggulan komparatif Indonesia terletak pada cadangan nikel yang dimilikinya. Menurut data dari Geologi Amerika pada tahun 2023, Indonesia memiliki sekitar 20 persen dari total cadangan nikel dunia.
"Namun, empat bulan yang lalu, data Geologi Amerika menyebutkan bahwa cadangan nikel Indonesia mencapai 40 hingga 45 persen," tambahnya. Dengan potensi ini, Indonesia berpeluang besar untuk memimpin dalam pengembangan energi hijau dan industri ramah lingkungan di masa depan.