Survei Konsumen Mobil Listrik: 45,2 Persen Prioritaskan Teknologi dan 51,6 Persen Kualitas Produk
Pasar kendaraan listrik di Indonesia saat ini mengalami pertumbuhan yang signifikan.
Pasar kendaraan listrik di Indonesia berkembang secara bertahap namun pasti. Meskipun pangsa pasarnya belum sebesar segmen mesin pembakaran internal (ICE), jumlah pembeli untuk model ramah lingkungan ini meningkat setiap tahunnya.
Berdasarkan survei terbaru dari MarkPlus, Inc, terdapat perbedaan signifikan dalam pertimbangan yang diambil konsumen saat memilih antara model elektrifikasi dan konvensional. Hal ini memberikan peluang bagi agen pemegang merek (APM) untuk merumuskan strategi pemasaran yang lebih efektif.
- Sudah DIsubsidi, Minat Masyarakat Indonesia Beli Sepeda Motor dan Mobil Listrik Masih Rendah
- Tak Ada Pasar Mobil Listik Bekas Jadi Tantangan Pengembangan Kendaraan Listrik di Indonesia
- Data Penjualan dan Tren 2024 Menunjukan Mobil Listrik Tiongkok Menguasai Pasar Indonesia
- Bangkitnya Mobil Listrik di Tengah Lesunya Pasar Otomotif Indonesia
"Kalau yang non-ICE atau elektrik itu, konsumen pasti pertimbangannya produk dengan teknologi canggih yang dominan," ungkap Iwan Setiawan, CEO MarkPlus, Inc, dalam presentasinya mengenai Automotive Industry Roundtable: Navigating The Future of The 4W Industry, Rabu (6/11/2024).
Iwan menambahkan bahwa meskipun efisiensi bahan bakar tetap menjadi faktor penting, konsumen cenderung lebih mengutamakan teknologi mutakhir dan kualitas tinggi saat memilih produk elektrifikasi.
Menurut survei yang dilakukan pada Agustus 2024 dengan melibatkan 180 responden di Indonesia, sebanyak 45,2 persen konsumen lebih memprioritaskan kecanggihan teknologi dan 51,6 persen mengutamakan kualitas produk tinggi ketika membeli mobil elektrifikasi.
Sementara itu, dalam konteks pembelian mobil ICE, hanya 24 persen konsumen yang menganggap teknologi canggih sebagai prioritas dan 36,7 persen yang menilai kualitas produk sebagai hal yang penting.
Konsumen mobil berbahan bakar internal combustion engine (ICE) cenderung memprioritaskan efisiensi bahan bakar dengan persentase mencapai 62,7 persen. Selain itu, keterjangkauan harga dan nilai jual kembali yang tinggi juga menjadi faktor penting, masing-masing di angka 58,7 persen dan 58 persen.
Di sisi lain, konsumen mobil listrik juga mempertimbangkan efisiensi bahan bakar dan harga yang terjangkau, dengan 54,8 persen dari mereka menilai kedua aspek tersebut krusial. Namun, hanya 35,5 persen dari konsumen mobil listrik yang menganggap nilai jual kembali yang tinggi sebagai prioritas utama.
Hasil survei menunjukkan bahwa 54,8 persen calon pembeli mobil listrik sangat memperhatikan reputasi merek yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa selain aspek teknis, citra dan kepercayaan terhadap merek juga memainkan peranan penting dalam keputusan pembelian mobil listrik.
Dengan semakin meningkatnya kesadaran akan lingkungan dan efisiensi energi, konsumen kini lebih selektif dalam memilih kendaraan yang sesuai dengan kebutuhan dan nilai mereka.