Demi penguatan karakter siswa, program lima hari sekolah jalan terus
Demi penguatan karakter siswa, program lima hari sekolah jalan terus. Meski menuai protes, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyatakan, program Full Day School (FDS) yang dituangkan dalam Permendikbud No. 23 Tahun 2017 dalam bentuk 5 hari sekolah tetap berjalan.
Meski menuai protes, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyatakan, program Full Day School (FDS) yang dituangkan dalam Permendikbud No. 23 Tahun 2017 dalam bentuk 5 hari sekolah tetap berjalan.
Pihaknya meyakinkan, jika program 5 hari sekolah yang enggan disebut dengan program FDS sangat menguntungkan bagi siswa. Bahkan dia menilai wajar, jika ada gelombang protes dan menghargai adanya penolakan terhadap program tersebut.
"Kita kan nggak punya full day school. Program kita bukan full day school. Nggak apa-apa (didemo). Kan kita (saling) menghargai. Saling menghargai kan. Ya kita tunggu perpresnya dulu lah," tegas Muhadjir usai bertemu dengan 300 kepala sekolah dan pengawas sekolah di Aula Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMK) Srondol, Kota Semarang, Jateng Kamis (20/7).
Menteri Muhadjir menilai, justru dalam program lima hari sekolah ini akan ada program penguatan karakter siswa. Terbukti, kedatanganya ke Semarang ini untuk memberikan arahan ke pengawas sekolah dan kepala sekolah untuk melakukan program penguatan karakter itu. Yang nantinya juga akan dituangkan ke dalam Peraturan Presiden (Perpres).
"Included itu. Included. Oh ini kan ada pengawas, ada kepala sekolah, yang nanti akan bertugas menterjemahkan apa yang menjadi policy kebijakan program penguatan karakter secara bertahap dan opsional kita lakukan. Kita laksanakan. Sambil menunggu peraturan presiden yang sedang diproses," ungkap Muhadjir.
Menteri Muhadjir menjelaskan, program penguatan karakter siswa akan ditambahkan dengan kegiatan ekstrakulikuler berupa pembentukan karakter siswa. Baik yang diselenggarakan di dalam sekolah maupun di luar sekolah.
"Tadi itu, ya penguatan karakter itu jadi kurikulum 13 yang ada ini ditambah kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler berupa pembentukan karakter siswa baik diselenggarakan di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Termasuk di keluarga dan di luar sekolah bisa menjalin kerjasama dengan lembaga pendidikan yang ada di luar sekolah," jelas Muhadjir.
Muhadjir menyatakan, kegiatan ekstrakulikuler yang diikuti siswa akan dituangkan ke dalam nilai dalam bentuk deskriptif dan bukan angka.
"Mata pelajaran kalau intra harus diberikan. Tapi harus ada penambahan ekstrakulikuler. Jadi kalau ekstrakulikuler yang selama ini tidak dicatat sebagai kegiatan belajar resmi itu nanti menjadi kegiatan belajar resmi dan ada nilainya. Nilainya berupa deskriptif bukan angka, sebagai bagian dari bentuk report pengembangan kepribadian atau karakter siswa," terangnya.
Muhadjir menyampaikan, jika nanti seorang siswa yang mengenyam pendidikan dari SD sampai SLTA dan ikut kegiatan ekstrakulikuler akan dituangkan penilaianya dalam bentuk deskriptif dalam bentuk report student. Report student ini berguna sebagai portofolio seorang siswa untuk melamar pekerjaan.
"Nanti mulai SD sampai SMA atau SMK siswa punya namanya student record. Jadi catatan kepibadian siswa nanti masuk dalam dapokdik, data pokok pendidikan siswa di Jakarta di Kemendikbud dan itu abadi sampai anak itu nanti selesai. Sehingga kalau dia melamar pekerjaan dan dilamar ingin dapat portofolio yang berangkutan tidak perlu wawancara yang bersangkutan," terang Muhadjir.
Perusahaan yang dilamar oleh siswa lulusan, Menteri Muhadjir mengungkapkan, hanya dengan meminta data ke Kemendikbud bisa mengetahui pengalaman dan keterampilan siswa selama menempuh pendidikan di tingkat SD sampai SLTA.
"Cukup minta ke kemendikbud anak yang punya ijazah nomor sekian namanya ini minta portofolio. Kemudian kita tunjukan bahwa dia selama SD sampai SMA apa saja yang dia pernah dia lakukan dalam arti positif. Misalnya dia kalau aspek kepemimpinan dia pernah memimpin apa saja? Kalau dari aspek kesenian dia pernah ikut seni apa? Dia mahir di bidang apa? Keagamaan juga begitu. Misalnya dia hapal Alquran akan dicantumkan di situ dalam hal keagamaannya hafal Alquran," ungkap Muhadjir.
Muhadjir juga menambahkan, dalam pelaksanaan program lima hari sekolah berjalan nanti, hari Sabtu dan Minggu bisa digunakan siswa untuk mengikuti pelajaran ekstrakulikuler selama disetujui oleh orangtua dan wali murid yang bersangkutan.
"Nggak apa-apa, asal disepakati bahwa keluarga membolehkan hari itu untuk ekstra. Ya (hari Minggu juga). Malah misalnya kalau kegiatan pramuka kan butuh dua hari berturut-turut kan boleh juga nggak apa-apa," pungkasnya.