Rawa gambut yang terendam air bisa jadi pemicu kebakaran, masa sih?
Kenapa Sumatera dan Kalimantan jadi sasaran empuk kebakaran padahal banyak ekosistem rawa gambut?
Kebakaran di Indonesia seolah tak ada habisnya dan kebanyakan terjadi di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Kira-kira kenapa kedua pulau itu jadi sasaran empuk kebakaran padahal banyak ekosistem rawa gambut?
Hal ini disebabkan karena curah hujan di Sumatera dan Kalimantan lebih tinggi daripada pulau Jawa dan Sulawesi. Terlebih sebagian besar kontur Pulau Sumatera dan Kalimantan adalah daerah yang datar. Kombinasi dari curah hujan tinggi dan lahan yang relatif datar akan menghasilkan banyak lahan yang terendam oleh air dan lahan yang terendam oleh air ini berpotensi membentuk ekosistem rawa gambut.
Lahan gambut yang terletak di rawa, terendam banyak air, bisa jadi pemicu kebakaran? Secara alami, lahan gambut sangat sulit terbakar karena lahan gambut terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan yang terendam oleh air atau biasa disebut dengan rawa gambut.
Jangan salah, lahan gambut berpotensi besar sangat mudah terbakar saat lahan gambut tersebut dikeringkan. Ternyata banyak yang menganggap lahan gambut merupakan lahan yang tidak produktif maka lebih baik dikeringkan saja. Tujuan utamanya untuk mengubah fungsi lahan gambut menjadi produktif misalnya dengan dijadikan lahan pertanian atau lahan perkebunan. Oleh karena itu lahan gambut perlu dikeringkan terlebih dahulu.
Proses mengeringkannya dengan cara dibuat kanal-kanal sehingga air rawa gambut yang awalnya 'diam' di situ dibuat mengalir ke sungai. Hasilnya ekosistem rawa gambut berubah menjadi tanah dengan lapisan gambut. Lahan gambut yang sudah kering ini bisa menimbulkan berbagai risiko yang serius.
Saat terjadi kekeringan panjang seperti penyimpangan iklim El Nino (penyebab kekeringan di daerah Indonesia dan Australia sedangkan curah hujan tinggi di benua Amerika) sekarang, lahan gambut menjadi tumpukan kayu kering yang siap terbakar. Meski pun tak ada yang membakar pun, kayu kering yang ditumpuk dan terus terpapar panas bisa terbakar dengan sendirinya. Faktanya ekosistem gambut yang dikeringkan untuk dijadikan lahan-lahan yang produktif makin meluas di Indonesia.
Masalah yang muncul ternyata tak hanya sebatas pada kebakaran hutan saja, melainkan juga banjir. Dengan efek pengeringan di atas, sudah tak ada lagi rawa gambut yang berfungsi menampung air. Saat hujan deras datang, maka akan membuat wilayah lainnya terkena banjir sebab sudah tak ada yang menahan air hujan.
Penanganan kebakaran hutan dari lahan gambut ini sangat sulit dilakukan. Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan menghentikan aksi pengeringan rawa-rawa gambut. Air di ekosistem gambut menjaga agar hutan sulit terbakar. Sangat berbahaya jika lahan gambut kering semakin banyak, karena potensi kebakaran hutan saat musim kemarau juga tinggi.
Solusi lainnya adalah dengan membasahi kembali lahan gambut dengan air agar kembali menjadi rawa gambut. Dengan membendung kembali kanal-kanal pengering, akan membuat air kembali mengalir ke lahan gambut. Lahan gambut bisa kembali menjadi rawa gambut yang memiliki banyak air sehingga area tersebut jadi sulit terbakar. Semoga tak ada lagi upaya pengeringan lahan gambut ke depannya.