BI Catat Pertumbuhan Kredit per Juni Membaik, Ditopang Sektor UMKM dan Konsumsi
Bank Indonesia (BI) mencatat penyaluran kredit perbankan tumbuh positif 0,59 persen (yoy) di Juni 2021. Capaian ini jauh lebih baik dibandingkan Mei 2021 yang minus 1,28 persen.
Bank Indonesia (BI) mencatat penyaluran kredit perbankan tumbuh positif 0,59 persen (yoy) di Juni 2021. Capaian ini jauh lebih baik dibandingkan Mei 2021 yang minus 1,28 persen.
Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti mengatakan, perbaikan ini didorong oleh mulai membaiknya permintaan kredit seiring dengan berlanjutnya pemulihan kinerja dan aktivitas korporasi, rumah tangga dan UMKM.
-
Apa saja fungsi utama bank pemerintah di Indonesia? Bank pemerintah memiliki sejumlah fungsi penting dalam mengelola keuangan negara dan menyelenggarakan sistem keuangan. Berikut adalah beberapa fungsi utama bank pemerintah: 1. Manajemen Keuangan Publik Bank pemerintah bertanggung jawab untuk mengelola keuangan publik, termasuk penerimaan dan pengeluaran negara. Mereka memproses transaksi keuangan pemerintah, mengelola anggaran, dan memastikan keseimbangan keuangan yang sehat. 2. Penyediaan Layanan Perbankan untuk Pemerintah Bank pemerintah menyediakan layanan perbankan khusus untuk pemerintah. Ini termasuk penempatan dana pemerintah, pembiayaan proyek-proyek pembangunan, dan pelaksanaan transaksi keuangan pemerintah secara efisien. 3. Pelaksanaan Kebijakan Moneter Bank pemerintah seringkali menjadi pelaksana kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank sentral. Mereka dapat berpartisipasi dalam pengaturan suku bunga, kontrol uang beredar, dan kebijakan lainnya untuk mencapai tujuan stabilitas ekonomi. 4. Pembiayaan Pembangunan. Salah satu peran kunci bank pemerintah adalah memberikan pembiayaan untuk proyek-proyek pembangunan nasional. Mereka dapat memberikan pinjaman jangka panjang untuk mendukung sektor-sektor strategis seperti infrastruktur, energi, dan industri. 5. Dukungan terhadap Sektor-sektor Kunci. Bank pemerintah dapat memberikan dukungan finansial khusus untuk sektor-sektor yang dianggap strategis bagi pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat mencakup sektor pertanian, pendidikan, dan kesehatan. 6. Penyelenggaraan Program Pemerintah. Bank pemerintah dapat menjadi penyelenggara program-program pemerintah, seperti program bantuan sosial atau program kredit bagi sektor-sektor tertentu. 7. Pengelolaan Risiko Keuangan. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga keuangan yang besar, bank pemerintah juga berperan dalam mengelola risiko keuangan. Hal ini mencakup pemantauan dan penilaian risiko, serta penerapan strategi untuk mengurangi dampak risiko keuangan yang mungkin timbul. 8. Mendukung Kestabilan Sistem Keuangan. Bank pemerintah dapat berkontribusi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan nasional. Mereka memiliki peran penting dalam menangani krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial guna mencegah dampak yang lebih besar pada perekonomian.
-
Mengapa BNI dan Bank Lampung berkolaborasi untuk menerbitkan Kartu Kredit Indonesia? Langkah ini merupakan salah satu inovasi yang dilakukan oleh BNI dalam memperluas kerja sama bersama bank daerah, khususnya dalam rangka mempercepat proses digitalisasi transaksi perbankan sekaligus bentuk komitmen perseroan dalam menggunakan produk dalam negeri.
-
Siapa saja yang terlibat dalam kerja sama penerbitan Kartu Kredit Indonesia? PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI bersama Bank Pembangunan Daerah Lampung (Bank Lampung) menandatangani kerja sama penerbitan kartu kredit pemerintah domestik (KKPD) atau yang saat ini disebut dengan Kartu Kredit Indonesia (KKI) segmen pemerintah.
-
Apa yang diraih oleh Bank Syariah Indonesia? BSI mendapatkan penghargaan sebagai The Indonesia Customer Experience of The Year – Banking Award dalam ajang Asian Experience Awards 2023.
-
Bagaimana Bank Indonesia memperkuat ketahanan eksternal dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan? "Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tegas dia.
-
Kenapa Bank BRI membantu UMKM Jambu Kristal Tanwiedjie di Purworejo? Bank BRI banyak membantu masyarakat agar bisa terus bertahan dan meningkatkan perekonomian petani jambu kristal.
"Di perbankan ada satu perbaikan, kalau kita lihat data Juni 2021 overall kredit sudah mulai tunjukan positif baik secara mtm maupun yoy. Pertumbuhan kredit ditopang oleh kredit UMKM dan kredit konsumsi," ujar Destry di Jakarta, Jumat (30/7).
Menurutnya kredit segmen UMKM memang lebih cepat alami pemulihan bila dibandingkan segmen korporasi. Oleh sebab itu, untuk menggenjot kredit dan mendukung pemulihan ekonomi, pihaknya bersama OJK dan LPS terus melakukan sinergi kebijakan.
"Kita akan optimalkan bauran kebijakan kita untuk pemulihan eko jadi tidak hanya fokus pada moneter. Sepanjang 2021 bauran kebijakan kami semuanya sifatnya lebih akomodatif karena kita ingin mendorong pemulihan ekonomi nasional," ungkap Destry.
Lebih lanjut, bila dilihat secara kategori bank, pertumbuhan kredit ditopang oleh BPD dan bank BUMN yang masing-masing mengalami pertumbuhan 6,73 persen dan 5,37 persen. Meski demikian, bank asing dan Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) masih mengalami tantangan dalam menyalurkan kreditnya karena masih tumbuh negatif masing-masing -25,01 persen dan -2,90 persen.
"Untuk dua kelompok bank, bank BUMN sudah positif dan BPD juga. memang ada tantangan dari bank asing dan bank swasta nasional yang masih terus kita dorong," tukasnya.
Selanjutnya
Melihat kondisi itu, menurut Destry, pertumbuhan kredit perbankan tinggal menunggu waktu/ timing yang tepat saja. Sebab tingkat premi risiko perbankan juga telah mengalami penurunan dari 1,69 persen di April 2021 menjadi 1,60 persen di Mei 2021.
Premi risiko perbankan mengindikasikan persepsi risiko perbankan terhadap dunia usaha yang cenderung membaik. Penurunan premi risiko tersebut juga mendorong penurunan suku bunga kredit baru di hampir semua kelompok bank, kecuali kelompok BUSN.
Sementara di pasar kredit, penurunan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) perbankan terus berlanjut, yaitu menurun sebesar 169 bps sejak Mei 2020 menjadi 8,86 persen pada Mei 2021.
Selain itu, lanjutnya, likuiditas perbankan juga sangat longgar sehingga siap menyalurkan kredit. Kondisi likuiditas yang longgar tercermin pada rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang tinggi, yakni 32,95 persen dan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 11,28% (yoy).
"Likuiditas dengan cukup tingginya penempatan dana di BI likuiditas ada cuma timingnya aja. Premi risiko perbankan juga sudah turun. Jadi timingnya sudah mulai kelihatan bank akan menyalurkan kredit," jelasnya.
Meski demikian, Destry mengakui ada satu tantangan yang harus dihadapi yakni cukup besarnya gap demand side dan supply side kredit korporasi secara sektoral. Oleh karena itu, BI bersama OJK dan LPS di Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) terus bersinergi mengupayakan menghidupkan kembali sisi demand dan supply-nya.
"Ada satu tantangan, memang ada gap dengan sisi demand dan supply. Bukan hanya kami tapi di KSSK berusaha menghidupkan kembali demand side dan supply side. Kebijakan yang diambil perlu disesuaikan dengan hambatan dalam meningkatkan intermediasi di masing-masing subsektor," tukasnya.
Dari catatan BI, yang siap menerima pembiayaan korporasi berasal dari sektor mamintem, perkebunan, dan kimia, elektronik dan komunikasi, tanaman pangan, dan perdagangan eceran. Sementara sektor lainnya seperti industri logam dasar, peternakan, perikanan, jasa pertanian dan lain sebagainya belum siap mengajukan pembiayaan baru.
(mdk/bim)