Data OJK: Kredit Perbankan Tumbuh 10,85 Persen per September 2024, Nilai Total Mencapai Rp7.579 Triliun
Berdasarkan jenis penggunaan, kredit investasi tumbuh tertinggi yaitu sebesar 12,26 persen.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja kredit perbankan per September 2024 tumbuh sebesar 10,85 persen secara tahunan (year on year/yoy) atau menjadi Rp7. 579 triliun.
"Pertumbuhan kredit masih melanjutkan pertumbuhan double digit sebesar 10,85 persen yoy, yang pada Agustus lalu tercatat 11,40 persen yoy,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan, OJK, Dian Ediana Rae dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB), Jumat (1/11).
Dia merincikan, berdasarkan jenis penggunaan, kredit investasi tumbuh tertinggi yaitu sebesar 12,26 persen, diikuti oleh kredit konsumsi 10,88 persen, sedangkan kredit modal kerja 10,01 persen.
"Ditinjau dari kepemilikan bank, bank BUMN menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit yaitu sebesar 12,80 persen yoy," paparnya.
Sementara berdasarkan kategori debitur, kredit korporasi tumbuh sebesar 15,43 persen, sedangkan kredit UMKM juga tetap tumbuh sebesar 5,04 persen.
Di sisi lain, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan juga tercatat tumbuh sebesar 7,04 persen yoy, menjadi Rp8.720,78 triliun, dengan giro, tabungan, dan deposito masing-masing tumbuh sebesar 9,38 persen, 7,30 persen, dan 4,95 persen yoy.
"Sementara itu, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL gross sebesar 2,21 persen dan NPL net sebesar 0,78 persen. Loan at Risk (LAR) juga menunjukkan tren penurunan menjadi sebesar 10,11 persen. Rasio LaR tersebut juga mendekati level sebelum pandemi yaitu sebesar 9,93 persen pada Desember 2019," beber Dian.
Tingkat Profitabilitas Bank
Secara umum, Dian bilang tingkat profitabilitas bank (ROA) meningkat ke 2,73 persen, menunjukkan kinerja industri perbankan tetap resilien dan stabil.
Tak hanya itu, ketahanan perbankan juga tetap kuat tecermin dari permodalan (CAR) yang berada di level tinggi dan meningkat yaitu sebesar 26,85 persen dan menjadi bantalan mitigasi risiko yang kuat di tengah kondisi ketidakpastian global.
Lebih lanjut, porsi produk kredit buy now pay later (BNPL) perbankan sebesar 0,26 persen, namun terus mencatatkan pertumbuhan yang tinggi.
"Per September 2024 baki debet kredit BNPL tumbuh 46,42 persen yoy menjadi Rp19,81 triliun, dengan total jumlah rekening 19,82 juta," tutupnya.