BI Optimis Penyaluran Kredit Tembus 12 Persen Sepanjang 2014
Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit ditopang oleh kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit konsumsi
Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit ditopang oleh kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit konsumsi
BI Optimis Penyaluran Kredit Tembus 12 Persen Sepanjang 2014
Bank Indonesia optimis penyaluran kredit perbankan bakal tembus 12 persen di tahun 2014.
Hal itu didasarkan dengan adanya tambahan Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).
"Kami masih perkirakan dengan adanya tambahan KLM ini pertumbuhan kredit akan dibatas atas. Kan target kita 10-12 persen, di keseluruhan tahun akan mencapai batas atas 12 persen," ucap Deputi Gubernur BI, Juda Agung dalam media briefing Bank Indonesia, Senin (3/6).
Juda menjelaskan melalui implementasi kebijakan KLM, ia menilai akan ada tambahan likuiditas sebesar Rp81 triliun dari Rp 165 triliun menjadi Rp 246 triliun dan pada akhir 2024.
"Kami prakirakan akan meningkat menjadi Rp 280 Triliun, sejalan dengan pertumbuhan kredit yang terus meningkat," terang Juda.
Berdasarkan catat BI pada April 2024, kredit tumbuh tinggi sebesar 13,09 persen (yoy) didorong oleh pertumbuhan kredit di banyak sektor, seperti sektor industri, jasa dunia usaha, dan perdagangan, sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi.
Gubernur BI, Perry Warjiyo menjelaskan tinggi permintaan kredit pada April 2024 ini dipengaruhi oleh sisi penawaran, sejalan dengan terjaganya appetite perbankan yang didukung oleh tingginya permodalan, berlanjutnya strategi realokasi aset ke kredit oleh perbankan, dan diterapkannya KLM yang menjaga kecukupan likuiditas perbankan.
Pertumbuhan kredit tersebut juga ditopang oleh pertumbuhan DPK yang terus meningkat, yang mencapai 8,21 persen (yoy) pada April 2024. Dari sisi permintaan, pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja korporasi dan rumah tangga yang tetap terjaga baik.
Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit ditopang oleh kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit konsumsi yang masing-masing tumbuh sebesar 15,69 persen (yoy), 13,25 persen (yoy), dan 10,34 persen (yoy).
Kemudian pembiayaan syariah juga tumbuh tinggi sebesar 14,88 persen (yoy), sementara kredit UMKM tumbuh sebesar 7,30 persen (yoy).
Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan kredit 2024 akan terus meningkat menuju batas atas kisaran prakiraan 10-12 persen.
"Kami akan terus memperkuat efektivitas implementasi kebijakan makroprudensial akomodatif dan mempererat sinergi dengan Pemerintah, KSSK, perbankan, serta pelaku usaha untuk mendukung peningkatan kredit/pembiayaan bagi pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan," tutup Perry.