Kumpulkan DPK Hingga Rp373 Triliun, BTN Optimis Pertumbuhan di Atas Rata-Rata Industri
Dari total DPK tersebut, dana murah berupa tabungan dan deposito (Current Account Saving Account/CASA) menyumbang hampir setengahnya.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mencatat telah mengumpulkan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp373,8 triliun hingga Agustus 2024.
Capaian ini tumbuh 16,4 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan periode yang sama sebelumnya. Dari total DPK tersebut, dana murah berupa tabungan dan deposito (Current Account Saving Account/CASA) menyumbang hampir setengahnya.
- Ditopang Dana Murah, Penghimpunan Simpanan BRI Tumbuh 11,61% di Triwulan II 2024
- Jadi Penyalur Gaji PNS, Bank Muamalat Kumpulkan Dana Murah hingga Rp21,7 Triliun di Semester I-2024
- Salurkan Kredit dan Pembiayaan Rp352 Triliun, BTN Raup Laba Rp1,5 Triliun di Semester I-2024
- Dana untuk Pembangunan IKN Nusantara di APBN 2024 Naik Jadi Rp40 Triliun, Untuk Apa Saja?
Pertumbuhan DPK BTN jauh di atas industri perbankan nasional yang tercatat sebesar 7,01 persen yoy per Agustus 2024. Berdasarkan perkiraan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan DPK industri perbankan masih sesuai dengan rencana hingga akhir tahun.
BTN sendiri optimistis bahwa penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) hingga akhir 2024 akan tetap meningkat, bahkan berpotensi di atas rata-rata pertumbuhan DPK industri perbankan nasional. Hal ini terutama ditopang oleh upaya perseroan menggenjot dana murah melalui produk dan layanan yang menarik, baik untuk nasabah ritel maupun institusi.
Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu mengatakan, pencapaian BTN di sisi pendanaan tidak lepas dari visi jangka panjang perseroan untuk mentransformasi diri menjadi bank transaksional.
Salah satu langkah utama yang diambil perseroan adalah mengembangkan layanan digitalnya untuk nasabah ritel, yakni BTN Mobile, yang hingga kini jumlah penggunanya telah mencapai lebih dari 3 juta nasabah.
Penghimpunan DPK menjadi cermin tingkat kepercayaan masyarakat terhadap perbankan, terlebih di era digital yang menuntut setiap bank untuk cepat tanggap mengikuti perubahan jaman.
Sebab itulah, BTN telah memulai transformasi aplikasi BTN Mobile dengan penguatan sistem dan penambahan fitur, yang diharapkan mampu menjawab kebutuhan nasabah dalam bertransaksi perbankan secara digital.
"Fokus transformasi kami di sisi digital bertujuan untuk meningkatkan pendanaan murah atau low cost funding. Dengan menjadi bank transaksional, BTN akan mampu menciptakan sumber dana murah yang dapat diandalkan secara jangka panjang. Dengan biaya dana yang lebih murah, kami bisa menumbuhkan margin dan memberikan nilai tambah bagi stakeholder dan nasabah," papar Nixon di Jakarta, Rabu (13/11).
Bidik Dana Murah Segmen Nasabah Menengah Atas
Selain melalui transaksi dan simpanan nasabah reguler, BTN membidik dana murah dari segmen nasabah menengah ke atas hingga high-net worth individuals atau para individu dengan kekayaan di atas rata-rata.
Untuk para nasabah kaya, BTN menghimpun pendanaan di atas Rp500 juta melalui BTN Prioritas. Sedangkan untuk nasabah menengah ke atas atau emerging affluent, perseroan telah meluncurkan layanan BTN Prospera dengan dana kelolaan sekitar Rp100 juta sampai Rp500 juta.
Menurut kajian internal BTN, segmen nasabah yang dibidik BTN Prospera memiliki keinginan menabung dan berinvestasi lebih tinggi ketika mereka mendapatkan produk dan layanan yang mampu menjawab kebutuhan mereka untuk meningkatkan kekayaan. Hal yang tidak kalah menarik, populasi segmen tersebut jumlahnya diperkirakan akan terus meningkat di Indonesia seiring dengan pertumbuhan ekonomi.
"BTN Prospera bisa menjadi game changer dalam hal pengelolaan biaya dana BTN, karena rata-rata biaya dana simpanan nasabah BTN Prospera relatif lebih murah dibandingkan deposito reguler yang berasal dari institusi besar," ujar Nixon.
Pengembangan Layanan
Tidak hanya di sisi pendanaan ritel, BTN juga terus mengembangkan layanannya untuk nasabah institusi dalam rangka menyasar lebih banyak dana murah, salah satunya melalui layanan BTN Cash Management. Hingga Agustus 2024, pengguna aktif BTN Cash Management telah mencapai 17.000 institusi, utamanya didominasi oleh perusahaan terkait sektor properti, pendidikan, dan kesehatan.
"Pada tahun ini, kami fokus membidik jumlah pengguna aktif BTN Cash Management serta nilai transaksinya dengan meningkatkan kualitas layanan dan stabilisasi sistem. Sedangkan untuk jumlah penggunanya, kami optimistis dapat mencapai 18.000 pada akhir tahun," kata Nixon.
Jebolan inisiatif digital lain di BTN yang telah diluncurkan tahun ini yakni Internet Banking Business, yang menyasar pelaku bisnis perorangan dan perusahaan terutama segmen kecil dan menengah. Di antara fitur unggulannya yakni transfer dana antar rekening bisnis, monitoring transaksi bisnis secara real time, dan pengelolaan daftar penerima dan pengirim dana secara fleksibel.
"Dengan adanya layanan digital komprehensif untuk mendukung usaha kecil dan menengah, BTN meyakini akan ada pertumbuhan sumber dana murah baru yang akan mendukung visi kami menjadi bank transaksional," pungkas Nixon.