1,1 Juta Vaksin Covid-19 Kedaluwarsa, Cak Imin Minta Kemenkes Evaluasi
Cak Imin meminta Kemenkes turun mengecek daerah-daerah yang memiliki vaksin Covid-19 kedaluwarsa atau mendekati masa kedaluwarsa.
Wakil Ketua DPR RI bidang Korkesra Abdul Muhaimin Iskandar meminta Kementerian Kesehatan melakukan evaluasi terkait vaksin Covid-19 di Indonesia. Cak Imin, sapaan Muhaimin, menyoroti temuan 1,1 juta dosis vaksin Covid-19 belum terpakai sudah kedaluwarsa.
"Saya harap ada evaluasi menyeluruh soal vaksin ini. Kok bisa sampai 1,1 juta dosis belum terpakai, malah mau kedaluwarsa. Jangan sampai ada ketimpangan dengan di luar Jawa. Ingat lho, masih banyak warga yang belum bisa vaksinasi dosis pertama dan kedua di luar Jawa," kata Cak Imin dalam keterangannya, Kamis (20/1).
-
Apa itu Vaksin Herpes Zoster? Vaksin Herpes ZosterSangat penting bagi masyarakat untuk melakukan pencegahan dengan mendapatkan vaksin Herpes Zoster. Hal ini agar kondisi seperti yang dijelaskan sebelumnya bisa dicegah. Vaksin Herpes Zoster sendiri perlu didapatkan oleh kelompok usia 50 tahun ke atas.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa itu vaksin HPV? Vaksin HPV merupakan vaksin untuk mencegah infeksi human papillomavirus (HPV). HPV adalah virus yang dapat menyebabkan kutil kelamin dan berbagai jenis kanker di organ kelamin dan reproduksi, seperti kanker serviks, kanker penis, kanker anus, dan kanker tenggorokan.
-
Kenapa bentuk kapsid virus berbeda-beda? Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis virusnya. Kapsid virus bisa berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau bentuk lain yang lebih kompleks. Kapsid tersusun atas banyak kapsomer atau sub-unit protein.
-
Kenapa vaksin Herpes Zoster penting? Vaksin Herpes ZosterSangat penting bagi masyarakat untuk melakukan pencegahan dengan mendapatkan vaksin Herpes Zoster. Hal ini agar kondisi seperti yang dijelaskan sebelumnya bisa dicegah.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
Dia ingin Kemenkes turun mengecek daerah-daerah yang memiliki vaksin Covid-19 kedaluwarsa atau mendekati masa kedaluwarsa.
"Saya ingatkan agar vaksin yang diindikasikan akan kedaluwarsa terus dipelototi. Dan yang sudah kedaluwarsa harus segera dibuang. Cek satu-satu petanya dan jumlahnya berapa di masing-masing daerah," tegas dia.
Cak Imin juga mendorong partisipasi aktif masyarakat untuk tidak segan menanyakan masa kedaluwarsa vaksin kepada vaksinator yang bakal disuntikkan.
"Masyarakat juga perlu proaktif ya, tanyakan dulu status vaksinnya sebelum disuntikkan. Jaga-jaga siapa tahu petugasnya tidak perhatikan," imbuh Cak Imin.
Ketua Umum PKB ini menambahkan, Kemenkes jangan mengabaikan target vaksinasi 70 persen untuk dosis satu dan dua. Meskipun, kata Cak Imin, kampanye vaksinasi booster memang perlu dilakukan.
"Kita tidak boleh mengabaikan target utama kita untuk vaksinasi 70 persen dari jumlah penduduk. Alih-alih ngurusi booster, malah banyak juga yang keteran belum divaksin pertama dan kedua. Itu tidak bagus," tandas Cak Imin.
Vaksin Kedaluwarsa
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan sebanyak 1,1 juta dosis vaksin Covid-19 telah kedaluwarsa di Indonesia. Data ini tercatat sejak November sampai Desember 2021.
"Dari 1,121 juta dosis ini, 1,1 jutanya adalah vaksin donasi gratis. Jadi 98 persen dari donasi gratis," jelasnya dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR RI, Selasa (18/1).
Sementara itu, sebagian kecil vaksin Covid-19 yang kedaluwarsa dibeli menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Jumlahnya sekitar 16.909 dosis, merek Sinovac.
Sejumlah daerah yang mencatat vaksin Sinovac kedaluwarsa di antaranya Jawa Barat 272.000, Jawa Tengah 148.000, Sulawesi Selatan 120.000, Jawa Timur 104.000, dan Banten 90.000.
"Sisanya provinsi kecil yang relatif lebih kecil (mencatat vaksin Sinovac kedaluwarsa)," ujarnya.
Reporter: Yopi Makdori
(mdk/ray)