Benarkah Penerima Vaksin Covid-19 mRNA akan Meninggal dalam 3 atau 5 Tahun? Cek Faktanya
Simak penelusurannya:
Simak penelusurannya:
Beredar unggahan di media sosial Facebook yang mengeklaim bahwa penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun. unggahan itu merujuk pada pernyataan Dr. Dolores Cahill disebut ahli selama 25 tahun dalam isu susunan protein dan antibody.
Berikut narasi lengkapnya:
Seorang ilmuwan terkenal di dunia dan ahli imunologi terkemuka telah menaikkan alarm peringatan eksplosif kepada publik bahwa setiap orang yang telah divaksin dengan suntikan COVID mRNA akan mati dalam 3 sampai 5 tahun, bahkan jika mereka hanya memiliki satu suntikan.
Penelusuran
Mengutip dari laporan ks situs Kominfo, klaim penerima vaksin mRNA akan meninggal dalam waktu tiga atau lima tahun tidak benar.
Berdasarkan hasil penelusuran, tangkapan layar yang disertakan dalam postingan tersebut berasal dari artikel berjudul "Ilmuwan Terkemuka: Semua Orang yang Telah Divaksin akan Meninggal Dunia dalam Tiga Sampai Lima Tahun" yang tayang di laman slaynews.com pada 1 Mei 2024.
Artikel tersebut mengatakan Cahill mengeluarkan peringatan bahwa setiap orang yang mendapat vaksinasi Covid-19 berbasis mRNA akan meninggal dalam 3 sampai 5 tahun.
Namun, dalam artikel tersebut, Cahill tidak menyertakan penelitian atau sumber informasi yang relevan sebagai dasar klaimnya.
Mengutip dari factcheck.org, Direktur Pusat Biodesain untuk Imunoterapi, Vaksin, dan Viroterapi di Arizona State University, Grant McFadden, menyatakan bahwa catatan keamanan vaksin mRNA sangat baik.
Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung prediksi bahwa vaksin tersebut akan menyebabkan komplikasi hingga kematian.
Kesimpulan
Penerima vaksin Covid-19 mRNA diklaim akan meninggal dalam kurun Waktu 3 atau 5 tahun adalah tidak benar. Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung prediksi bahwa vaksin tersebut akan menyebabkan komplikasi hingga kematian.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Referensi
https://www.kominfo.go.id/content/detail/56822/hoaks-penerima-vaksin-covid-19-mrna-akan-meninggal-dalam-3-atau-5-tahun/0/laporanhoaks
https://www.factcheck.org/2021/04/scicheck-irish-professor-makes-unfounded-claims-about-long-term-effects-of-mrna-vaccines/
Namun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaKemenkes memperoleh beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19, salah satunya datang dari Kota Bandung.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaRencana pemberian booster ketiga ini buntut kembali meningkatnya kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengimbau masyarakat tetap menjaga kesehatan. Selain itu, tidak lupa pakai masker di keramaian dan rajin mencuci tangan .
Baca SelengkapnyaPenularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.
Baca SelengkapnyaVarian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.
Baca Selengkapnya