131 Anak Kena Gagal Ginjal Misterius, Diduga Konsumsi Obat Mengandung Etilen Glikol
Kementerian Kesehatan sudah membentuk tim penyelidikan dan penanganan kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak ini.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat 131 anak di Indonesia terkena gangguan ginjal akut misterius yang tidak diketahui penyebabnya (unknown origin). Data ini tercatat sejak Januari hingga Oktober 2022 dari 14 provinsi.
Kementerian Kesehatan sudah membentuk tim penyelidikan dan penanganan kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak ini. Tim terdiri dari dokter IDAI dan Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM).
-
Siapa yang berperan penting dalam memilih dokter anak? Dalam menjaga kesehatan anak, salah satu keputusan penting yang perlu diambil oleh orangtua adalah memilih dokter anak yang tepat.
-
Mengapa memilih dokter anak yang tepat sangat penting? Dokter anak akan menjadi mitra dalam mengawasi pertumbuhan, mengatasi penyakit, dan memberikan nasihat yang berharga tentang kesehatan dan perkembangan anak.
-
Apa yang perlu diperhatikan saat memilih dokter anak? Memilih dokter anak yang tepat merupakan langkah penting dalam menjaga kesehatan dan kesejahteraan anak.
-
Apa masalah kesehatan serius yang banyak dihadapi anak-anak Indonesia? Dokter spesialis anak divisi endokronologi dari Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, SpA(K), mengungkapkan bahwa diabetes tipe 1 merupakan masalah serius yang paling umum dihadapi anak-anak Indonesia.
-
Kapan sebaiknya anak dibawa ke dokter? Jika demam pada anak disertai gejala berat, seperti kejang, lemas, sesak napas, atau nyeri perut parah, segera bawa anak ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
-
Siapa yang perlu menjaga kesehatan untuk mendukung pertumbuhan anak? Ibu hamil perlu menjaga kesehatannya dengan mengonsumsi makanan yang sehat, berolahraga secara teratur, dan menghindari paparan zat-zat berbahaya.
Selain membentuk tim, Kementerian Kesehatan juga berdiskusi dengan tim dari Gambia, negara di Afrika Barat. Gambia juga mencatat kasus serupa.
"Hasil diskusi dengan tim dari Gambia yang mempunyai kasus serupa tentang dugaan ke arah konsumsi obat yang mengandung etilen glikol," kata Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril, Kamis (13/10).
Perlu Penelitian Lebih Lanjut
Menurut Syahril, dugaan ini perlu diteliti lebih lanjut. Sementara berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kemenkes, tidak ditemukan bakteri atau virus yang spesifik pada anak yang terkena gangguan ginjal akut misterius.
"Kemenkes saat ini sedang koordinasi dengan expert dari WHO yang mengadakan investigasi kasus di Gambia untuk mengetahui hasil investigasinya," ujarnya.
Dirjen Yankes Kemenkes, lanjut Syahril, sudah menerbitkan keputusan nomor HK.02.92/I/3305/2022 tentang Tatalaksana dan Manajemen Klinis Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal. Keputusan ini diharapkan dapat menangani kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak.
40 Pasien Dirawat di RSCM
Syahril menyebut, berdasarkan data Kementerian Kesehatan, ada 131 anak yang terkena gangguan ginjal akut misterius. Sebanyak 30 di antaranya dirawat di RSCM.
"Tambahan kasus bulan Oktober 3 anak, sehingga total 40 anak," ucapnya.
Syahril meminta masyarakat menunggu hasil investigasi kasus gangguan ginjal akut misterius. Dia memastikan, tim saat ini terus bekerja.
"Kini masih dalam proses penelitian para ahli. Tunggu saja ya," kata Syahril.
(mdk/tin)