7 Efek Konsumsi Daging Merah Berlebihan, Picu Batu Ginjal
Konsumsi daging merah berlebih dapat memicu kondisi kesehatan serius yang wajib diperhatikan.
Konsumsi daging merah berlebih dapat memicu kondisi kesehatan serius yang wajib diperhatikan.
7 Efek Konsumsi Daging Merah Berlebihan, Picu Batu Ginjal
Daging merah telah menjadi bagian integral dari diet banyak orang di seluruh dunia, karena rasanya yang lezat dan kandungan nutrisinya yang tinggi. Daging merah sendiri memiliki sejumlah kandungan nutrisi penting yang baik bagi kesehatan. Mulai dari vitamin B12, protein hingga zat besi.Namun, seperti banyak hal lain dalam hidup, konsumsi daging merah harus dilakukan dengan bijak dan dalam jumlah yang tepat. Konsumsi daging merah yang berlebihan dapat membawa sejumlah risiko kesehatan yang serius, yang sering kali tidak disadari oleh banyak orang. Studi ilmiah telah menunjukkan bahwa konsumsi daging merah yang berlebihan dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh kandungan lemak jenuh dan kolesterol yang tinggi dalam daging merah, yang dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol dalam darah dan penumpukan plak di arteri.
Berikut ini penjelasan selengkapnya mengenai apa saja efek konsumsi daging merah berlebihan yang penting diketahui.
Efek Konsumsi Daging Merah Berlebihan
1. Kolesterol NaikEfek konsumsi daging merah berlebihan yang pertama adalah mampu menaikkan kadar kolesterol. Kalian bisa memilih potongan daging sapi yang tidak memiliki lemak untuk mencegah kolesterol tinggi.
Sebuah penelitian menunjukkan, hingga 6 ons daging sapi tanpa lemak sebagai bagian dari diet seimbang, tidak akan menimbulkan dampak negatif. Khususnya terhadap kadar kolesterol. Hal ini juga terdapat dalam rekomendasi American Heart Association. 2. Sembelit
Efek konsumsi daging merah berlebihan yang kedua yaitu menyebabkan seseorang mengalami sembelit. Kondisi akan terjadi jika saat mengonsumsi daging terlalu banyak tetapi tidak diimbangi dengan serat yang cukup.
Baik itu dari biji-bijian, sayuran hingga kacang-kacangan. Hal ini tentu saja akan memicu seseorang mengalami sembelit. Apalagi diketahui daging sapi merupakan salah satu protein yang paling mudah untuk dicerna. Sehingga dengan mengonsumsi daging merah cukup banyak tanpa diimbangi sayuran lainnya itu artinya tidak mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Untuk itu, sangat dianjurkan untuk tetap mengonsumsi daging secara terkendali dan diimbangi dengan makan makanan kaya serat agar segala sesuatunya bekerja dengan benar. 3. Masalah Kesuburan
Efek konsumsi daging merah berlebihan yang ketiga adalah mengalami masalah kesuburan. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Fertility and Sterility, memilih pilihan protein yang nabati atau kaya asam lemak omega-3 seperti ikan akan meningkatkan kesuburan pada wanita.
Selain itu, membatasi konsumsi daging merah dan olahan secara berlebihan juga akan membantu meningkatkan kesuburan pada wanita.
Sementara itu untuk pria, data menunjukkan, daging merah olahan dikaitkan dengan jumlah sperma yang lebih rendah. Melansir dari laman eatthis.com., Melissa Groves Azarro, ahli diet terdaftar dan penulis A Balanced Approach to PCOS merekomendasikan agar kliennya membatasi konsumsi daging merah hingga 1-2 kali dalam satu minggu.
Azarro juga menekankan kliennya untuk mengonsumsi ikan berlemak seperti salmon dan protein nabati yang bermanfaat lainnya seperti lentil dan buncis. 4. Bau Badan dan Napas Tak Sedap
Efek konsumsi daging merah berlebihan yang keempat adalah menyebabkan bau badan dan napas tak sedap. Menurut data yang diterbitkan di Chemical Senses, dalam sebuah penelitian kecil, seorang pria yang menghindari konsumsi daging merah selama 2 minggu mempunyai bau badan yang lebih menarik.
Terlebih jika dibandingkan dengan aroma badan alami seseorang yang gemar mengonsumsi daging merah.
Tidak hanya itu saja, berlebihan dalam mengonsumsi daging merah juga bisa menimbulkan bau napas tak sedap. Hal ini karena pada saat mencerna daging, tubuh akan menghasilkan amonia sebagai produk sampingannya. Bau amonia ini kemudian bisa menyelinap ke dalam mulut. Hingga akhirnya akan menyebabkan munculnya napas dengan bau tak sedap. 5. Picu Batu Ginjal
Efek konsumsi daging merah berlebihan yang perlu diwaspadai lainnya yakni penyakit batu ginjal. Protein hewani mengandung senyawa purin yang akan terurai menjadi asam urat.
Ketika kadar asam urat meningkat, seseorang lebih berisiko terkena batu ginjal. Risiko tersebut lebih tinggi menyerang orang yang punya riwayat keturunan penyakit ginjal.
6. Tingkatkan Risiko Kanker
Efek konsumsi daging merah berlebihan selanjutnya adalah mampu menyebabkan seseorang menderita kanker. Pada makalah yang diterbitkan oleh International Agency for Research on Cancer pada 2015 disebutkan adanya potensi dari makanan daging merah yang menyebabkan kanker.
Risiko lebih besar pun akan menghampiri seseorang yang mengonsumsi daging olahan secara berlebihan. Selain itu secara khusus menyatakan berdasarkan beberapa penelitian besar, orang-orang yang mengonsumsi daging merah berlebihan cenderung lebih memungkinkan mengembangkan kanker kolorektal.
Penelitian juga menemukan risiko terkena kanker prostat dan pankreas lebih tinggi pada mereka yang mengonsumsi daging merah. Selain itu, juga memiliki risiko tinggi menderita kanker lambung. Hal ini lantaran metode pengolahan daging seperti pengasapan dan pengawetan mampu memunculkan bahan kimia penyebab kanker. 7. Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung
Melansir laman halodoc, banyak penelitian menunjukkan bahwa terlalu banyak mengonsumsi daging mampu meningkatkan risiko seseorang menderita penyakit jantung.
Selama bertahun-tahun juga para ahli percaya, hubungan antara daging merah yang dikonsumsi dengan penyakit jantung disebabkan oleh adanya lemak jenuh di dalamnya.
Menurut American Heart Association (AHA), pada umumnya daging merah mempunyai lebih banyak lemak jenuh dibanding dengan sumber protein lainnya. Seperti ikan, ayam ataupun kacang-kacangan. Mengonsumsi lemak jenuh dalam kadar tinggi dan lemak trans dalam jumlah berapa pun nantinya akan meningkatkan kadar kolesterol. Di mana pada akhirnya akan meningkatkan risiko seseorang menderita penyakit jantung.
Meski begitu, daging merah bukan lah menjadi sumber utama lemak trans. Makanan yang diolah sedemikian rupa dan digoreng cenderung memiliki lemak trans paling banyak.