Harus Dikonsumsi Sewajarnya, Ini Sejumlah Masalah Kesehatan yang Bisa Terjadi saat Konsumsi Daging Kambing Berlebihan
Konsumsi daging kambing secara berlebihan bisa memicu sejumlah masalah kesehatan termasuk darah tinggi.
Konsumsi daging kambing secara berlebihan bisa memicu sejumlah masalah kesehatan termasuk darah tinggi.
Harus Dikonsumsi Sewajarnya, Ini Sejumlah Masalah Kesehatan yang Bisa Terjadi saat Konsumsi Daging Kambing Berlebihan
Pada masa hari raya Iduladha, daging kambing merupakan salah satu sumber makanan yang banyak dikonsumsi. Hanya saja pada masa-masa ini, seseorang bisa jadi cenderung mengonsumsinya.
Pada dasarnya, daging kambing adalah sumber protein yang populer di berbagai masakan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Dengan tekstur yang lezat dan kaya akan nutrisi, daging kambing sering menjadi pilihan utama dalam berbagai hidangan spesial.
Namun, seperti halnya dengan makanan lainnya, konsumsi daging kambing secara berlebihan dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Dikumpulkan dari berbagai sumber, berikut adalah sejumlah masalah kesehatan yang bisa terjadi jika mengonsumsi daging kambing secara berlebihan.
Peningkatan Risiko Penyakit Jantung
Daging kambing mengandung lemak jenuh yang cukup tinggi, yang bisa berdampak buruk pada kesehatan jantung jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan.
Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of the American Heart Association, konsumsi lemak jenuh yang tinggi dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dalam darah. Kolesterol LDL yang tinggi adalah faktor risiko utama untuk penyakit jantung dan stroke.
Tekanan Darah Tinggi
Kandungan lemak dan natrium yang tinggi dalam daging kambing juga dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi makanan tinggi natrium dapat menyebabkan retensi cairan, yang kemudian meningkatkan tekanan darah. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah salah satu penyebab utama penyakit kardiovaskular dan dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, jantung, dan ginjal.
Masalah Pencernaan
Mengonsumsi daging kambing secara berlebihan juga bisa menyebabkan masalah pencernaan, seperti sembelit dan gangguan lambung.
Daging merah, termasuk daging kambing, memerlukan waktu lebih lama untuk dicerna dibandingkan dengan sumber protein lainnya. Hal ini bisa menyebabkan beban tambahan pada sistem pencernaan, terutama jika tidak diimbangi dengan asupan serat yang cukup dari buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.
Risiko Kanker
Beberapa penelitian telah mengaitkan konsumsi daging merah yang berlebihan dengan peningkatan risiko beberapa jenis kanker. Sebuah studi dalam International Journal of Cancer menemukan bahwa konsumsi daging merah yang tinggi dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal. Hal ini diyakini disebabkan oleh zat-zat karsinogenik yang dapat terbentuk selama proses memasak daging pada suhu tinggi, seperti saat dipanggang atau dibakar.
Asam Urat
Daging kambing mengandung purin, yang dalam tubuh akan diubah menjadi asam urat.
Asupan purin yang tinggi dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah, yang kemudian dapat menyebabkan pembentukan kristal asam urat di persendian, kondisi yang dikenal sebagai gout. Gout ditandai dengan nyeri sendi yang parah, terutama di jempol kaki, dan bisa sangat menyakitkan.
Masalah Ginjal
Konsumsi daging merah yang berlebihan, termasuk daging kambing, juga dapat berdampak negatif pada kesehatan ginjal. Penelitian menunjukkan bahwa diet tinggi protein hewani dapat memperburuk fungsi ginjal, terutama pada individu dengan penyakit ginjal kronis. Ini karena ginjal harus bekerja lebih keras untuk mengeluarkan produk-produk metabolisme dari protein hewani yang berlebihan.
Peningkatan Berat Badan
Daging kambing yang kaya kandungan kalori dan lemak dapat berkontribusi pada peningkatan berat badan jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan.
Menurut Obesity Reviews, konsumsi makanan tinggi kalori tanpa diimbangi dengan aktivitas fisik yang memadai dapat menyebabkan penumpukan lemak dalam tubuh, yang berujung pada obesitas. Obesitas adalah faktor risiko utama untuk berbagai kondisi kesehatan serius, termasuk diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan hipertensi.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi daging per kapita masyarakat Indonesia masih jauh di bawah standar Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO). Rata-rata konsumsi daging masyarakat Indonesia adalah sekitar 2-3 kg per tahun, sedangkan standar FAO adalah 20 kg per tahun. Konsumsi ini mencakup semua jenis daging, termasuk daging sapi, ayam, dan kambing.
Walau jumlah ini tentu masih rendah, namun penting untuk mengawasi porsi konsumsi daging kambing ini. Pastikan memilih cara memasak yang tepat dengan porsi yang tidak berlebihan untuk mendapat manfaat dari daging kambing.