Terlalu Banyak Mengonsumsi Daging Sapi dapat Menyebabkan Kanker karena Pengolahannya, Ini Penjelasannya
Terlalu banyak mengonsumsi daging sapi dapat menyebabkan kanker karena beberapa alasan yang terkait dengan kandungan nutrisi dan cara pengolahan daging sapi.
Terlalu banyak mengonsumsi daging sapi dapat menyebabkan kanker karena sejumlah faktor yang mungkin sering kita abaikan.
Terlalu Banyak Mengonsumsi Daging Sapi dapat Menyebabkan Kanker karena Pengolahannya, Ini Penjelasannya
Dalam beberapa dekade terakhir, perhatian terhadap kesehatan dan pola makan sehat semakin meningkat. Di tengah perhatian tersebut, muncul salah satu topik yang menarik untuk dibahas: apa hubungan antara konsumsi daging sapi dan risiko kanker.
-
Kenapa daging sapi berbahaya untuk penderita kolesterol? Seseorang dengan kadar kolesterol tinggi disarankan menghindari makan daging karena bisa memicu lonjakan kolesterol.
-
Mengapa konsumsi sate ayam berlebihan berisiko kanker? Namun, penting untuk menyadari bahwa proses pemanggangan di atas api terbuka dapat menghasilkan zat karsinogenik, seperti heterosiklik amina (HCA) dan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH).
-
Apa yang terjadi jika makan daging sapi berlebihan? Namun, konsumsi berlebihan justru dapat menyebabkan masalah kesehatan, baik secara langsung seperti pusing dan mual maupun penyakit degeneratif yang sifatnya jangka panjang seperti hipertensi, kolesterol tinggi, obesitas, dan asam urat.
-
Kenapa daging kambing dapat meningkatkan risiko kanker? Daging kambing mengandung beberapa senyawa kimia yang dapat meningkatkan risiko kanker, seperti polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs) dan heterocyclic amines (HCAs).
-
Apa yang menyebabkan daging sapi menjadi alot? Tidak sedikit yang tidak menyadari bahwa kesalahan yang sering terjadi adalah memotong daging terlalu kecil, sehingga akhirnya membuatnya menjadi keras.
-
Kenapa daging merah bisa tingkatkan risiko kanker? Menurut seorang dokter yang berfokus pada Konsultasi Seputar Kanker dan Nutrisi serta merupakan lulusan Universitas Atmajaya pada tahun 2001, daging merah mengandung senyawa tertentu yang dapat memicu inflamasi dalam tubuh, yang pada akhirnya dapat merangsang perkembangan sel-sel kanker.
Artikel ini akan membahas berbagai faktor yang memengaruhi risiko kanker akibat konsumsi daging sapi, termasuk komponen kimiawi dalam daging dan cara pengolahannya yang ikut berkontribusi.
Terlalu Banyak Mengonsumsi Daging Sapi dapat Menyebabkan Kanker karena Apa?
Terlalu banyak mengonsumsi daging sapi dapat menyebabkan kanker karena beberapa alasan yang terkait dengan kandungan nutrisi dan cara pengolahan daging sapi. Berikut adalah penjelasan kenapa terlalu banyak mengonsumsi daging sapi dapat menyebabkan kanker:
Kandungan Lemak dan Kalori Tinggi
Daging sapi kaya akan lemak dan kalori. Jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan tanpa diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup, maka dapat menyebabkan penumpukan lemak di dalam tubuh.
Hal ini dapat meningkatkan risiko obesitas, yang sendiri merupakan faktor risiko kanker. Obesitas dapat menyebabkan perubahan hormonal dan inflamasi kronis yang meningkatkan risiko kanker beberapa jenis, seperti kanker usus besar dan kanker payudara.
Kandungan Lemak Jenuh
Daging sapi mengandung lemak jenuh yang dapat meningkatkan risiko sembelit. Lemak jenuh ini dapat mengaktifkan rem alami pada usus halus, sehingga gerakan feses melambat. Hal ini dapat menyebabkan konstipasi, yang juga merupakan faktor risiko kanker usus besar.
Kandungan Heme
Daging sapi mengandung heme, suatu komponen mioglobin yang berubah menjadi kemerahan ketika kontak dengan oksigen.
Heme ini melepaskan besi, yang merupakan pro-oksidan kuat yang dapat menghasilkan spesies oksigen reaktif. Spesies oksigen reaktif ini dapat menyebabkan kerusakan DNA dan mutasi genetik, yang dapat meningkatkan risiko kanker.
Pengolahan Daging Sapi
Banyak pengolahan daging sapi yang dapat menimbulkan senyawa karsinogenik, seperti hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) dan amina heterosiklik (HCA).
Senyawa-senyawa ini dapat terbentuk ketika daging sapi dipanggang, dibakar, atau digoreng dengan suhu yang tinggi. Pengolahan daging sapi dengan cara yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko kanker karena senyawa karsinogenik yang dihasilkan.
Pola Makan yang Tidak Sehat
Pola makan yang tidak seimbang dan berlebihan dalam konsumsi daging sapi dapat meningkatkan risiko kanker.
Daging sapi tidak mengandung serat, yang penting untuk menyerap air dan memadatkan feses. Kebanyakan mengonsumsi daging sapi dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan inflamasi kronis, yang juga merupakan faktor risiko kanker.
Daging Sapi dan Kanker
Daging sapi, seperti daging merah lainnya, memang dinilai dapat menyebabkan kanker karena beberapa alasan yang terkait dengan kandungan kimia dan cara pengolahanannya.
Kandungan Karsinogenik:
Daging Merah dan Daging Olahan: Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengklasifikasikan daging merah sebagai makanan yang mengandung karsinogen kelompok 2, sedangkan daging olahan dikategorikan sebagai karsinogen kelompok 1.
Karsinogen adalah zat yang dapat menyebabkan kanker dengan cara memengaruhi gen atau merusak sel-sel normal menjadi sel kanker.
Cara Memasak:
- Pengolahan yang Tidak Sehat: Cara memasak daging yang tidak sehat, seperti dipanggang atau diasap, dapat memicu karsinogen. Proses ini dapat mengubah kandungan di dalam daging menjadi senyawa yang berpotensi menyebabkan kanker.
- Bahan Kimia: Daging yang diproses seringkali mengandung bahan kimia buatan yang dapat memicu kanker. Selain itu, proses tubuh mencerna daging juga dapat menimbulkan zat karsinogenik, seperti N-nitroso, yang dapat merusak sel-sel usus dan memicu kanker usus.
Keterkaitan dengan Kanker Usus Besar:
Penelitian dan Data: Banyak penelitian menunjukkan bahwa konsumsi daging merah, terutama daging sapi, dapat meningkatkan risiko kanker usus besar.
Data dari Cleveland Clinic menunjukkan bahwa konsumsi daging merah berpotensi besar memicu beberapa jenis kanker, termasuk kanker usus besar.
Cara Memasak Daging Sapi yang Sehat
Untuk mengurangi risiko kanker akibat mengonsumsi daging sapi, Anda bisa mencoba cara memasaka berikut ini:
1. Pilih Potongan Daging yang Lebih Sehat:
Pilih daging sapi yang rendah lemak, seperti bagian sirloin atau tenderloin. Daging yang rendah lemak mengandung lebih sedikit lemak jenuh dan kolesterol, yang dapat membantu mengurangi risiko kanker. Hindari daging olahan seperti sosis dan ham, karena terkait dengan risiko kanker yang lebih tinggi.
2. Panggang atau Rebus Daripada Menggoreng:
Panggang atau rebus daging daripada menggorengnya. Metode ini mengurangi paparan pada karsinogen yang terbentuk saat daging digoreng pada suhu tinggi. Menggoreng pada suhu tinggi dapat menghasilkan senyawa berbahaya yang dapat meningkatkan risiko kanker.
3. Marinasi:
Marinasi dengan bahan seperti jus lemon, cuka balsamik, atau rempah-rempah dapat membantu mengurangi pembentukan senyawa karsinogen. Proses marinasi memungkinkan bahan-bahan ini meresap ke dalam daging dan melindunginya selama proses memasak.
4. Panggang di Oven:
Panggang daging di oven untuk mengurangi paparan asap dan karsinogen. Oven memastikan suhu yang lebih merata dan menghindari kontak langsung dengan api terbuka. Jika Anda suka daging yang garing, panggang terlebih dahulu, lalu selesaikan di oven.
5. Perhatikan Suhu:
Jangan biarkan daging terlalu lama di atas api terbuka atau dalam oven pada suhu tinggi. Suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pembentukan senyawa berbahaya. Gunakan termometer daging untuk memastikan daging matang dengan baik tanpa membentuk kerak yang terlalu garing.
Ingatlah bahwa diet berbasis tumbuhan adalah yang terbaik untuk pencegahan kanker. Isi dua pertiga piring Anda dengan biji-bijian utuh, sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Sisanya bisa diisi dengan protein rendah lemak seperti ayam, ikan, atau protein nabati.
merdeka.com