17 Eks anggota Gafatar akan dipulangkan ke Banyumas
17 Orang asal Banyumas saat ini berada di tempat pengungsian di Kalimantan Barat.
Jelang pemulangan bekas pengikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) dari Kalimantan Barat, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas terus mendata warganya yang ikut organisasi tersebut. Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Banyumas, Setyo Rahendra mengaku belum mengetahui jumlah pasti warga asal Banyumas yang kini berada di tempat pengungsian di Kalimantan Barat.
"Kabarnya dari informasi yang didapat, ada 17 orang asal Banyumas yang saat ini berada di tempat pengungsian di Kalimantan Barat, yang akan segera dikembalikan ke Banyumas. Namun kami belum bisa memastikan jumlah orang yang akan dipulangkan," katanya, Kamis (21/1).
Dia menjelaskan, saat ini Kesbangpol Banyumas hanya memperoleh informasi akan dipulangkan pengikut Gafatar ke Pulau Jawa melalui pelabuhan Tanjung Emas Semarang menggunakan kapal perang Angkatan Laut. Selain itu, Kesbangpol Banyumas juga akan melakukan koordinasi dengan lembaga lain untuk menyiapkan beberapa hal. Persiapan tersebut, jelasnya, termasuk meminta kepada masyarakat untuk bisa menerima mantan anggota Gafatar ini di tengah-tengah kehidupan mereka.
"Kami akan rapat terlebih dengan berbagai instansi mengenai teknis penjemputannya (mantan anggota Gafatar). Kemudian kami juga membahas masa depan mereka," katanya.
Dari informasi yang beredar, saat ini warga Banyumas yang akan dipulangkan merupakan keluarga Sugianto (42) warga Desa Dawuhan Kecamatan Banyumas. Sugianto pergi membawa serta istrinya, Marfu'ah (39) serta empat anaknya yang diajak hijrah ke Kalimantan Barat sejak 25 November 2015.
Mereka menghilang secara tiba-tiba, sehingga membuat perangkat desa setempat terkejut. Ketua RW lingkungan rumahnya, Saman mengatakan kepergian Sugianto terjadi saat malam.
"Tiba-tiba mereka pergi membawa beberapa barang dengan dijemput sebuah mobil. Sebelumnya memang Sugianto pernah bilang akan membuka usaha baru di luar Pulau Jawa," jelasnya.
Merebaknya pemberitaan warga yang menghilang dan bergabung dengan Gafatar menyebabkan kelimpungan beberapa pemerintah daerah. Hingga akhirnya, ada titik terang keberadaan warga yang hilang ikut organisasi berlambang matahari terbit berwarna oranye tersebut. Mereka membuat kamp di wilayah Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.
Puncaknya, warga sekitar mengamuk dan membakar kamp yang sudah dibuat anggota Gafatar di wilayah tersebut lantaran menolak keberadaan mereka, pada Selasa (19/1) silam. Hingga akhirnya, sekitar tujuh ratusan anggota Gafatar diungsikan karena rumah mereka bakar oleh masa, yang menolak keberadaan mereka di Moton Panjang, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.