2 Pembunuh ahli senjata ditembak mati, pemesan ditangkap di Jambi
Polisi mengungkap kasus penembakan yang menewaskan Indra Gunawan alias Kuna (43) pada Rabu (18/1). Delapan orang ditangkap, dua di antaranya tewas ditembak petugas.
Polisi mengungkap kasus penembakan yang menewaskan Indra Gunawan alias Kuna (43) pada Rabu (18/1). Delapan orang ditangkap, dua di antaranya tewas ditembak petugas.
Satu di antara 8 orang itu, RJ, merupakan pengorder atau pemesan pembunuhan. Dia ditangkap di Jambi, Minggu (22/1) sore.
"Yang menyuruh baru saja tertangkap di Jambi. Itu yang memesan. Kita akan kembangkan lagi. Jadi jumlah tersangka sekarang ada 7 tambah 1. Tujuh ada di Medan, 1 ada di Jambi, yaitu yang menyuruh melakukan. Inisialnya RJ," kata Kapolda Sumut Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel di RS Bhayangkara Medan, Minggu (22/1) sore.
Selain RJ sebagai pemesan, polisi lebih dulu menangkap Rawindra alias Rawi (40), warga Jalan Waru, Medan, yang mencari pelaku dan menyusun skenario pembunuhan; Jo Hendal alias Zen (41), warga Jalan Sukaraja, Batubara, Sumut, yang menjadi joki sepeda motor; Putra (31), eksekutor; serta Chandra alias Ayen (31), warga Jalan Tulang Bawang, Medan dan Jhon Marwan Lubis alias Ucok (62), warga Jalan Sei Deli, Medan, yang menyimpan senjata api. Rawi dan Putra tewas diterjang timah panas polisi.
Keenam orang ini tertangkap setelah polisi meringkus 2 orang yang terlibat pembunuhan lain, yakni Wahyudi alias Culun (33), warga Jalan Karya Jaya, Medan dan M Muslim (31), warga Jalan Sampali, Medan. Mereka memukuli Wiria, karyawan Kuna, dengan sebatang kayu, hingga akhirnya tewas.
"Jadi yang terungkap ada 2 seri pembunuhan. Pembunuhan pertama pada 5 April 2014. Kemudian pembunuhan seri kedua dilakukan pada 18 Januari 2017. Pembunuhan dilakukan jaringan yang sama," jelas Rycko.
Kasus ini terungkap setelah para penyidik dari Polrestabes Medan dan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Sumut menangkap Muslim di Jalan Bakaran Batu Medan, Sabtu (21/1) sekitar pukul 16.00 WIB. Kemudian, mereka menangkap Wahyudi alias Culun.
"Muslim ini pada waktu itu adalah eksekutor, sedangkan Culun sebagai pengendara sepeda motor. Dari kedua orang ini kita mendapatkan informasi yang sangat penting. Kedua orang ini pun mendapat tugas membunuh seri kedua, tapi ditolak. Dari situ kita mendapat informasi, ditambah bantuan dari Mabes Polri," papar Rycko.
Pengakuan Muslim dan Wahyudi yang menyebut mereka diperintah Rawi mengungkap komplotan ini. Jo Hendal alias Zen ditangkap di Karang Sari, Polonia, Minggu (22/1) dini hari sekitar pukul 01.45 WIB. Kemudian petugas menangkap Rawi ditangkap di Hotel Cherry Pink, Medan, sekitar pukul 04.00 WIB.
Penangkapan Rawi pun dikembangkan. Petugas menangkap Chandra alias Ayen (31) dan Jhon Marwan Lubis alias Ucok yang menyimpan senjata api. "Sampai tadi pagi ditangkap eksekutor untuk pembunuhan seri kedua, saudara Putra. Pada waktu penangkapan terjadi perlawanan-perlawanan. ini ada samurai dan ada pisau yang digunakan untuk melawan. Dua tersangka (Rawi dan Putra) ditembak dan meninggal dunia. Ada tersangka lain yang ditembak pada bagian kaki," jelas Rycko.
Dari hasil penyelidikan, para pelaku mendapat pesanan untuk melakukan pembunuhan terhadap Kuna. Begitu juga dengan pembunuhan yang terjadi pada 5 April 2014. Polisi terus mengembangkan kemungkinan adanya kasus lain yang dikerjakan kelompok ini. "Kita akan ungkap. Hari ini seluruh rumah para tersangka kita pasangi police line untuk pengembangan agar didapatkan petunjuk apakah ada kasus pembunuhan lain yang dilakukan kelompok pembunuh bayaran ini," papar Rycko.
Pengembangan yang dilakukan polisi membuahkan hasil. Pemesan pembunuhan, berinisial RJ pun diringkus di Jambi. Petugas sudah mengantongi sejumlah bukti untuk menjeratnya, termasuk bukti pembayaran.
Motif RJ masih didalami penyidik. "Karena baru tertangkap, nanti kita akan langsung interogasi. Apa yang membuatnya berniat membunuh Kuna," sebut Rycko.
Dalam pengungkapan ini, polisi menyita 3 pucuk senjata api. Senpi itu akan dikirim ke Laboratorium Forensik untuk memastikan ada tidaknya senjata organik yang digunakan. Petugas pun tengah menyelidiki asal senjata itu.
Polisi juga mendalami komunikasi elektornik dari handphone para tersangka. "Kita akan telusuri dan analisa elektronik untuk kita telusuri jaringan-jaringan atau kejadian-kejadian sebelumnya," pungkas Rycko.
Seperti diberitakan, Kuna tewas ditembak di depan tokonya di Jalan Jenderal Ahmad Yani No 84, Kesawan, Medan, Rabu (18/1). Ahli reparasi senjata ini ditembak orang tak dikenal tak lama setelah dia turun dari mobil untuk membuka tokonya sekitar pukul 09.00 WIB.
Kuna yang tertembak di dada kiri dekat ketiak, langsung dilarikan ke RS Putri Hijau. Namun dia tak tertolong.