20 Potongan Tubuh Korban Ledakan Bahan Petasan di Blitar Diuji DNA
Tim Labfor Polda Jatim menemukan total 20 potongan tubuh manusia pada tempat kejadian perkara (TKP) ledakan petasan di Dusun Tegalrejo, Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Minggu (19/2) kemarin. Ke-20 potongan tubuh itu kini diuji DNA untuk menemukan pemiliknya.
Tim Labfor Polda Jatim menemukan total 20 potongan tubuh manusia pada tempat kejadian perkara (TKP) ledakan petasan di Dusun Tegalrejo, Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Minggu (19/2) kemarin. Ke-20 potongan tubuh itu kini diuji DNA untuk menemukan pemiliknya.
"Tim DNA membantu tim DVI Biddokkes Polda Jatim yang didukung oleh RS Bhayangkara Kediri dan RSUD Srengat, kami membawa 20 potongan tubuh manusia. Ada tulang, ada daging, ada rambut, dan yang lain," ujar Kabid Labfor Polda Jatim Kombes Pol Sodiq Pratomo, Selasa (21/2).
-
Kapan pemberontakan PETA di Blitar terjadi? Pemberontakan PETA di Blitar terjadi pada 14 Februari 1945.
-
Kenapa PETA memberontak di Blitar? Faktor-faktor yang memicu pemberontakan ini antara lain ketidakpuasan terhadap kebijakan pendudukan Jepang yang semakin menyulitkan rakyat, serta semangat nasionalisme untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
-
Siapa yang memimpin pemberontakan PETA di Blitar? Pemberontakan PETA di Blitar terjadi pada 14 Februari 1945. Kronologis pemberontakan dimulai ketika pasukan PETA yang dipimpin oleh Letnan Soeprijadi memberontak melawan tentara Jepang yang menduduki Indonesia pada waktu itu.
-
Apa tujuan dari pemberontakan PETA di Blitar? Tujuan akhir pemberontakan ini adalah meraih kemerdekaan dari penjajahan, yang pada akhirnya berhasil diraih dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
-
Apa saja jenis wisata yang bisa dinikmati di Blitar? Dengan kombinasi warisan sejarah, keindahan alam, dan kehidupan budaya yang dinamis, Kota Blitar menawarkan pengalaman yang menarik bagi penduduk setempat dan wisatawan.
-
Apa itu petir? Secara proses, petir merupakan peristiwa pelepasan listrik yang ditimbulkan lantaran ketidakseimbangan badai awan dan permukaan Bumi.
Ia menambahkan, selain membawa 20 potongan tubuh manusia, pihaknya juga telah mengambil 2 sampel darah dari keluarga korban. Tujuannya, untuk menentukan satu korban yang hingga kini belum ditemukan identitasnya.
"Ditambah 2 (sampel) darah dari keluarga korban yang untuk menentukan siapa korban satunya. Karena di antaranya 4 meninggal di TKP, 3 sudah bisa diidentifikasi, tinggal 1 yang belum diidentifikasi," ungkapnya.
Terkait dengan banyaknya potongan tubuh yang ditemukan, ia menyebut membutuhkan waktu untuk dapat menemukan identitas pemilik tubuh tersebut. "Untuk proses lebih lanjut, berkaitan dengan DNA, karena jumlah BB-nya lumayan banyak, dan banyak tulangnya, kita mungkin butuh waktu yang lebih, mungkin," tandasnya.
Diketahui, ledakan di Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Blitar pada Minggu (19/2) malam itu merusak sebanyak 28 rumah dan satu masjid. Ledakan itu bersumber dari timbunan bahan petasan dan kembang api milik seorang warga.
Tak hanya mengakibatkan kerusakan. Ledakan juga menelan korban jiwa dan luka. Adapun identitas korban yang meninggal dunia adalah warga RT 01 RW 13 Dusun Tegalrejo, Desa Karangbendo, Darman. Sedangkan yang luka, Tri Wahyudi (27), Dwi Erna Wati (21), Bara Kartanegara (4 bulan), Jumali (35) dan Mesirah (60).
(mdk/yan)