20.000 Banser NU & Kokam Muhammadiyah apel kebangsaan di Prambanan
20.000 Banser NU & Kokam Muhammadiyah apel kebangsaan di Prambanan. "Keduanya sama-sama mengabdikan diri demi kemashlahatan umat Islam di berbagai bidang dari pendidikan hingga kesehatan. Apel Kebangsaan ini akan menjadi cara kita mensyukuri perbedaan dan memelihara semangat ke-Indonesiaan kita," urai Imam.
Dua organisasi massa pemuda Muslim besar di Indonesia yaitu Banser NU dan Kokam Muhammadiyah mengikuti acara Apel Kebangsaan di Lapangan Siwa Kompleks Candi Prambanan, Yogyakarta. Sebanyak 20 ribu personel baik dari Banser NU maupun Kokam Muhammadiyah ikut serta dalam acara tersebut.
"Apel kebangsaan ini akan menjadi penyampai pesan penting bahwa pemuda muslim bergerak bersama merawat kebhinnekaan dan ke-Indonesiaan di tengah perbedaan pandangan yang selama ini ada dalam kedua organisasi pemuda ini," ujar penggagas acara ini Menpora Imam Nahrawi, Sabtu (16/12).
Imam menerangkan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU), tidak hanya menjadi organisasi masyarakat terbesar di Indonesia, tapi juga telah teruji komitmennya dalam menegakkan NKRI. Muhammadiyah dan NU menurut Imam memiliki peran dalam masa perjuangan dalam pendirian Republik Indonesia.
"Keduanya sama-sama mengabdikan diri demi kemashlahatan umat Islam di berbagai bidang dari pendidikan hingga kesehatan. Apel Kebangsaan ini akan menjadi cara kita mensyukuri perbedaan dan memelihara semangat ke-Indonesiaan kita," urai Imam.
Imam menerangkan acara Apel Apel Kebangsaan Pemuda Muslim bertema "Pemuda Hebat Menjaga Bumi". Acara ini, lanjut Imam menjadi awal dari gerakan bersama yang akan menjadikan spirit Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Insaniyah, dan Ukhuwah Wathaniyah benar benar hidup dalam organisasi-organisasi kepemudaan yang ada di Indonesia.
"Hari ini seluruh masyarakat di negeri ini akan menjadi bukti bahwa pemuda muslim Indonesia tidak terbelah dan tetap berkonsolidasi merapatkan barisan untuk sama-sama membangun Indonesia," tandasnya.
Imam juga menekankan Apel Kebangsaan ini momentum penting bagi pemuda untuk bersatu karena generasi muda yang akan menempati posisi-posisi strategis menentukan wajah Indonesia di masa depan.
"Masyarakat yang tercerai berai adalah salah satu penyumbang negara yang sulit untuk maju, karena kita sibuk menyelesaikan konflik dan pertikaian, sehingga lupa untuk bergerak maju," ulas Imam.
Imam menambahkan saat ini Indonesia sedang menikmati bonus demografi. Jumlah penduduk Indonesia, sambung Imam, saat ini mayoritas didominasi oleh pemuda usia produktif.
"Bonus demografi yang segera akan kita nikmati menjadikan mayoritas pemuda kita akan berada di usia produktif. Kita mempunyai semua modal untuk menjadi negara maju, asal kita berani bersatu," tutup Imam.