22 Terduga Teroris Jatim, Senpi & Buku Jihad Tiba di Bandara Soekarno-Hatta
"Kelompok ini telah melakukan pelatihan di Gunung Bromo, Jawa Timur. Mereka merencanakan aksi terorisme yang akan menebarkan ketakutan di masyarakat," jelasnya.
22 Pelaku teror dari berbagai Kota dan Kabupaten di Jawa Timur tiba di Bandara Soekarno-Hatta, selain ke 22 terduga teroris tersebut, tim Densus 88 juga ikut mengamankan sejumlah barang bukti berupa senjata api jenis FN, 50 butir peluru tajam, berbagai jenis senjata tajam seperti samurai, pisau, busur dan panah serta buku-buku jihad.
Karopenmas Mabes Polri Brigjen Rusdi Hartono mengungkapkan, ke 22 teroris yang diamankan itu, dibekuk tim Densus 88 dari sejumlah kota dan kabupaten di Provinsi Jawa Timur. Seperti Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, Kediri, Malang, dan Bojonegoro yang seluruhnya tergabung dalam jaringan Jemaah Islamiyah (JI).
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Apa yang ditemukan Densus 88 saat menangkap ketujuh pelaku ancaman terhadap Paus Fransiskus? "Kita temukan barang barang yang terkait propaganda saja seperti penggunaan logo logo, foto-foto, kemudian kata-kata. Logo ISIS misalnya, logo-logo yang merujuk pada tanda tertentu yang biasa digunakan kelompok teror, salah satu misalnya bendera bendera itu ya," kata dia di GBK, Jumat (6/9).
-
Dimana Densus 88 menemukan bukti ancaman terhadap Paus Fransiskus? Kita temukan barang barang yang terkait propaganda saja seperti penggunaan logo logo, foto-foto, kemudian kata-kata.
-
Mengapa Densus 88 menangkap ketujuh pelaku ancaman terhadap Paus Fransiskus? Dijelaskan, Densus 88 Antiteror diberikan mandat untuk melakukan pencegahan sedini mungkin setiap ancaman, setiap serangan teror yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok.
-
Bagaimana Densus 88 menemukan ancaman terhadap Paus Fransiskus? Hasil pemantauan, ditemukan postingan-postingan bermuatan ancaman dan provokasi yang ditujukan kepada Paus Fransiskus saat melakukan kunjungan ke Indonesia.
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.
"Sejak 26 Februari 2021 sampai dengan 2 maret 2021. Tim Densus 88 melakukan penegakan hukum terhadap 22 tersangka pelaku tindak pidana terorisme di Jawa Timur," ucap dia di Apron Bandara Soekarno-Hatta, Kamis (18/3/2021).
Dia menegaskan, para pelaku teror itu diamankan dari sejumlah lokasi di Jawa Timur. Seluruhnya, adalah jaringan Jemaah Islamiyah.
"Atau yang dalam istilah Densus 88 adalah kelompok Fahid. Karena tersangka Fahid merupakan pimpinan atau otak dari aksi teror ini," jelasnya.
Rusdi menjelaskan, para tersangka terorisme tersebut adalah pemain lama, yang sebelumnya tengah merencanakan untuk melakukan aksi teror di tengah-tengah masyarakat. Dari pengungkapan itu, tim Densus 88 juga ikut mengamankan sejumlah barang bukti yang akan digunakan pelaku untuk melakukan aksi teror.
"Satu pucuk senpi jenis FN dan 50 butir peluru beraneka macam, lalu ada juga sajam berupa katana, pedang, panah dan busur, yang tentunya setiap saat bisa digunakan kelompok ini melakukan aksinya dan berbagai macam buku yang mayoritas berisi tentang jihad," jelasnya.
Dalam keterangannya, Rusdi menerangkan kalau jaringan terorisme asal Jawa Timur itu, diduga menyasar para aparat keamanan, terutama anggota Polri yang sedang bertugas.
"Kelompok ini telah melakukan pelatihan di Gunung Bromo, Jawa Timur. Mereka merencanakan aksi terorisme yang akan menebarkan ketakutan di masyarakat," jelasnya.
Ke- 22 teroris tersebut, tiba dengan pesawat Lion Air Charter JT3585 sekira pukul 12.15 WIB mendarat di Terminal Kargo Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Puluhan teroris tersebut tiba dengan dikawal ketat aparat kepolisian bersenjata lengkap. Adapun puluhan teroris tersebut yakni FA, FU, NA, SS, AY, TS, YA, RZ, BR, YP, EP, YT, AI, AS, RA, ZA, ME, IE, HS, AR, BS dan, HAB.
Dia juga mengajak peran serta masyarakat, untuk aktif melaporkan adanya tindakan atau kelompok masyarakat yang mencurigakan. Sebab, pelaku teror di Indonesia masih hidup ditengah- tengah masyarakat.
"Untuk itu Polri mengimbau peran serta masyarakat bisa mempersempit ruang gerak kelompok ini dan bisa menjadi peringatan dini sosial sehingga setiap aktifitas terorisme dari awal dapat terdeteksi," jelasnya.
Baca juga:
Polisi Sebut 22 Tersangka Teroris asal Jatim Tak Ada Hubungan dengan FPI
22 Terduga Teroris dari Jatim Ditempatkan di Rutan Cikeas
Polisi Sita Barang Bukti 22 Terduga Teroris, dari Buku hingga Uang Rp197 Juta
22 Terduga Teroris Kelompok JI Diterbangkan dari Surabaya ke Jakarta
LPSK: Korban Terorisme Terbesar di Sumut Karena Ledakan Sibolga
Mas Jack, Dulu Perakit Bom Anak Buah Dr Azhari Sekarang Penjual Soto