3 Napi Lapas Samarinda Tewas usai Pesta Miras Oplosan Diautopsi, 11 Saksi Diperiksa
Tiga napi diduga tewas usai berpesta miras oplosan serbuk minuman ringan kemasan yang dicampur cairan hand sanitizer atau alkohol di dalam selnya.
Tiga jenazah narapidana Lapas Kelas IIA Samarinda yang tewas diduga usai menenggak miras oplosan di dalam sel penjara selesai diautopsi dan dimakamkan Sabtu (24/9). Polisi memeriksa 11 saksi dari kasus itu, termasuk petugas Lapas.
Tiga jenazah napi berada di kamar jenazah RSUD Abdul Wahab Syachranie sejak Jumat (23/9) siang. Sore harinya sekitar pukul 16.00 Wita, dokter forensik melakukan autopsi dan rampung hingga pukul 04.00 Wita dini hari.
-
Apa yang dimaksud dengan Sarisa Merapi? “Jadi Sarisa Merapi berasal dari kata ‘sari salak dari lereng Merapi’ dan berdiri sejak 2016 dengan saat ini sudah memiliki 20 jenis olahan salak,” kata Rini kepada Merdeka, beberapa waktu lalu.
-
Kapan Sarisa Merapi didirikan? “Jadi Sarisa Merapi berasal dari kata ‘sari salak dari lereng Merapi’ dan berdiri sejak 2016 dengan saat ini sudah memiliki 20 jenis olahan salak,” kata Rini kepada Merdeka, beberapa waktu lalu.
-
Di mana Sarisa Merapi menjalankan usahanya? Sarisa Merapi mulanya dijalankan bersama kelompok wanita tani (KWT) Kemiri Edum di Dusun Kemiri, Kelurahan Purwobinangun, Kecamatan Pakem.
-
Bagaimana Sarisa Merapi mengolah salak? Brand ini konsisten mengolah buah salak segar mulai dari mulai kulit hingga bijinya.
-
Siapakah Asha Ramadia Ananda Tanjung? Asha Ramadia Ananda Tanjung adalah seorang anggota TNI Angkatan Udara dengan pangkat Sersan Dua (Serda).
-
Dimana Sarisa Merapi berada? Melimpahnya buah salak menggerakkan Kelompok Wanita Tani Kemiri Edum untuk mendirikan sebuah UMKM bernama Sarisa Merapi di Dusun Kemiri, Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem.
Ketiga jenazah dimakamkan di tiga daerah berbeda. Jenazah pertama dimakamkan di Samarinda, kedua dibawa ke kabupaten Kutai Barat dan jenazah ketiga dimakamkan di Penajam Paser Utara.
Sejak menerima informasi Lapas Samarinda, tim INAFIS Satreskrim Polresta Samarinda telah melakukan olah TKP awal di Lapas. Tim mengawal jalannya proses autopsi dan juga penyerahan jenazah ke keluarganya untuk dimakamkan.
"Iya benar kita laksanakan autopsi (terhadap ketiga jenazah napi Lapas Samarinda)," kata Kapolresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadli, dikonfirmasi merdeka.com, Sabtu (24/9) malam.
Ary menerangkan tim Sateskrim sementara ini telah memeriksa 11 saksi dari kejadian itu. Baik itu warga binaan atau napi Lapas lainnya, maupun petugas Lapas itu sendiri.
"Petugas yang bertugas jaga saat kejadian itu," ujar Ary.
Dijelaskan Ary, terkait dugaan ketiga napi itu tewas usai menenggak miras hasil oplosan minuman ringan dicampur hand sanitizer atau alkohol, kepolisian telah mengamankan sampel minuman sebagai barang bukti.
"Iya sudah kita amankan bekas minuman. Penyelidikan dan penyidikan terus berjalan," Ary menegaskan.
Meski demikian, Ary belum bisa memastikan kepolisian akan segera menetapkan tersangka dari peristiwa kematian ketiga napi itu.
"Belum tahu. Kita lihat nanti hasilnya (hasil penyelidikan dan penyidikan yang sedang berjalan)," demikian Ary.
Sebelumnya, empat napi Lapas Kelas IIA Samarinda dilarikan ke rumah sakit usai kejang di dalam selnya Kamis (22/9) malam. Dua napi tewas di malam yang sama, dan satu napi lagi meninggal Jumat (23/9) pagi.
Satu lagi napi, Carlos dirawat intensif di RSUD AW Syachranie Samarinda.
Tiga napi diduga tewas usai berpesta miras oplosan serbuk minuman ringan kemasan yang dicampur cairan hand sanitizer atau alkohol di dalam selnya.
"Bisa jadi hand sanitizer, bisa jadi juga berupa alkohol. Ini bagaimana masuknya ke dalam, sedang proses pendalaman. Masuknya lewat mana dan seperti apa, sedang dalam proses pendalaman," kata Kepala Lapas Kelas IIA Samarinda Ilham Agung Setyawan, dihubungi merdeka.com.
(mdk/ray)