4 Hal ini bikin Asep Sunarya layak disebut maestro dalang
Wayang sebagai tontonan para orangtua tidak berlaku ketika Asep Sunarya yang menjadi dalang.
Asep Sunarya Sunandar, atau biasa dipanggil Abah Asep Sunarya adalah seorang maestro wayang golek Indonesia. Selaku dalang wayang golek Abah Asep juga dikenal konsisten pada bidang garapannya.
Abah Asep, lahir di Bandung, Jawa Barat, 3 September 1955 dan meninggal kemarin di RS Al Ihsan Bandung di umur 58 tahun. Asep meninggal karena sakit jantung dan akan dikebumikan di pemakaman keluarga hari ini.
Asep Sunarya adalah satu satu tokoh yang mampu membuat kesenian khususnya wayang golek digemari oleh banyak orang. Wayang sebagai tontonan para orangtua tidak berlaku ketika Asep Sunarya yang menjadi dalang.
Keterampilan Asep dalam memainkan wayang kayu sangat lihat, begitu juga dengan olah vokal atau paguneman yang disuarakan. Tak heran Asep disebut salah satu maestro dalang di tanah air yang mendunia.
Apa saja yang membuat Asep layak disebut dalang maestro:
-
Siapakah Asha Ramadia Ananda Tanjung? Asha Ramadia Ananda Tanjung adalah seorang anggota TNI Angkatan Udara dengan pangkat Sersan Dua (Serda).
-
Kapan Marsekal Suryadarma meninggal? Saking Lurusnya, Rumah Yang Ditempatinya Belum Lunas Saat Suryadarma Meninggal Tahun 1975.
-
Siapa Serka Sudiyono? Serka Sudiyono adalah anggota TNI yang bekerja sebagai Babinsa di Desa Kemadu, Kecamatan Sulang, Rembang.
-
Di mana makam Sunan Nyamplung berada? Berlayar ke Pulau Genteng, di sana juga terdapat makam-makam leluhur. Salah satunya makam Mbah Endang Setiawati. Makamnya berbentuk punden yang berada di sebuah gumuk yang jaraknya hanya 150 meter dari garis pantai barat Pulau Genteng.
-
Kapan Alun-alun Puspa Wangi Indramayu diresmikan? Sebelumnya alun-alun ini diresmikan pada Jumat (9/2) lalu, setelah direnovasi sejak 19 Mei 2021.
-
Apa itu Wayang Papua? “Menurut saya wayang itu merupakan hal yang simbolis dari Jawa. Maka dari itu saya gabungkan saja dengan buat wayang Papua,” kata Lejar, mengutip kanal YouTube Seni dan Sekitarnya.
Asep ciptakan tokoh Cepot
Pecinta wayang, khususnya wayang golek, tentu sudah sangat akrab dengan tokoh Cepot. Tokoh punakawan berkulit merah, berkumis mirip Hitler, berblangkon dan pakaian selalu hitam ini selalu menjadi tokoh yang ditunggu-tunggu dalam setiap pementasan wayang golek.
Sang pencipta tokoh Cepot tak lain adalah Asep Sunarya Sunandar. Kini setiap pagelaran wayang golek, kehadiran Cepot dan kawan-kawan menjadi adegan yang paling ditunggu-tunggu. Cepot sudah sangat identik dengan wayang golek.
Berkat Cepot inilah wayang golek bisa diterima semua kalangan. Cepot menjadi satu trend tersendiri dalam setiap pentas wayang golek.
Penciptaan tokoh Cepot juga dianggap pendobrakan luar biasa dalam seni pewayangan. Asep tidak sedikit dikritik, tetapi konsistensinya telah membuahkan hasil. Asep menjadi salah satu dalang termasyhur di nusantara.
Asep membawa wayang golek keliling Eropa
Sukses menjadi dalang di tatar Sunda membuat nama Asep semakin melejit. Dunia internasional pun mengakui kehebatan pria kelahiran Bandung 3 September 1955 ini.
Lewat tangan terampilnya dalam memainkan wayang kayu, Asep ditanggap hingga ke mancanegara. Tidak sekali dua kali Asep Sunandar Sunarya tampil di luar negeri, tetapi berkali-kali dalang ini membawa kesenian wayang golek go internasional.
Di tahun 1989, Abah Asep pernah berkunjung ke Amerika dalam rangka pementasan wayang golek. Tahun 1992 Abah juga mengikuti Festival Wayang (Teater Boneka) di Prancis.
Tak hanya itu, di tahun 1993, Abah Asep juga pernah diundang menjadi dosen kehormatan di Institut International de La Marionnette di Charleville, Prancis. Setahun kemudian, Abah Asep kembali membawa wayang golek keliling Eropa. Abah diminta menampilkan pertunjukan wayang golek di benua Eropa.
Cepot dan Asep Show
Sebelum Asep Sunandar Sunarya menciptakan tokoh Cepot, pertunjukan wayang golek kurang begitu diminati, terutama di kalangan anak muda. Wayang golek hanya diminati para orang tua saja yang tahu seluk beluk cerita Mahabharata atau Ramayana.
Asep yang tergerak untuk membuat wayang golek disukai semua kalangan akhirnya menciptakan tokoh Cepot. Tokoh Cepot tampil dengan guyonan dan sentilan-sentilan khas masyarakat sunda. Wayang yang rahang bawahnya bisa digerak-gerakkan jika berbicara, juga dapat merentangkan busur dan melepaskan anak panah, tanpa bantuan tangan dalang.
Alur cerita dan percakapan yang dilakukan Cepot bersumber dari kehidupan sehari-hari warga menengah ke bawah. Guyonan dan candaan Cepot inilah yang justru booming dibanding pertunjukan wayang goleknya sendiri.
Bahkan gara-gara cepot ini, di rentang tahun 1994 hingga 2004, Asep mengisi program acara ASEP Show di Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), dengan tokoh utama si Cepot setiap bulan Ramadan. Asep mampu mengelaborasi wayang dengan para pelawak. Acara ASEP Show ini pun pernah menjadi acara paling laris kala itu.
Asep Sunarya juga berdakwa
Wayang di era para Wali Songo dijadikan media untuk berdakwah. Wayang yang saat itu banyak mengundang perhatian masyarakat untuk menonton, oleh para wali disisipkan nilai-nilai agama.
Begitu juga yang dilakukan oleh Asep Sunandar Sunarya saat menjadi dalang. Tak jarang, Asep menambahkan ajaran-ajaran Islam dalam cerita wayangnya agar diikuti oleh para penontonnya.