Berawal dari Pengalaman Kultural, Ini Cerita Asal Mula Terciptanya Wayang Papua
Untuk cerita sendiri, Lejar mengambil cerita yang mengangkat nilai-nilai budaya Papua.
Untuk cerita sendiri, Lejar mengambil cerita yang mengangkat nilai-nilai budaya Papua.
Berawal dari Pengalaman Kultural, Ini Cerita Asal Mula Terciptanya Wayang Papua
Lejar Daniartana Hukubun lahir dari seorang ayah asal Papua dan ibu asal Jawa. Lahir dari keturunan Papua membuat Lejar sudah terbiasa diperlakukan berbeda oleh lingkungan sosialnya.
Ia pun tertarik membawa pengalaman kultural itu ke dalam sebuah karya seni. Dari sanalah tercipta “Wayang Papua”.
“Menurut saya wayang itu merupakan hal yang simbolis dari Jawa. Maka dari itu saya gabungkan saja dengan buat wayang Papua,” kata Lejar, mengutip kanal YouTube Seni dan Sekitarnya.
Lalu seperti apa kisah awal mula Lejar menciptakan Wayang Papua?
-
Dimana Wayang Ringkang berasal? Wayang Ringkang merupakan seni wayang golek gaya baru yang modern.
-
Kenapa warga Pucung menggelar wayang di tradisi Majemukan? Tradisi Majemukan sendiri biasanya digelar setiap habis panen padi.
-
Dimana Wayang Krucil berkembang? Wayang krucil berkembang di kalangan petani dan masyarakat kawasan pegunungan. Para dalang wayang Krucil yakin wayang ini merupakan produk seni rakyat yang berkembang di kalangan petani Jawa Timur.
-
Siapa pencipta Wayang Ringkang? Sebelumnya, Wayang Ringkang dikembangkan oleh seorang seniman Sunda bernama Ki Tantan Sugandi pada 2007 lalu.
-
Bagaimana cara pembuatan Wayang Kulit Purwa Cirebon? Dalam laman cirebonkota.go.id, disampaikan bahwa wayang kulit Purwa awalnya dibuat dari kulit hewan ternak seperti sapi maupun kerbau.
-
Apa jenis wayang khas Jakarta? Di sana terdapat tradisi wayang khas bernama Golek Lenong Betawi.
Dalam menciptakan Wayang Papua, Lejar awalnya terinspirasi dari seorang seniman wayang bernama Pak Nanang Garuda. Dia merupakan sosok yang menciptakan istilah “wayang pulau” yang mana di dalamnya ada Wayang Irian.
Selain itu, Lejar juga terinspirasi dari Pak Heri Dono yang membuat Wayang Momotaro berdasarkan cita-cita dan imajinasinya. Lejar juga terinspirasi dari Pak Sukasman yang memberi pengayatan pada wayangnya.
Sedangkan tokoh-tokoh Wayang Papua terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama merupakan tokoh-tokoh yang murni dari imajinasi.
“Misalnya ini. Jadi dalam membuat tokoh wayang ini saya terinspirasi dari orang Papua yang sehari-hari hidup di hutan, hidup di pinggir pantai, mikul buruan kuat, bawa barang-barang juga kuat. Kok superhero sekali. Maka saya buat tokohnya tokoh yang kuat. Saya namai Simpson Papua,” kata Lejar sambil tertawa.
Untuk cerita sendiri, Lejar mengambil cerita yang mengangkat nilai-nilai budaya Papua. Salah satu hal yang diangkat adalah soal budi pekerti.
Dalam menciptakan Wayang Papua, Lejar pernah mengalami gejolak kultural. Waktu tahun 2019, ia membuat tugas akhir untuk kuliahnya terkait Wayang Papua. Waktu itu ia pergi ke Merauke. Di sana ia banyak mendengarkan cerita-cerita rakyat Papua.
Dari sana ia membuat buku cerita anak yang tokoh ilustrasinya digambar menyerupai wayang. Saat ia meminta izin pada salah satu kepala suku di sana, sang kepala suku bertanya-tanya apa itu wayang.
“Jadi saya waktu itu membuat wayang Papua hanya sebatas gambar ilustrasi. Ini sebagai bentuk penghormatan pada mereka karena mereka masih bertanya-tanya apa itu wayang,” kata Lejar.
Berkat karya Wayang Papua, Lejar berhasil berangkat menuntut ilmu di Hungaria. Di sana ia mempromosikan Wayang Papua kepada teman-teman beserta gurunya.
“Jadi melalui wayang Papua ini saya ingin menyebarkan cinta kasih. Bahwa sesungguhnya Papua itu merupakan satu kesatuan dari Indonesia,” pungkas Lejar, mengutip kanal YouTube Seni dan Sekitarnya.