Mengenal Wayang Kulit Purwa Cirebon, Berusia Hampir 600 Tahun dan Punya 9 Tokoh Punakawan
Keunikan wayang kulit Purwa khas Cirebon yang usianya sudah hampir 600 tahun ini adalah terdapat 9 tokoh Punakawan.
Kota Cirebon rupanya memiliki kesenian khas yang sedikit berbeda dengan daerah lain di Jawa Barat. Bukan wayang golek yang biasa dipentaskan di tanah Sunda, melainkan wayang kulit Purwa.
Wayang kulit Purwa khas Cirebon ini tergolong unik karena memiliki 9 tokoh punakawan. Sejak awal kemunculannya, wayang Purwa masih dipertahankan baik bentuk maupun fisik aslinya.
-
Bagaimana warga Pucung melestarikan wayang kulit? Tak hanya membuat wayang, bahkan warga Dusun Pucung sampai sekarang masih melestarikan tradisi pementasan wayang.
-
Kenapa warga Pucung menggelar wayang di tradisi Majemukan? Tradisi Majemukan sendiri biasanya digelar setiap habis panen padi.
-
Apa yang ditampilkan di Festival Wayang Kulit Banyuwangi? Festival Wayang Kulit 2023 ini menghadirkan lakon Ampak-Ampak Manahilan yang dimainkan oleh Dalang trio, yaitu Ki Sanggit Abhillawa, Ki Galih Kidung Wibowo, dan Ki Edo Sabdo Carito. 'Lakon ini mengisahkan penyesalan raksasa yang melakukan peperangan balas dendam di hutan Manahilan.'
-
Siapa maestro dalang wayang kulit purwa yang tampil di lima benua? Sosoknya dikenal sebagai salah satu maestro dalang yang sudah mulai memulai kariernya sejak tahun 1975 silam.
-
Apa Wayang Krucil itu? Wayang krucil atau wayang klithik adalah pertunjukan boneka datar dua dimensi yang terbuat dari kayu yang diukir dan diberi warna. Mengutip cakdurasim.com, wayang ini memiliki ketebalan antara 2-3 cm. Bagian lengannya terbuat dari kulit agar dapat digerakkan.
-
Bagaimana cara Festival Kedawung Ngesti Luhung melestarikan budaya Cirebon? “Kami berusaha untuk menyeimbangkan antara globalisasi dan modernisasi dan itu bisa tertanam dengan adanya kearifan lokal,“ katanya .
Berdasarkan keterangan sejarah, wayang kulit Purwa diketahui sudah berusia hampir 600 tahun. Ada kisah menarik dari keberadaannya yang konon lahir saat pernikahan Sunan Gunung Jati.
Berikut kisah selengkapnya:
Dibuat dari Kulit Sapi dan Kerbau
Dalam laman cirebonkota.go.id, disampaikan bahwa wayang kulit Purwa awalnya dibuat dari kulit hewan ternak seperti sapi maupun kerbau. Diberi nama “Purwa” karena wayang ini merupakan generasi awal kesenian wayang yang pada saat itu populer di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Purwa sendiri dalam bahasa Jawa artinya awal, jadi bisa dibilang wayang kulit khas Cirebon ini merupakan generasi pertama sebelum keberadaannya menyebar ke daerah-daerah lainnya. Saat itu, wayang jadi bagian yang dianggap sakral karena banyak yang percaya bahwa perupaan wayang sama dengan ruh yang tinggal di benda mati untuk menyampaikan pesan tertentu.
Ditampilkan dalam Pagelaran Satu Sura hingga Hajatan
Kesenian wayang kulit Purwa ini kemudian dijadikan sebagai media hiburan yang disukai oleh masyarakat. Kehadirannya selalu dinantikan masyarakat Cirebon di acara-acara tertentu seperti malam satu sura, hajatan khitan hingga pernikahan. Biasanya pementasan wayang menjadi bentuk syukur karena hajatan yang digelar telah berjalan dengan baik.
Wayang memang menjadi salah satu warisan budaya leluhur yang masih dipertahankan sampai sekarang. Selain itu, di keraton wayang juga dijadikan sebagai media dakwah yang disukai masyarakat. Saat itu, siapapun yang ingin menonton hanya tinggal membayar dengan membaca dua kalimat syahadat sehingga menjadi seorang muslim.
Dipentaskan Pertama Kali saat Pernikahan Sunan Gunung Jati
Kehadiran wayang Purwa pertama kali adalah saat momen pernikahan Syekh Syarif Hidayatullah dengan Nyi Mas Pakungwati.
Pernikahan ini berlangsung pada 10 Sura tahun 1479 masehi, atau jika dihitung saat ini sudah berusia sekitar 545 tahun bahkan lebih.
Wayang kulit Purwa saat itu dijadikan sebagai media hiburan, sekaligus pengenalan ajaran Islam agar masyarakat Cirebon lebih mengenalinya.
Ada 9 Tokoh Punakawan
Keunikan lain dari wayang kulit Cirebon adalah terdapatnya 9 tokoh Punakawan. Ini berbeda dari kebanyakan wayang yang umumnya hanya memiliki empat yakni Bagong, Petruk, Semar serta Gareng.
Untuk 5 tokoh Punakawan lain dari wayang kulit Cirebon yakni Bitarota, Sekar Pandan, Ceblok,Curis, Bagal Buntung dan Cungkring.
Konon mitosnya jumlah 9 ini berkaitan dengan jumlah lubang yang ada di tubuh manusia. Selain itu, sembilan juga menunjukan jumlah Wali Sanga yang dulu berjasa dalam menyebarkan agama Islam di tanah Jawa.
Wayang Lahir di Cirebon Berkat Sunan Kalijaga
Budayawan Cirebon, Waryo Sela, menyebut kelahiran wayang di Cirebon tidak bisa dilepaskan kehadiran Sunan Kalijaga yang sudah lama berdakwah dengan kesenian.
Berdasarkan catatan Babad Cirebon, ketika itu Sunan Gunung Jati menginginkan adanya pertunjukan wayang, namun pada abad ke-15 silam boneka wayang belum ada.
Akhirnya Sunan Gunung Jati memanggil Sunan Kalijaga untuk membuat rancangan dari pertunjukan wayang yang biasa dipentaskan di tanah Jawa.
“Waktu itu, Sunan Kalijaga kemudian mengundang Sunan Kajoran untuk memproses satu per satu tokoh yang dirancang oleh Sunan Kalijaga hingga bentuk fisiknya jadi,” kata Waryo, dikutip dari kanal Youtube BRIN.