4 Tokoh Indonesia jadi nama jalan di luar negeri
Selain karena jasanya, pemberian nama jalan ini juga berkaitan dengan hubungan kedua negara.
Beberapa nama jalan di kota-kota Indonesia menggunakan nama pahlawan. Tujuannya agar masyarakat bisa mengenal dan mengenang jasa mereka. Tak hanya di dalam negeri, nama pahlawan dan tokoh terkenal Indonesia juga digunakan sebagai nama jalan di kota-kota di luar negeri.
Selain karena jasanya, pemberian nama jalan ini juga berkaitan dengan hubungan kedua negara. Berikut beberapa negara yang memberi nama jalan di kota mereka dengan nama tokoh di Indonesia:
-
Dimana tempat wisata sejarah di Jakarta yang memiliki penjara bawah tanah? Menariknya, di bawah museum fatahilah ini terdapat berbagai penjara bawah tanah yang bisa kamu kunjungi dan dapat merasakan bagaimana di dalam penjara tersebut.
-
Kenapa tempat wisata sejarah di Jakarta cocok untuk ngabuburit? Nah, untuk masyarakat Jakarta, momen ngabuburit menjadi aktivitas yang menarik untuk dilakukan dengan berpergian ke beberapa destinasi wisata. Di tengah gemerlapnya pusat kota Jakarta yang modern, terselip berbagai tempat wisata bersejarah yang menjadi saksi bisu perkembangan kota ini dari masa ke masa.
-
Siapa tokoh inspiratif yang menjadi mentor Moh. Hatta dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia? Nazir Pamoentjak lebih dulu lahir ketimbang Mohammad Hatta yang terpaut lima tahun. Selama hidupnya, Nazir menjadi salah satu mentor semasa muda Moh. Hatta hingga menjadi teman dekat dalam memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia.
-
Pajak apa yang diterapkan di Jakarta pada masa pasca kemerdekaan? Di dekade 1950-an misalnya. Setiap warga di Jakarta akan dibebankan penarikan biaya rutin bagi pemilik sepeda sampai hewan peliharaan.
-
Siapa yang menginspirasi dengan kisahnya? Perempuan 22 tahun itu baru saja mengikuti program Singapore-Indonesia Youth Leaders Exhange Program (SIYLEP). Dia didapuk menjadi Duta Pemuda Indonesia 2023 dan mewakili Provinsi Banten di Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) yang diselenggarakan oleh Kemenpora RI. Kisahnya turut menginspirasi. Banten provinsi wisata dan budaya Disampaikan Sheila, dirinya bersama 34 perwakilan dari berbagai daerah di Indonesia lainnya bertandang ke Singapura selama lima hari.SIEYLAP sendiri mengusung tema pariwisata yang dikenalkan secara maksimal oleh dirinya. "Sekaligus memperkenalkan tentang Banten dan mengenalkan potensi wisata Banten kepada delegasi Singapura.
-
Apa saja yang terlihat dipenuhi salju dalam foto ilustrasi Jakarta? Dalam foto-foto tersebut nampak Monas dipenuhi salju. Bahkan puncak Monas yang terbuat dari emas tertutup warna putih dari salju. Sementara itu, Bundaran Hotel Indonesia juga nampak dipenuhi salju. Stasiun KRL juga begitu sejuk dilihat karena dipenuhi salju. Bak stasiun kereta di luar negeri. Hal yang sama juga terjadi pada Stadion Gelora Bung Karno (GBK). Stadion sepakbola nampak dipenuhi salju.
Jalan Ir Soekarno
Nama Soekarno menjadi nama jalan di Pakistan, yaitu Soekarno Road. Jalan itu dekat Peshawar. Ada juga dua tempat di Pakistan yang menggunakan nama Soekarno, yaitu Soekarno Square Khyber Bazar, Peshawar, dan Sukarno Bazar, Lahore. Penamaan ini menjadi salah satu cara untuk mengenang jasa Soekarno yang sudah membantu Pakistan saat konflik dengan India.
Bahkan hingga kini kalangan militer Pakistan masih ingat jasa Bung Karno yang mengirim TNI AL berpatroli di laut selatan Pakistan saat konflik memanas antara Pakistan dan India di tahun 1965. Sebaliknya, pendiri Pakistan Quaid Azzam Ali Jinnah pernah meminta menahan seluruh pesawat Belanda yang singgah di Pakistan pada 1947, ketika Belanda ingin menyerang Indonesia.
Pemerintah Indonesia juga menghargai jasa prajurit Pakistan, yang ketika itu ikut rombongan sekutu. Rombongan ratusan prajurit Pakistan itu tadinya diperintahkan menyerang Indonesia ketika sekutu sampai di Surabaya November 1945. Namun mereka berontak dan memilih berperang di sisi Indonesia. Dari total 600 tentara Pakistan, sebanyak 500 orang gugur di Surabaya. Pada Agustus 1995, Indonesia memberikan medali Indenpendece War Awards kepada tentara Pakistan ini.
Jalan Munir Said Thalib
Nama Almarhum Munir Said Thalib atau yang lebih dikenal dengan panggilan Munir dijadikan sebagai nama jalan di Kota Den Haag, Belanda. Pemerintah Belanda menamakan jalan tersebut "Munirpad, Indonesische voorvechter van de bescherming de rechten van de mens" atau "Jalan Munir, Advokat pejuang HAM Indonesia".
Nama Jalan Munir itupun nantinya juga akan berada dalam satu kawasan, dengan beberapa nama jalan lainnya, yang juga dinamai dengan nama-nama tokoh terkenal di dunia.
Raden Adjeng Kartini
Raden Adjeng Kartini dikenal di Indonesia sebagai pejuang hak-hak emansipasi wanita. Kartini juga dikenal oleh negara lain sebagai seorang tokoh feminis dari Indonesia. Salah satunya adalah Belanda. Sebagai bentuk penghormatan terhadap Kartini, negeri kincir angin tersebut mengabadikan nama pahlawan asal Jepara, Jawa Tengah, itu sebagai nama jalan. Tak hanya satu, tetapi empat tempat sekaligus.
Keempat nama jalan yang dalam bahasa Belanda disebut R.A Kartinistraat berlokasi di kota Utrecht, wilayah Haarlem, Kota Venlo, dan kota Amsterdam. Semasa hidupnya, Kartini memang sering mengirimkan surat-surat dan tulisannya pada surat kabar di Belanda. Tak heran jika namanya dikenal dengan baik oleh negara kincir angin tersebut.
Jalan Mohammad Hatta
Wakil Presiden Mohammad Hatta diketahui pernah menimba ilmu di negeri Belanda. Selama di negeri kincir angin tersebut, Hatta dikenal sebagai aktivis kemerdekaan Indonesia. Pada 1987 Walikota R.H Claudius menggunakan nama Mohammad Hatta sebagai nama jalan. Lokasi Mohammad Hattastraat atau Jalan Mohammad Hatta berada kawasan Harleem, Belanda.
Sampai pada 1921 Hatta menetap di Rotterdam, Belanda dan bergabung dengan sebuah perkumpulan pelajar tanah air yang ada di Belanda, Indische Vereeniging. Mulanya, organisasi tersebut hanyalah merupakan organisasi perkumpulan bagi pelajar. Namun segera berubah menjadi organisasi pergerakan kemerdekaan saat tiga tokoh Indische Partij (Suwardi Suryaningrat, Douwes Dekker, dan Tjipto Mangunkusumu) bergabung dengan Indische Vereeniging yang kemudian berubah nama menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).