5 Fakta penyergapan pesawat asing oleh F-16 TNI di Medan
Pesawat asing itu harus dipaksa turun oleh pesawat F-16 karena sudah lancang masuk wilayah kedaulatan udara Indonesia.
Kamis (10/4) siang, teritorial udara di sekitar Medan, Sumatera Selatan mendadak heboh. Radar Pertahanan Udara Kohanudnas Sumatera Utara, khususnya radar Sibolga, Sabang dan Lhokseumawe tiba-tiba menangkap obyek terbang tak dikenal.
Tanpa buang waktu, kemudian 2 pesawat tempur F-16 dari Skadron Udara 3 langsung dikerahkan untuk menyergap dan memaksa mendarat sebuah pesawat asing itu di Lanud Suwondo Medan. Sebab, pesawat itu sudah jelas-jelas masuk melintasi wilayah kedaulatan RI tanpa izin.
Berikut beberapa fakta tentang penyergapan asing oleh F-16 di Medan seperti dirangkum oleh merdeka.com:
-
Apa yang terjadi pada pesawat yang diterbangkan oleh Narine Melkumjan? Saat dia mulai bermanuver memiringkan pesawat, tiba-tiba kanopi yang menjaganya dari embusan angin yang kencang terbuka dan pecah. Dia kemudian membagikan video yang merekam detik-detik menegangkan itu di akun X @NarineMelkumjan miliknya.
-
Kenapa Hari Air Sedunia penting? Peringatan ini menyoroti tantangan-tantangan besar yang dihadapi dunia dalam hal krisis air, termasuk polusi air, perubahan iklim, dan ketidaksetaraan akses terhadap air bersih.
-
Bagaimana cara memilih kursi pesawat terbaik? Anda bisa memilih kursi pesawat terbaik dengan membeli tiket secara online. Saat proses booking, cek denah pesawat dengan memasukkan data keberangkatan ke situs-situs perjalanan eksternal.
-
Kapan Hari Air Sedunia diperingati? Hari Air Sedunia adalah peringatan global yang diadakan setiap tahun pada tanggal 22 Maret untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya air bersih dan keberlanjutannya.
-
Kapan kapal Situbondo-Madura ramai penumpang? Ramai Para Santri Pada musim lebaran, biasanya kapal Situbondo-Madura itu ramai pemudik. Mereka biasanya berasal dari kalangan para santri di Madura yang menempuh pendidikan di Jawa Timur.
-
Kenapa Sudako menjadi transportasi penting di Medan? Peran Sudako saat itu sangatlah penting bagi mobilitas masyarakat hingga menjadi angkutan kota andalan di Kota Medan.
Dipaksa turun dari Sri Lanka
Pada pukul 11.32 WIB Pusat Operasi Kosekhanudnas III menginformasikan ke flight F-16 terdapat lasa X di arah radial 280, jarak 220 nm (400 km) ketinggian 11.000 feet dari Kota Medan dengan kecepatan 250 knot (400 km/jam) dengan arah (heading) 110.
Pada pukul 11.45 WIB, diketahui tidak ada data informasi tentang penerbangan sesuai lintasan pesawat asing. Pangkosekhanudnas III Marsma TNI Sungkono memerintahkan Komandan Skadron Udara 3 Letkol Pnb Firman Dwicahyo untuk mengirimkan 'Falcon Flight' melaksanakan penyergapan dengan perintah 'scramble'.
Tepat pada pukul 11.51 WIB dua pesawat F-16 sudah tinggal landas menuju sasaran pesawat tak dikenal.
Dengan diarahkan oleh Ground Control Interceptor dari Kosek III maka pada pukul 12.25 WIB Falcon Flight berhasil menangkap sebuah pesawat propeller tipe Swearingen SX 300 berwarna merah dengan nomor registrasi N 54JX di arah radial 260, jarak 60 nm (100 km), ketinggian 11.000 feet dari kota Medan.
Praktis saat ditangkap pesawat sedang terbang di antara puncak-puncak pegunungan Bukit Barisan. Pesawat ini diketahui berangkat dari Sri Lanka menuju Bangkok dengan rencana short stop di Bandara Subang, Malaysia.
Bawa sepeda dan tiga jeriken
Sejumlah barang ditemukan dalam pesawat jenis Swearingen SX 300 dipaksa turun oleh F-16 milik TNI AU di Lanud Soewondo Medan. Pesawat ini melintas secara ilegal di wilayah udara Kota Sibolga, Pulau Sumatera, Kamis (10/4).
Dengan pengawalan ketat anggota TNI AU, sang pilot asing itu langsung digiring menuju ruang VIP Lanud. Pilot tersebut lantas dikepung anggota Pasukan Khas TNI AU bersenjata lengkap.
Pakai pesawat pribadi, Swearingen SX 300
Pilot asing itu diketahui menerbangkan sendiri pesawat Swearingen SX-300, dan rupanya pesawat berwarna merah itu milik pribadi. Pesawat asal Amerika Serikat itu pertama kali dikembangkan oleh Ed Swearingen seorang ahli penerbangan dari San Antonio, Texas sejak tahun 1980. Kemudian pesawat ini mulai perdana diterbangkan pada 1 Juli 1984.
Swearingen SX-300 termasuk pesawat yang mempunyai performa tinggi, namun hanya mempunyai dua kursi saja di dalamnya. Pesawat ini pun mampu menjelajah udara dengan akselerasi yang stabil seperti pesawat-pesawat built up lainnya.
Pesawat ini mempunyai tiga baling-baling. Dengan desain kontemporer kanopi terbuka, konstruksinya juga berada di luar kemampuan rata-rata dari pesawat amatir lainnya. Swearingen SX-300 mempunyai 300 tenaga kuda (220 kW) dengan enam mesin silinder agar mampu terbang secara maksimal di udara.
Sang pilot berasal dari Swiss
Mengenai hasil pemeriksaan, Pangkosek Hanudnas III Medan Marsma Sungkono memaparkan bahwa pilot itu diketahui bernama Heinz Pieter (65). Warga negara Swiss itu mengaku ingin melakukan penerbangan dari Colombo ke Singapura.
Heinz diketahui sebagai pensiunan pilot penerbangan sipil. Pesawat itu milik dia pribadi. "Jenis pesawatnya Jhon SE 29," kata Sungkono.
Dia mengatakan, pilot dan pesawat masih tetap akan diproses karena sudah melakukan pelanggaran. Namun, pihak TNI AU hanya sampai ke penyidikan, selanjutnya akan diserahkan ke penyidik sipil.
Dipastikan tak ada indikasi teror
Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional III Medan menyampaikan keterangan resmi mengenai pesawat asing yang dipaksa turun ke Pangkalan Udara (Lanud) Soewondo, Polonia, Kamis (10/4). Mereka menyatakan belum ada indikasi ancaman atau teror dari pesawat yang dipiloti warga negara Swiss ini.
"Belum ada ancaman pelanggaran kedaulatan, hanya tidak memiliki izin. Dia harus ada izin untuk masuk wilayah udara kita. Tapi ini masih diinvestigasi dan diteliti. Sejauh ini karena ketidaktahuan mereka," kata Marsma Sungkono, Pangkosek Hanudnas III Medan kepada wartawan.
Sungkono juga memaparkan kronologi pencegatan dan pemaksaan turun pesawat itu. "Jadi pada waktu kita melaksanakan operasi, ada pesawat tidak memiliki izin memasuki wilayah udara kita. Maka langsung kita airborne-kan 2 unit F-16 untuk meng-intercept," ujarnya.
Dia memaparkan, pesawat dicegat pada posisi 80 nautical mile sebelah barat Meulaboh. Pesawat kemudian dipaksa mendarat ke Lanud Soewondo sekitar pukul 12.44 WIB.