Sejarah Angkot Sudako, Raja Jalanan Kota Medan yang Sudah Ada sejak Era 70-an
Selain Perusahaan Otobus (PO) yang terkenal di Sumatra, Kota Medan juga memiliki moda angkutan kota yang tak kalah populer.
Selain Perusahaan Otobus (PO) yang terkenal di Sumatra, Kota Medan juga memiliki moda angkutan kota yang tak kalah populer.
Sejarah Angkot Sudako, Raja Jalanan Kota Medan yang Sudah Ada sejak Era 70-an
Setiap daerah di Indonesia umumnya memiliki moda transportasi angkutan kota atau yang biasa disebut dengan angkot. Keberadaan angkot ini membuat mobilitas masyarakat menjadi lebih mudah.
Kota Medan merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang memiliki moda transportasi angkot yang unik. Angkot dari Kota Medan ini biasa disebut Sudako dan sudah ada sejak era 70-an.
-
Stasiun kereta api mana di Sumatra Utara yang terhubung dengan rute kereta api Medan? Pasalnya, Sumatra memiliki rute kereta api yang melewati Medan, Siantar, Tebing Tinggi, Kisaran, Padang Halaban, Tanjung Balai, Batang Kuis, Lubuk Pakam, serta Rantau Prapat.
-
Kapan Stasiun Medan diresmikan? Dari sinilah didirikan Stasiun Medan yang diresmikan oleh DSM pada 25 Juli 1886.
-
Siapa 'raja mobil' Indonesia di era Soekarno? Di era Soekarno, satu nama mendapat julukan 'raja mobil Indonesia'. Dia adalah Hasjim Ning.
-
Kapan becak dayung muncul di Medan? Pada tahun 1950-an, becak dayung diperkirakan sudah masuk ke Kota Medan.
-
Kenapa Bus Handoyo disebut 'Raja Jalanan'? Dengan reputasi dan pengalamannya di dunia bus malam, Bus PO Handoyo mendapat julukan sebagai 'Raja Jalanan dari Lembah Tidar' Magelang.
-
Apa transportasi umum di Bandung tahun 1971? Ketika itu, hanya dua jenis kendaraan umum yang mengaspal di jalanan kota kembang, yakni becak dan Bemo.
Asal-Usul Sudako
Mengutip dari Jurnal Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Medan (2021), ada beberapa versi asal-usul penamaan Sudako.
Ada versi yang menyebut Sudako merupakan singkatan dari Sumatera Daihatsu Company. Sementara itu sumber lain menyebut Sudako merupakan singkatan dari Sarana Umum Dalam Kota.
Sudako kerap dikaitkan dengan penyebutan Suzuki, Daihatsu, Colt, atau jenis kendaraan produksi Mitsubishi.
Pasalnya angkota kota di Medan saat itu didominasi oleh mesin-mesin produsen dari Jepang. Hingga saat ini, asal-usul penamaan Sudako masih belum diketahui secara pasti.
Pilihan Warga Medan
Pada tahun 70 sampai 90-an, mayoritas masyarakat di Kota Medan belum memiliki kendaraan pribadi. Harga yang mahal membuat kendaraan pribadi hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu saja.
Peran Sudako saat itu sangatlah penting bagi mobilitas masyarakat hingga menjadi angkutan kota andalan di Kota Medan.
Tak hanya itu, Sudako juga menjadi bagian dari saksi berkembangnya ekonomi nonformal sekaligus menjadi tempat bertukar informasi masyarakat.
Sejak adanya Sudako, banyak bermunculan pedagang asongan, pengamen, dan pelaku ekonomi nonformal lainnya yang seiring berjalannya waktu semakin menjamur seperti yang kita temukan sekarang ini.
Saat itu, para pedagang menjual barang-barangnya kepada penumpang Sudako pada saat berhenti di lampu merah
Biasanya para penumpang akan membeli minuman atau membeli jajanan yang ditawarkan.
Predikat Raja Jalanan
Sudako identik dengan gaya berkendara sopirnya yang ugal-ugalan, knalpot berasap, dan mengeluarkan suara bising saat menembus hiruk-pikuk Kota Medan.
Sudako bahkan menyandang predikat raja jalanan di Kota Medan. Para sopir pun tak segan-segan untuk ngetem atau mengambil penumpang seenaknya tanpa memperhatikan pengguna jalan lainnya.
Pada awalnya, para sopir Sudako terbilang tertib di era kemunculannya.
Pada tahun 80-an, mulai banyak oknum yang ingin memanfaatkan kehadiran Sudako sebagai penghasilan sampingan, yaitu adanya iuran-iuran atau biasa disebut pungutan liar.
Lenyap Dimakan Zaman
Munculnya pilihan sepeda motor yang sudah bisa dibeli secara kredit, membuat Sudako perlahan mulai ditinggal para pelanggan setianya.
Tak heran, para sopir Sudako saling bersaing mendapat penumpang sebanyak-banyaknya demi memenuhi setoran yang harus mereka bayarkan.
Saat ini, dengan zaman serba modern dan moda transportasi yang mudah di akses secara online, keberadaan Sudako semakin tersingkirkan dan sudah lenyap dari jalanan Kota Medan.