5 Kisah polisi gadungan perdayai wanita
Pelaku kerap kali memberikan janji-janji manis bahkan berjanji menikahi korban untuk memuluskan aksinya.
Bagi anda para wanita, berhati-hatilah jika berkenalan dengan seorang pria yang mengaku sebagai anggota kepolisian. Pasalnya akhir-akhir ini, modus penipuan dengan menjadi polisi gadungan marak terjadi.
Dengan bermodalkan seragam berpangkat brigadir hingga komisaris, yang dapat dibeli di toko-toko perlengkapan polisi, para pelaku ini memperdayai wanita dan menguras harta bendanya. Tidak hanya itu, pelaku kerap kali memberikan janji-janji manis bahkan berjanji menikahi korban untuk memuluskan aksinya.
Namun ada juga modus lain yang dilakukan oleh polisi gadungan tersebut, yaitu dengan menelepon korbannya dan berpura-pura telah menangkap anggota keluarganya agar mendapatkan uang tebusan yang dinginkan pelaku. Untuk itu masyarakat diminta lebih waspada.
Berikut 5 kisah polisi gadungan perdayai wanita:
-
Kenapa pangkat polisi penting? Selain itu pangkat juga merupakan syarat mutlak yang perlu dimiliki oleh anggota Polri jika hendak mendapatkan amanat untuk mengemban jabatan tertentu.
-
Apa yang dilakukan penerus para jenderal polisi? Penerus Sang Jenderal Putra para Jenderal Polisi ini mengikuti jejak sang ayah.
-
Siapa saja penerus para Jenderal Polisi? Ipda Muhammad Yudisthira Rycko anak Komjen Rycko Amelza Dahniel. Yudisthira lulusan Akpol 51 Adnyana Yuddhaga. Ipda Jevo Batara anak Irjen Napoleon Bonaparte. Jevo polisi muda berparas tampan. Iptu Ryan Rasyid anak Irjen Hendro Pandowo. Ryan baru lulus dari Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK). Ipda Adira Rizky Nugroho anak Irjen (Purn) Yazid Fanani. Adira peraih Adhi Makayasa Dia lulusan Akpol Angkatan ke-53 tahun 2022. Iptu Danny Trisespianto Arief Anak mantan Kapolri Sutarman.
-
Bagaimana polisi melacak keberadaan Pegi Setiawan? Polisi menangkap PS (Pegi Setiawan) saat pulang bekerja sebagai kuli bangunan di kawasan Jl Kopo, Kota Bandung. Polisi sempat mengalami kesulitan saat melacak keberadaan Perong,” kata dia, Rabu (22/5) malam. “(Pegi selalu) berpindah tempat, di antaranya Cirebon dan Bandung,” Jules melanjutkan.
-
Apa yang disita oleh petugas Satpol PP di Denpasar? Barang bukti yang sita itu 4,5 kg daging anjing dan (ada yang sudah diolah) berupa rica-rica dan rawon. Itu, katanya laris dikonsumsi oleh orang-orang terbatas," kata Kepala Satpol PP Provinsi Bali, Dewa Nyoman Rai Dharmadi, saat dikonfirmasi Kamis (1/8).
-
Kapan kata penutup pidato penting? Seperti diketahui, bahwa ragam acara seperti seminar, perpisahan, pernikahan hingga acara formal lain membutuhkan sebuah penutup pidato yang penuh kesan yang membuat seluruh rangkaian acara berkesan.
Polisi gadungan pacari gadis lalu kuras hartanya
DHS (24), warga Jalan Proklamasi, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang, ditangkap petugas Polsek Jatiuwung karena menipu pacarnya, Eko Prasetiyani (25). DHS menguras harta kekasihnya dengan cara mengaku sebagai polisi berpangkat brigadir.
Aksi DHS berawal ketika sang pacar menanyakan pekerjaannya. Pelaku lantas mengaku sebagai anggota polisi. Dengan bermodalkan seragam polisi dan pistol korek api, DHS berhasil meyakinkan sang pacar hingga rela menggelontorkan hartanya total mencapai Rp 22,5 juta kepada pelaku.
"Tersangka sempat pergi ke kondangan bersama korban dan keluarganya dengan menggunakan seragam polisi lengkap. Dia juga selalu membawa pistol korek api dan menyelipkannya di pinggang agar korban percaya," kata Kapolsek Jatiuwung Kompol Alamsyah Palupessy, Kamis (10/11) lalu.
Kemudian tersangka mulai meminjam barang-barang korban di antaranya dua unit ponsel, satu motor Yamaha Mio dengan nomor polisi B 6692 CJD dan uang sebesar Rp 5 juta. Namun, barang-barang tersebut tidak dikembalikan melainkan nekat digadaikan oleh DHS tanpa pengetahuan sang kekasih.
DHS mengaku menjadi polisi gadungan untuk menarik simpati pacarnya. Sebab, dia masih berstatus sebagai pengangguran. Dia telah menjalin hubungan dengan Prasetiyani selama tiga bulan.
"Saya tidak ingin dia tahu kalau saya pengangguran. Saya beli seragam di Pasar Senen. Setiap ngapel ke tempat pacar, saya selalu pakai seragam supaya dia percaya," kata DHS yang kini meringkuk di dalam sel penjara.
Polisi gadungan kelabui empat gadis di Bandung
Remaja berinisial SA (17) mengaku polisi berpangkat Briptu sudah mengelabui empat orang gadis di Bandung. Pelaku memanfaatkan jejaring sosial Facebook untuk berkenalan dengan korban dan membawa kabur barang berharga milik keempat gadis tersebut.
"Jadi prosesnya berhari-hari, pelaku ini kenalan, kopi darat (bertemu) dan di situ dia beraksi," kata Kapolsekta Bojongloa Kidul Kompol Herryanto, di Mapolsekta Bandung, Jumat (15/3).
Herryanto mengatakan polisi gadungan itu mengaku sebagai anggota Sat Lantas Polrestabes Bandung. Dia mengatakan, ketika bertemu, pelaku yang sehari-harinya bertugas sebagai sekuriti itu meminjam gadget korban seperti Tablet Smartfren, BlackBerry, bahkan uang pun diambil.
"Ngaku-ngakunya saat ketemuan, pinjam untuk keperluan dinas, karena diperintahkan komandannya. Seperti korban Astri Purwati yang juga harus kehilangan uang Rp 2,3 juta," kata Herryanto.
Di hadapan petugas, SA mengaku melakukan penipuan tersebut karena desakan ekonomi dan dia membeli atribut kepolisian di salah satu toko di Bandung seharga Rp 300 ribu. "Biar pede saja, saya pakai atribut lengkap saat ketemu," jelas SA.
Polisi gadungan berpangkat AKBP tipu wanita di Bekasi
Seorang polisi gadungan berpangkat AKBP di Kota Bekasi, Jawa Barat dibekuk jajaran Reskrim Polsek Bantargebang. Perwira menengah gadungan itu termotivasi menjadi polisi karena ingin 'aman' di jalan.
Tersangka Eko Budi Santoso (35) ditangkap karena terlibat penganiayaan terhadap Supriyanto di sebuah SD Mustikasari, Mustikajaya. Eko mengaku, menjadi anggota polisi untuk melakukan penipuan. Namun, sejauh ini belum ada yang melapor menjadi korban penipuan tersangka.
"Dia membawa kabur sebuah sepeda motor milik teman perempuannya berinisial W," kata Kanit Reskrim Polsek Bantargebang, Iptu Wahid Key, Kamis (19/12) siang.
Wahid mengatakan, pelaku mengaku sebagai anggota polisi hanya bermodalkan sebuah lencana yang pernah diberikan oleh anggota polisi yang berdinas di Mabes Polri. Akibat perbuatannya pelaku dijerat pasal 378 KUHP tentang penipuan dan 372 KUHP tentang penggelapan dengan ancaman hukuman lima tahun penjara.
Polisi gadungan tipu tiga istrinya
AP, seorang warga Manggarai yang ditangkap karena kerap mengaku sebagai anggota kepolisian tersebut diketahui mempunyai tiga orang istri. Dan parahnya, ketiganya turut tertipu terkait pekerjaan AP.
"Istrinya tersangka ada tiga, tiga-tiganya ketipu juga. Mereka taunya selama ini AP memang seorang anggota polisi," ujar Kanit V Subdit Umum Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Kompol Antonius Agus kepada sejumlah wartawan di Mapolda Metro Jaya.
Dikatakan Agus, Kartu Tanda Anggota (KTA) Polri palsu yang dimiliki pelaku tercatat sebagai polisi sejak tahun 2011. Namun, lanjut Agus, informasi yang didapat AP sudah lama menjadi polisi gadungan.
Selain itu, polisi juga mengamankan barang bukti lainnya berupa beberapa buah dokumen LP Polda maupun Mabes yang diduga untuk mengelabui korbannya dengan mengurus kasus. Polisi juga menyita pistol mainan yang dilakukan untuk menakut-nakuti korbannya.
"Dokumen LP polda maupun mabes disinyalir digunakan untuk broker kasus atau mengurus sertifikat. Sementara untuk senjata api belum digunakan untuk menembakkan, hanya untuk gaya-gayaan saja," tutur Agus.
Polisi gadungan tipu ibu rumah tangga Rp 13 juta
Henny Lestari (51), ibu rumah tangga warga Cipinang Besar Utara RT 4 RW 1 ditipu seorang pria yang mengaku sebagai polisi yang telah menangkap anaknya bernama Wahid (27) atas kasus narkoba.
Henny menceritakan pria yang mengaku polisi tersebut meminta uang tebusan sebesar Rp 30 juta untuk menebus anaknya agar tidak dijerat hukuman penjara akibat kasus narkoba.
Henny mengatakan ketika mendengar hal itu dia pun terkejut dan langsung menuruti apa yang diperintahkan oleh si pelaku. Henny mengatakan saat kejadian, anaknya memang tidak berada di rumah.
"Saya juga gak ngerti kok bisa yah tertipu, mungkin karena panik soalnya saat di telepon anak saya memang lagi tidak di rumah. Akhirnya saya hanya bisa memberikan Rp 13 juta ke rekening atas nama Haryanto untuk uang damai agar anak saya bisa bebas," jelas Henny.
Tanpa pikir panjang Henny pun langsung menyetor uang tunai sebesar Rp 13 juta ke rekening pelaku. Sedangkan sisanya sebanyak Rp 17 juta, pelaku meminta Henny untuk mengirim kembali melalui SMS ke rekening berbeda atas nama Lukas Verdian.
"Pas saya kirim yang Rp 13 juta, saya telefon anak saya ternyata tidak apa-apa, baru saya sadar saya tertipu dan di situ saya gak kirim lagi yang sisanya," ucapnya.
Baca juga:
Ngaku Kapolsek & bisa urus kasus, pemuda peras warga Rp 20 juta
Polisi gadungan pacari gadis lalu kuras hartanya
Dalam 1 hari Polantas gadungan ini raup Rp 900 ribu dari memeras
Pura-pura jadi polisi, lulusan SD peras dua mahasiswa Undip
Kompol gadungan di Medan tipu Rp 1 miliar