5 Pertempuran besar usai proklamasi pertahankan kemerdekaan
Para serdadu Belanda dan Jepang tetap saja berusaha mengambil alih daerah kekuasaan yang pernah diraihnya.
Meski Presiden I.R Soekarno telah membacakan naskah proklamasi untuk menyatakan kemerdekaan negara Indonesia, bukan berati negara kita telah terbebas dari penjajahan. Para serdadu Belanda dan Jepang tetap saja berusaha mengambil alih daerah kekuasaan yang pernah diraihnya.
Meski begitu, para pemuda kita tetap berjuang mempertahankan kemerdekaan, walau harus berkorban nyawa sekalipun. Pertempuran ini bukan hanya terjadi di satu daerah, melainkan di seluruh wilayah Indonesia yang pernah menjadi daerah jajahan.
Melalui strategi militernya, mereka mampu mengalahkan musuh meski hanya dengan alat seadanya. Dengan semangat kemerdekaan yang dimiliki, para pemuda mampu merebut apa yang telah diambil oleh musuh.
Berikut ini merdeka.com akan memberikan beberapa pertempuran setelah kemerdekaan yang terjadi di beberapa wilayah di seluruh Indonesia, Minggu (16/8).
-
Kapan HUT RI ke-79 diperingati? Menjelang HUT RI ke-79 pada tahun 2024, logo dan tema yang dipilih memiliki makna mendalam yang menggambarkan esensi perjuangan dan aspirasi bangsa Indonesia di era kontemporer.
-
Kapan HUT RI ke-78 dirayakan? Tahun 2023 ini, bangsa Indonesia akan merayakan hari jadi kemerdekaan yang ke-78.
-
Apa yang dimaksud dengan ‘kata-kata HUT RI ke-78’? Salah satu cara lain untuk menyemarakkan hari kemerdekaan ini adalah dengan membagikan kata-kata HUT RI ke-78 di media sosial. Dengan cara ini, Anda bisa menularkan semangat nasionalisme kepada teman-teman dan keluarga secara langsung.
-
Apa yang dilakukan dalam rangka merayakan HUT ke-78 RI di Kabupaten Buleleng? Semarak Buleleng Rayakan HUT ke-78 RI: Lomba e-Sport hingga Vaksinasi Rabies Massal Sekaligus untuk meningkatkan perekonomian warga Buleleng.
-
Kapan logo HUT ke-79 RI diluncurkan? Logo HUT ke-79 Republik Indonesia resmi diluncurkan pada Senin (24/6/2024) di Istana Kepresidenan Jakarta.
Perebutan Pangkalan Udara di Bugis Malang 18 September 1945
Sesudah para pemuda yang tergabung dalam Badan Keamanan Rakyat (BKR) berhasil melakukan perebutan kekuasaan di Kota Malang, sasaran perebutan beralih ke Pangkalan Udara Bugis. Pangkalan ini kemudian diserbu oleh pejuang militer beserta rakyat, sehingga berhasil diduduki.
Sejumlah pesawat terbang dari berbagai macam tipe dirampas dari tangan musuh. Pesawat-pesawat inilah yang menjadi salah satu modal utama bagi pembentukan kekuatan udara Indonesia saat ini.
Kini, pangkalan udara Bugis telah berganti nama menjadi Pangkalan Udara Utama Abdulrachman Saleh.
Pertempuran 5 hari Semarang 14-19 Oktober 1945
Pada tanggal 14 Oktober, para pemuda Semarang bergerak merebut gedung-gedung yang diduduki oleh Jepang, khususnya di daerah Candi Baru. Keesokan harinya, Nakamura Butai (Jepang) yang berkekuatan sekitar 1.500 orang dari Jatingaleh bergerak menyerang Kota Semarang dari tiga jurusan.
Sehingga para pemuda tersebut berhasil ditangkap oleh tentara Jepang. Namun hal itu justru membangkitkan perlawanan para pemuda yang terbentuk dalam Badan Keamanan Rakyat (BKR), Polisi Istimewa, Angkatan Muda, dan lain-lain.
Hingga akhirnya pertempuran hebat terjadi di dalam kota, yaitu di Kantor Besar Jawatan Kereta Api, Gedung Kempetai, Bojong, Bulu, Pendrikan. Beberapa kampung dibakar, Gubernur Jawa Tengah ditawan dan dipaksa untuk menyatakan penghentian pertempuran.
Namun penghentian pertempuran dipercepat dengan datangnya pasukan serikat di bawah pimpinan Brigadir Jenderal Bethel, pada tanggal 19 Oktober 1945 yang langsung melucuti Jepang.
Pertempuran Krueng Panjoe, Aceh 24 November 1945
Pertempuran ini terjadi sewaktu pasukan Jepang bergerak hendak merebut kembali Kota Bireuen dan dihadang oleh para pemuda yang tergabung dalam pasukan Siap Sedia. Dengan cara membongkar rel sepanjang setengah kilometer dan menghujani kereta api dengan tembakan.
Pasukan Jepang terpaksa turun dari kereta api dan berlindung di parit-parit sawah. Namun para pemuda tak kehabisan akal, mereka kemudian mengalirkan air waduk ke parit-parit tersebut sehingga pasukan Jepang terpaksa meninggalkannya karena tidak berdaya lagi.
Pasukan Jepang yang berkekuatan 300 orang lengkap dengan persenjataannya menyerah. Korban di pihak Jepang 28 orang meninggal, sedangkan para pemuda yang tewas hanya tujuh orang.
Pertempuran Bogor 8 Desember 1945
Karena pembesar-pembesar Indonesia menolak permintaan Inggris untuk menyerahkan Istana Bogor, maka pada tanggal 8 Desember 1945 serdadu-serdadu Inggris menyerang Istana Bogor dan menurunkan bendera merah putih.
Perbuatan pasukan Inggris yang menginjak-injak kedaulatan Republik Indonesia, terang saja menimbulkan amarah para pemuda.
Mereka yang tergabung dalam barisan berani mati menyerang kedudukan-kedudukan musuh di sekitar Kota Paris, Pabaton, Kebun Raya, dan Istana Bogor. Keesokan harinya musuh mendatangkan bala bantuan dari Jakarta, yang kemudian disambut dengan perlawanan yang hebat oleh para pemuda Bogor.
Pertempuran Ambarawa 12-15 Desember 1945
Sebagai hasil perundingan antara Presiden Soekarno dan Brigadir Jenderal Bethel di Magelang, Tentara Inggris ditarik mundur ke benteng Ambarawa. Pada saat pengunduran itu, Inggris mencoba menduduki dua desa di sekitar Ambarawa.
Tentara Indonesia di bawah pimpinan Komandan Resimen Banyumas, Letnan Kolonel Isdiman berusaha membebaskan kedua desa tersebut. Sayangnya, dalam pertempuran membebaskan dua desa itu, Letnan Kolonel Isdiman gugur.
Panglima Divisi V Banyumas Kolonel Soedirman kemudian memimpin langsung dari Magelang, Yogyakarta, Purwokerto, Semarang, Solo, Salatiga, dan lain-lain. Setelah bertempur selama tiga hari, akhirnya pada tanggal 15 Desember 1945 Ambarawa bisa direbut.