5 Sungai tercemar di dunia, salah satunya di Indonesia
Sungai sering dijadikan sebagai sumber kehidupan. Sungai menyimpan banyak fungsi dan manfaat, mulai sebagai sumber mata pencaharian masyarakat.
Sungai sering dijadikan sebagai sumber kehidupan. Sungai menyimpan banyak fungsi dan manfaat, mulai sebagai sumber mata pencaharian masyarakat.
Sayangnya, lebih banyak sungai yang jadi tujuan pembuangan limbah perusahaan besar atau muara berakhirnya sampah plastik. Akhirnya air sungai menjadi kotor dan bau. Ada juga sungai yang beracun sehingga berbahaya bagi kesehatan warga sekitar.
-
Siapa yang membersihkan sampah di Sungai Ciliwung? Thariq Halilintar mengajak beberapa temannya untuk turut serta membersihkan tumpukan sampah yang menggenang di Sungai Ciliwung sebagai bagian dari aksi sosial.
-
Kenapa air di sungai Cipaniis dianggap berkhasiat? Merujuk laman Visit Kuningan, masyarakat sekitar percaya bahwa air di sungai Cipaniis konon berkhasiat. Salah satu kemanjuran air tersebut adalah saat seseorang yang terkena stroke menunjukan peningkatan kesembuhan setelah berendam.
-
Kapan sampah plastik mencemari Sungai Ciliwung? Sampah plastik mengapung di Sungai Ciliwung, Kanal Banjir Barat, Jakarta, Rabu (20/12/2023).
-
Bagaimana Sungai Lobang terbentuk? Dihimpun dari beberapa sumber, Sungai Lobang ini awalnya terbentuk dari letusan bawah tanah yang berubah menjadi mata air. Usia dari lubang tersebut diperkirakan sudah mencapai ratusan tahun.
-
Dimana letak awal sungai Citarum? Titik nolnya berada di kawasan Situ Cisanti, Kecamatan Kertasari.
-
Mengapa Sungai Rampah menjadi jalur penting? Sungai Rampah menjadi jalur penting untuk transportasi laut yang membawa hasil perkebunan dari Onderneming.
Berikut sungai-sungai yang sudah tercemar di dunia salah satunya berada di Indonesia versi Help Save Nature:
Sungai Gangga, India
Sungai Gangga, sungai suci yang dulunya dari air Gunung Himalaya murni telah berubah sangat kotor. Sungai Gangga salah satu yang paling tercemar.
Sebagai tempat suci banyak masyarakat membuang abu di sungai. Ini adalah tradisi agama Hindu yang memungkinkan orang mati dibersihkan dari perbuatan salahnya. Kemudian banyak juga mencemari sungai dengan mandi. Tercatat sekitar 1 miliar orang mandi di Sungai Gangga yang suci.
Meningkatnya pencemaran air juga disebabkan pembuangan kotoran ke sungai. Selain itu ada juga bahan kimia yang membuat kondisi kehidupan di sungai tak bertahan.
Matanza Riachuelo, Argentina
Menurut Blacksmith Institute, polusi di sungai Matanza sudah sangat mengkhawatirkan. Polusi yang berasal dari lebih dari 15 ribu pabrik dengan berbagai macam jenis industri masuk dan mencemari sungai Matanza.
Sungai Matanza terkontaminasi dengan berbagai kandungan seperti seng, timah, tembaga, nikel sampai dengan kromium. Dengan kontaminasi seperti itu, secara otomatis mempengaruhi kandungan air tanah di sekitarnya yang mana juga dijadikan sebagai air minum bagi warga sekitar.
Sungai Buriganga, Bangladesh
Sungai Buriganga menjadi jalur perdagangan yang tak pernah sepi transaksi jual beli. Sungai ini pun menjadi sumber air minum bagi seluruh warga kota Dhaka, Bangladesh.
Namun, sekarang sungai Buriganga sudah tercemar akibat limbah kimia, plastik, minyak, hingga limbah rumah tangga. Menurut laporan, setiap harinya bahkan sekitar 4.500 ton sampah dibuang ke sungai ini.
Sungai Marilao, Filipina
Sungai Marilao menjadi sungai yang tercemar di dunia. Karena benda-benda berbahaya yang tidak dapat didaur ulang seperti botol plastik, sandal karet ditemukan mengambang di sungai. Selain itu, semua jenis produk limbah industri beracun dibuang ke sungai setiap hari dan sampah rumah tangga juga dibuang dalam jumlah yang luar biasa. Ini membuat air sungai itu terinfeksi, dan karenanya berbahaya.
Sungai Citarum, Indonesia
Menurut catatan dan pantauan Blacksmith Institute, lebih dari 500 ribu orang terkena dampak langsung dan lebih dari jutaan orang yang hidup di sepanjang sungai tersebut terkena dampak tidak langsungnya.
Kandungan yang terdapat di dalam Sungai Citarum antara lain besi konsentrat, alumunium sampai tembaga dengan konsentrasi beberapa kali lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara industri di seluruh dunia.
(mdk/did)