Enam Kota di Dunia Diprediksi Tenggelam 30 Tahun Lagi, Salah Satunya Ada di Indonesia
Beberapa pakar memperkirakan sejumlah kota di dunia akan mengalami tenggelam pada akhir abad ini atau mungkin sebelumnya.
Beberapa kota di seluruh dunia diperkirakan akan menghilang pada akhir abad ini. Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (NOAA) memperingatkan, permukaan laut dapat meningkat antara 3-3,6 meter pada tahun 2100 akibat mencairnya lapisan es di Antartika.
Banyak ahli memperkirakan sejumlah kota besar bisa tenggelam sebelum akhir abad ini.
"Kemungkinannya sangat kecil, tetapi sangat mungkin terjadi," ungkap William Sweet, seorang pakar kelautan dari NOAA.
Dikutup dari exploredplanet, Senin (25/11), berikut daftar kota yang diperkirakan bakal tenggelam sekitar 30 tahun lagi.
1. Charleston, South Carolina, Amerika Serikat
Kota ini diprediksi akan tenggelam pada 2050. Dalam kurun waktu 100 tahun mendatang, sekitar 64.000 penduduk Charleston berisiko menghadapi banjir pesisir. Beberapa tahun lalu, Charleston City Paper memprediksi kota ini bisa menjadi "kota hantu yang setengah tenggelam" pada tahun 2050. Jika permukaan laut naik hingga 3,6 meter, lebih dari 75 persen area kota ini mungkin akan terendam air.
2. Miami
Kota yang juga berada di Amerika Serikat ini diperkirakan tenggelam akhir abad ini.Dalam 30 tahun ke depan, sekitar 12.000 rumah di kawasan Pantai Miami diperkirakan akan mengalami risiko banjir, berdasarkan laporan dari Union of Concerned Scientists pada tahun 2018.
Nilai total rumah-rumah tersebut mencapai USD6,4 miliar atau sekitar Rp101,8 triliun. Penduduk yang tinggal di daerah Miami-Dade dan Broward memiliki kemungkinan yang jauh lebih besar untuk terkena dampak kenaikan permukaan laut dibandingkan dengan warga di bagian lain Amerika. Masalah ini sangat serius, sehingga kota mungkin perlu meninggikan bangunannya agar tidak tenggelam. Di akhir abad ini, hampir dipastikan bahwa kota tersebut akan mengalami banjir yang signifikan.
3.Venesia, Italia
Tanah Venesia di Italia mengalami penurunan permukaan yang mencapai kurang dari satu inci setiap tahunnya. Pada tahun 2003, Italia memulai proyek pembangunan penghalang banjir di kota tersebut, namun hingga kini proyek tersebut belum rampung, meskipun seharusnya selesai pada tahun 2011. Saat ini, proyek penghalang yang memerlukan biaya sekitar USD6,5 miliar atau sekitar Rp103,4 triliun tersebut masih dalam tahap pengerjaan. Sayangnya, penduduk dan pengunjung kota tersebut baru saja mengalami banjir terparah dalam satu dekade terakhir.
4. Jakarta, Indonesia
Kota ini diperkirakan tenggelam pada 2050. Banjir yang melanda Jakarta pada tanggal 26 April 2019 menjadi bukti nyata akan ancaman yang dihadapi kota ini. Kota Jakarta mengalami dampak serius setelah beberapa daerahnya dilanda hujan lebat. Setiap tahunnya, kota ini mengalami penurunan hampir 7 inci akibat pemompaan air tanah yang dilakukan secara berlebihan. Diperkirakan pada tahun 2050, sebagian besar wilayah kota ini akan tenggelam sepenuhnya.
5.Dhaka, Bangladesh
Genangan air yang terjadi pada musim hujan di Dhaka, Bangladesh, pada 12 Juli 2019, menunjukkan kota ini berada dalam ancaman tenggelam. Sayangnya, Dhaka tidak dilengkapi dengan sistem drainase yang efektif untuk menangani banjir. Menurut laporan New York Times, Bangladesh hanya menyumbang 0,3 persen emisi yang berkontribusi terhadap perubahan iklim. Selain itu, negara ini juga berhadapan dengan masalah kenaikan permukaan laut. Diperkirakan pada tahun 2050, sekitar 17 persen wilayah Bangladesh akan terendam oleh air laut akibat banjir.
6. Bangkok, Thailand
Kota Bangkok dilaporkan mengalami penurunan permukaan tanah lebih dari 1 sentimeter setiap tahunnya, dan ada kemungkinan kota ini akan terendam di bawah permukaan laut. Menurut prediksi dari Guardian, situasi ini akan semakin memburuk pada tahun 2030.
Ini menjadi isu yang sangat serius, sehingga kota tersebut telah mengambil berbagai langkah untuk mengurangi risiko banjir. Pada musim panas di Thailand, yang sering kali hujan lebat dan rawan banjir, sebuah taman seluas 11 hektar yang dirancang oleh sebuah firma arsitektur mampu menampung hingga 1 juta galon air hujan.