6 Orang utan selundupan mulai menjalani rehabilitasi di Kalteng
Enam individu orang utan itu terdiri dari 2 anak berusia 3 tahun, serta 2 pasang ibu dan anak.
Enam orang utan sub spesies Kalimantan Tengah (Pongo Pygmaeus Wrumbii) selundupan yang disita pemerintah Thailand, dan Kuwait serta sitaan petugas bandara Soekarno-Hatta, Rabu (10/2), dibawa ke pusat reintroduksi orang utan Nyaru Menteng, di Kalimantan Tengah.
orang utan itu dibawa melalui perjalanan darat dari Balikpapan, Kalimantan Timur. Secara fisik, keenam orang utan dalam kondisi baik meski terlihat kelelahan.
Enam individu orang utan itu terdiri dari 2 anak berusia 3 tahun bernama Moza dan Junior, serta 2 pasang ibu dan anak, masing-masing bernama Warna, Male, Sampit dan Sawadee.
Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS) Nyaru Menteng mengutamakan 2 pasang induk dan anak. Hal itu disebabkan karena mereka masih memiliki kesempatan untuk dilepasliarkan.
"Diserahkan ke kita sekitar jam 9 WITA tadi. Dari pemeriksaan tim medis BOS Samboja Lestari, BOS Nyaru Menteng dan petugas Balai Karantina Hewan Bandara Sepinggan, dinyatakan 6 orang utan ini baik, meski terlihat kelelahan," kata Juru Bicara Tim Komunikasi Yayasan BOS Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah, Monterado Fridman, kepada merdeka.com, Rabu (10/2).
Menurutnya, tidak banyak waktu yang tersedia bagi tim BOS Nyaru Menteng, membawa keenamnya ke Kalimantan Tengah. Selama 12 jam perjalanan darat, diperkirakan akan tiba di ibu kota Kalimantan Tengah, Palangkaraya, pukul 07.00 WITA, Kamis (11/2) besok.
"Kita ingin sesegera mungkin tiba di Kalteng dengan kondisi orang utan senyaman-nyamannya. Karena berdasar aturan, mereka juga punya hak untuk merasakan kenyamanan, meski di dalam kandang. Agar juga cepat sampai di Nyaru Menteng," ujar Fridman.
"Kita bawa dengan menggunakan 4 kandang. Di Nyaru Menteng, keenamnya akan menjalani rehabilitasi. Kita ingin segera melakukan itu (proses rehabilitasi) di Nyaru Menteng," sambungnya.
Fridman menjelaskan, tidak banyak yang diketahui tentang 2 pasang ibu dan anak orang utan yang disita petugas pemerintahan Thailand. Keempat individu itu, merupakan hasil pemulangan dari pemerintah Thailand.
"Kami tidak punya banyak catatan tentang 2 pasang ibu dan anak orang utan itu. Repatriasi maksudnya, orang utan ini, dikembalikan lagi ke Indonesia, karena sudah lama berada di Thailand, bahkan sudah punya anak selama berada di Thailand," terang Fridman.
"Dari genetiknya, memang orang utan sub spesies asal Kalimantan Tengah bernama ilmiah Pongo Pygmaeus Wrumbii. Yang kita tidak tahu dari kementerian, bagaimana ceritanya bisa sampai ke Thailand," ungkap Fridman.
Namun demikian, lanjut Fridman, tetap mencuat kecurigaan, di Thailand, masih banyak orang utan asal Indonesia, yang berada disejumlah lokasi di Thailand.
"Masih banyak orang utan Indonesia yang tersisa di Thailand, yang masuk dengan cara diselundupkan," tutup Fridman.
Diketahui, 7 orang utan disita petugas pemerintahan di Kuwait dan Thailand, termasuk petugas bandara Soekarno-Hatta, dengan tujuan penyeludupan ke Kuwait, tahun 2015 lalu.
Satu individu orang utan dikembalikan ke Sumatera, sementara 6 lainnya dikembalikan ke Kalimantan Tengah. Sebab, dari pemeriksaan genetiknya, ketujuhnya berasal dari Sumatera dan Kalteng.
Keenam orang utan Kalimantan itu, transit di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan di Balikpapan. Sedangkan di Kalimantan sendiri, terdapat 3 sub spesies orang utan. Ketiganya adalah Pongo Pygmaeus Morio di Kalimantan Timur, Pongo Pygmaeus Wrumbii di Kalimantan Tengah serta Pongo Pygmaeus Pygmaeus di Kalimantan Barat.
Baca juga:
7 Ekor orang utan selundupan dikembalikan ke Indonesia
7 Orang utan selundupan akan dikembalikan ke Sumatera dan Kalteng
Ditangkap warga, 2 bayi orang utan patah tulang dan tak bisa duduk
Dipelihara warga, 4 bayi orangutan kondisinya memprihatinkan
Kisah sedih perpisahan Boy si Orangutan dari keluarga adopsinya
Sadis, orang utan mati ditombak hingga tembus jantung
Orangutan di Kalteng tewas dengan luka tombak menembus jantung
-
Bagaimana orangutan menunjukkan kecerdasannya? Para peneliti mengamati bagaimana orangutan dengan cekatan menggunakan alat improvisasi dari lingkungan sekitarnya dan membangun struktur serupa untuk mendapatkan perlindungan dari hujan. Tingkat adaptasi dan pemahaman 'mengapa' ini menjadi sorotan unik dari kecerdasan orangutan.
-
Kenapa orangutan induk itu diduga sakit? "Jadi, induk Orangutan yang kita amankan dan selamatkan ini, kecurigaannya punya penyakit," Ari menambahkan.
-
Bagaimana cara tim di lapangan mengevakuasi induk Orangutan? "Tim di lapangan berhasil evakuasi induknya hari Sabtu sekitar jam 9 pagi. Tapi anaknya, saat tim mengevakuasi, memisahkan diri dari induknya dan masuk cepat ke dalam hutan," kata Kepala BKSDA Kalimantan Timur, Ari Wibawanto, dikonfirmasi merdeka.com, Senin (25/9).
-
Kapan garis keturunan Gigantopithecus terpisah dari orangutan? Garis keturunan kera besar diketahui berpisah dari sepupunya itu sekitar 12 juta-10 juta tahun lalu, kata peneliti.
-
Siapa yang mengancam kelangsungan hidup orang utan? Orang utan sering menjadi sasaran perburuan untuk diperdagangkan secara ilegal, baik sebagai hewan peliharaan maupun untuk bagian tubuh mereka yang dianggap memiliki nilai ekonomi atau medis.
-
Kapan Hari Tapir Sedunia diperingati? Tahukah Anda, tanggal 27 April diperingati sebagai Hari Tapir Sedunia? Ya, sejak tahun 2008 lalu, setiap tanggal 27 April menjadi momentum peringatan tersebut.