6 Tersangka Pemilik Senpi Target Bunuh Tokoh Nasional Dibayar Dolar Singapura
"Pendananya kasih ke aktor intelektual, aktor intelektual ngasih kan ke koordinator lapangan. Koordinator lapangan dia mencari senjata, mencari eksekutor, dia me-mapping di mana tempat eksekusinya. Itu semua," kata Brigjen Dedi.
Polisi menangkap enam orang penyusup aksi 21-22 Mei yang berakhir dengan kerusuhan. Enam diketahui membawa senpi telah ditetapkan sebagai tersangka melakukan jual beli senjata api ilegal dan upaya membunuh tokoh nasional dan pimpinan lembaga survei.
Dari penelusuran pihak kepolisian, aksi mereka dikoordinator seseorang. Bahkan keenam orang tersebut dibekali dana dalam bentuk mata uang Singapura yang bila di-Rupiahkan mencapai Rp 150 juta untuk membeli sejumlah senpi.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
-
Dimana Dewi Rengganis bertapa? Legenda menyebutkan bahwa Dewi ini tidak segan memberikan pelajaran kepada pendaki yang mengusik ketenangannya, seperti menyebabkan kesurupan atau membuat mereka tersesat tanpa arah.
-
Dimanakah Sei Rampah berada? Kecamatan Sei Rampah merupakan ibu kota dari Kabupaten Serdang Bedagai yang ada di Provinsi Sumatera Utara.
-
Dimana letak Candi Simbatan? Candi yang akrab dengan sebutan petirtaan Dewi Sri itu tepatnya berlokasi di Desa Simbatan Kecamatan Nguntoronadi, Magetan, Jawa Timur.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Dimana letak kontrakan Adul? Kontrakan ini memiliki 14 pintu dan terletak di lokasi strategis.
"Enam kan ada leadernya, di situ kan ada aktor intelektual yang mendesain semua itu. Di atas ada pendana, juga yang kasih uang Rp 150 juta tapi dalam bentuk dolar Singapura. Kasih ke aktor intelektual, kasih kan ke ini (para tersangka)," kata Karopenmas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Media Center Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (28/5).
Dia menegaskan, dana tersebut bukanlah honor mereka. Untuk honor, baru akan diberi setelah mereka selesai melakukan eksekusi. Nilainya berapa, sedang didalami.
"Bukan, honor untuk aksi dikasih lagi. Dan ada janji juga. Pokoknya kalau berhasil mengeksekusi satu, yang apa namanya empat, tapi satu dulu yang arus dieksekusi, yang lembaga survei itu. Kalau misalnya kamu dapat itu, hajar dulu yang lembaga survei, nanti baru dikasih uang dan seluruh keluarganya ditanggung," ungkap Dedi.
Menurut dia, semua dana tersebut berbentuk tunai. "Cash, langsung dikasih cash. Kemudian dicairkan di money charger, Rp 150 juta langsung dia pakai itu," jelas Dedi.
"Iya, pendananya iya. Pendananya kasih ke aktor intelektual, aktor intelektual ngasih kan ke koordinator lapangan. Koordinator lapangan dia mencari senjata, mencari eksekutor, dia me-mapping di mana tempat eksekusinya. Itu semua," kata Dedi.
Menurutnya, motif tersangka melakukan itu semua murni karena ekonomi. "Ada order dari aktor intelektual. Larinya ke ekonomi," pungkasnya.
Reporter: Putu Merta Surya Putra
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Usut Kekerasan Aparat di Aksi 22 Mei, Gerindra Usulkan Bentuk TGPF
Ditutup saat Demo 21-22 Mei, Lalu Lintas di Sekitar Bawaslu dan KPU Mulai Dibuka
Pascademo 22 Mei, Semua Rute Transjakarta Kembali Beroperasi Normal
Fakta-Fakta Baru Dibeberkan Polisi, Terungkap Nekatnya Perusuh 22 Mei di Jakarta
Luhut Harap Kericuhan 22 Mei Tak Terulang Lagi
Kapolda Jatim Ungkap Aktor Kasus Pembakaran Polsek Tambelangan, 5 Ditangkap
29 Polisi Luka Saat Jaga Demo, Perusuh Ingin Kuasai Senjata di Asrama Brimob