7 Negara ASEAN berkumpul di Yogya bahas kejahatan antarnegara
Salah satu fokus utamanya adalah upaya perlindungan saksi dan korban kejahatan antarnegara.
Perlindungan dan pemenuhan hak bagi saksi dan korban kejahatan transnasional (antarnegara) masih sulit dilakukan, mengingat penanganan tindak pidana tersebut melibatkan yurisdiksi negara-negara yang bersangkutan. Hal tersebut menurut Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Abdul Haris Semendawai, menjadi hambatan dalam penanganan dan perlindungan bagi saksi dan korban.
"Beberapa negara memang telah memiliki kerangka hukum yang baik dalam penanganan kejahatan transnasional, seperti dalam kejahatan penyelundupan narkotika dan trafficking, tapi tidak semua negara memiliki standar yang sama," katanya saat membuka acara Inaugural Meeting of the ASEAN Network for Witness and Victim Protection 2015, di Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta, Senin (24/8).
Salah satu upaya LPSK untuk mengatasi masalah tersebut dengan menggelar pertemuan ASEAN Network for Witness and Victim Protection 2015 yang diikuti 7 negara ASEAN seperti Laos, Filipina, Thailand, Kamboja, Malaysia, Myanmar dan Indonesia.
"Pertemuan ini bertujuan untuk membangun dan meningkatkan ASEAN Network dalam upaya pencegahan dan pemberantasan kejahatan lintas negara yang terorganisir, sehingga terjamin keamanan dan kenyamanan di tingkat ASEAN," terangnya.
Dalam kegiatan tersebut akan dirumuskan kerangka acuan jejaring lembaga perlindungan saksi dan korban, sehingga tidak ada kerancuan dalam penanganan kasus.
"Kami akan fokuskan dalam perlindungan saksi korban, utamanya kasus kejahatan perdagangan orang, narkotika, pencucian orang dan terorisme. Selain juga menjadi kebutuhan dalam mengungkap kejahatan transnasional," tekannya.
Baca juga:
ASEAN makin diperhitungkan dunia internasional
Pasar bebas ASEAN bukan sekedar barang keluar masuk secara bebas
Indonesia makin mantap buat Jakarta jadi Ibu Kota Diplomatik ASEAN
Fokus di ASEAN, ISIS paling gencar rekrut imigran Rohingya
Langkah China dan Vietnam berpotensi picu perang mata uang di Asean
-
Apa yang menjadi salah satu isu yang dibahas dalam KTT ke-43 ASEAN? Stabilitas kawasan akan kembali menjadi salah satu isu yang dibahas dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN di Jakarta pada 5–7 September 2023.
-
Apa saja isu yang dibahas dalam KTT ASEAN? KTT ASEAN menjadi forum penting yang mana para pemimpin negara anggota berkumpul untuk membahas berbagai macam isu. Mulai dari isu-isu strategis, kerja sama regional, dan perkembangan ekonomi di kawasan Asia Tenggara.
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.
-
Siapa orang terkaya di ASEAN? Mengutip data Forbes Real Time Billionaires, berikut merupakan top 3 sultan di Asia Tenggara. 1. Low Tuck Kwong Pria kelahiran Singapura ini merupakan anak dari David Low Yi Ngo, yang berganti kewarganegaraan menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) pada tahun 1992.
-
Di mana KTT ke-43 ASEAN akan digelar? Stabilitas kawasan akan kembali menjadi salah satu isu yang dibahas dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN di Jakarta pada 5–7 September 2023.
-
Bagaimana cara ASEAN dan Tiongkok memperdalam kerja sama perdagangan dan ekonomi? Para menteri juga mencatat implementasi Program Kerja 2022-2026 untuk memperdalam kerja sama Perdagangan dan Ekonomi ASEAN China FTA, termasuk kerja sama finansial dan dukungan untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ASEAN dan dukungan Tiongkok untuk promosi ekspor produk ASEAN.