70 Hiu hidup hasil buruan di Tarakan gagal diselundupkan ke Bali
70 Hiu hidup hasil buruan di Tarakan gagal diselundupkan ke Bali. Tanggal 2 Februari 2017 kemarin, ada pertemuan dengan semua pihak di Berau termasuk nelayan. Semua jenis hiu dan pari dari laut Berau, disepakati tidak diburu. Pemkab juga tengah menyusun draft Perda, untuk larangan menangkap.
Petugas balai karantina Tarakan, Kalimantan Utara, menahan pengiriman 70 ekor hiu tokek dari Tarakan tujuan Denpasar, yang disinyalir hasil perburuan nelayan di perairan Berau, Kalimantan Timur. Ditahannya pengiriman hiu itu, menyusul permintaan Pemkab Berau yang telah melarang perburuan hiu di perairan mereka.
"Benar, ada 70 ekor hiu yang ditahan di Tarakan, rencananya akan dikirim ke Denpasar. Itu untuk diekspor keluar negeri," kata Kabid Budidaya Perikanan Dinas Perikanan kabupaten Berau, Yunda Zuliarsih, saat dikonfirmasi merdeka.com, Kamis (9/3).
"Awalnya, tanggal 1 Maret kemarin sekitar jam 6 pagi, saya ditelpon dari Tarakan, menginformasikan ada pengiriman hiu 26 ekor dalam 20 koli ke Denpasar. Kita sinyalir, itu hiu dari perairan Berau. Kita putuskan, kita minta pengiriman ditahan, tidak dikirim ke luar," ujar Yunda.
Namun demikian, belakangan diduga, pengiriman hiu diduga dari perairan Berau ke Tarakan, terus bertambah. "Jadi sejak 1 Maret 2017 kemarin, sampai Senin (6/3) kemarin, jumlah kesemuanya ada 70 ekor yang ditahan di Tarakan. Itu hiu hidup," tambah Yunda.
Diterangkan Yunda, permintaan Pemkab agar pengiriman hiu dari Tarakan ke Denpasar ditahan, bukan tanpa alasan.
"Dari Pemkab, tanggal 2 Februari 2017 kemarin, ada pertemuan dengan semua pihak di Berau termasuk nelayan. Semua jenis hiu dan pari dari laut Berau, disepakati tidak diburu. Pemkab juga tengah menyusun draft Perda, untuk larangan menangkap, menampung dan mendaratkan dan membawa keluar jenis hiu dan pari. Saat ini, edaran Bupati Berau Muharram juga sudah siap diedarkan," terang Yunda.
"Semua ini kita jadi waspada, karena sebelumnya ada brosur pengusaha yang menyatakan siap beli hiu buruan warga di kepulauan Derawan. Mereka homestay di Derawan, tapi izin usahanya dikeluarkan dari Tarakan. Jadi sejak pertemuan 2 Februari itu, mereka tidak lagi homestay di Derawan, tapi pemungutnya ada masih di Derawan," sebut Yunda.
"Saat ini, pembelian dari Tarakan itu dihentikan sejak ditahannya 70 ekor hiu di Tarakan. Jadi, semua jenis hiu di perairan Berau, bukan hampir punah atau langka. Laut Berau itu, masuk gugusan segitiga karang dunia, sehingga memiliki keanekaragaman hayati tertinggi nomor 2 di Indonesia, dan nomor 3 di dunia," jelasnya.
Dengan begitu, lanjut Yunda, perairan Berau memang banyak memiliki keanekaragaman hayati.
"Otomatis namanya keanekaragaman hayati itu, banyak hiu dan pari beragam jenis, itu biota laut. Secara kuantitas populasinya terbatas. Jadi, kalau diburu dan diekspor secara masif, bisa hilang dan habis," demikian Yunda.