715 Ruang Kelas SD dan SMP di Bekasi Belum Punya Meja dan Kursi
Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, mendata ratusan sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) di wilayahnya belum memiliki meja dan kursi. Sehingga siswa harus belajar di lantai.
Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, mendata ratusan sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) di wilayahnya belum memiliki meja dan kursi. Sehingga siswa harus belajar di lantai.
Kabid Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi, Heri Herlangga mengatakan, hingga tahun ini tercatat 715 ruang kelas yang belum dilengkapi meja dan kursi untuk tingkat SD dan SMP.
-
Apa yang dilakukan dosen muda ini di kelas? Sebelum masuk ke kelas, dosen muda bernama Akbar ini memang sudah berkenalan dengan mahasiswanya yang masih baru. Saat masuk ke kelas, mahasiswanya pun bertanya apakah ia kakak tingkat.
-
Di mana Sekolah Gendhis? Sekolah Gendhis berada di Magelang, Jawa Tengah.
-
Apa bentuk kekerasan yang terjadi di satuan pendidikan? KPAI menilai segala bentuk kekerasan anak pada satuan pendidikan mengakibatkan kesakitan fisik/psikis, trauma berkepanjangan, hingga kematian. Bahkan lebih ekstrem, anak memilih mengakhiri hidupnya.
-
Siapa yang diduga melakukan pelecehan di sekolah? Korban diduga telah melakukan pelecehan terhadap para siswi di sekolah.
-
Bagaimana sekolah tersebut mendukung bakat anak-anak? Hilman mengatakan jika semua anak yang sekolah di sana selalu mendapatkan support untuk mengembangkan bakatnya. “Kan nggak dibatasi ya? Punya bakat apa itu bakal disupport ya?” tanya Hilman. “Iya,” jawab Boy.
-
Kenapa ucapan kelulusan sekolah dianggap penting? Ucapan tersebut juga menjadi penyemangat untuk membantu mereka ketika mereka memulai tahap kehidupan selanjutnya.
"Setelah kita lakukan pendataan sekitar 715 ruang kelas. Kegiatan pembelian mebel sedang berlangsung dan kami meminta siswa untuk bersabar," ujarnya di Cikarang, Rabu (2/10) seperti dilansir Antara.
Dia menjelaskan penyebab ketiadaan kursi dan meja. Mulai dari perbedaan kalender anggaran dan kalender pendidikan hingga tidak terserapnya anggaran.
"Kami hanya melakukan pendataan sementara yang bertanggungjawab atas pembangunan ruang kelas maupun kelengkapannya adalah Dinas PUPR," ungkapnya.
Pada APBD tahun lalu, pembelian meja dan kursi sudah dianggarkan sebesar Rp30 miliar untuk 600 ruang kelas. Kemudian pada tahun ini dianggarkan lagi untuk 600 ruang kelas sisanya.
"Hal itu mengacu pada pada total kebutuhan meja dan kursi tahun 2017 yakni sebanyak 1.200 ruang kelas," kata Heri.
Terlebih lagi pada tahun ini Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang juga memiliki kewajiban untuk pembelian sarana tersebut di tiga Unit Sekolah Baru (USB).
"Jadi selain membangun sekolahnya, Dinas PUPR juga wajib untuk memenuhi kelengkapannya," kata dia.
Untuk itu pihaknya akan segera melakukan koordinasi dengan Dinas PUPR agar pembangunan USB maupun rehabilitasi gedung sekolah yang rusak parah dapat dilakukan bersamaan dengan pengadaan meja dan kursi.
"Harus satu paket, jika ada renovasi sekolah harus juga disediakan mebelnya supaya kasus-kasus lalu tidak terulang," ucapnya.
Selain itu pihaknya juga berencana melakukan penyesuaian penerimaan peserta didik guna mengatasi persoalan keterbatasan mebel ini dengan cara mempertimbangkan kebutuhan masyarakat meski tetap membuka tambahan rombongan belajar di sekolah.
Di Kota Bekasi, pemerintah daerah mengalokasikan anggaran sebesar Rp11 miliar untuk belanja mebel yang bersumber dari APBD 2019 Kota Bekasi dan ditargetkan paling lambat akhir tahun ini telah terdistribusikan ke setiap sekolah yang membutuhkan.
"Secepatnya mebel itu akan kita distribusikan secara bertahap. Saat ini masih dalam tahap pengadaan dalam lelang," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Inayatullah.
Baca juga:
Diterpa Angin Kencang, Bangunan SDN 1 Cileunca Purwakarta Ambruk
Siswa SD Pekayon Bekasi Belajar di Lantai Selama Dua Tahun
Tak Punya Bangunan, SMP di Bogor Ubah Halaman Rumah Warga Jadi Sekolah
Lagi, Murid SD di Bogor Belajar di Lantai
Murid Madrasah di Bogor Belajar dengan Kondisi Memprihatinkan
Di SDN 3 Salawu Tasikmalaya, Satu Kelas Berisi 59 Siswa