90 Persen iklan rokok di Makassar berada dekat sekolah
Hasil pemantauan itu membuktikan industri rokok agresif menempatkan iklan di tempat-tempat yang dilewati setiap hari.
Iklan produk rokok di Makassar, 90 persen ada di dekat sekolah. Persentase ini lebih tinggi dibandingkan kota lain karena di Bandung hanya 88 persen, di Jakarta 84 persen, Mataram 80 persen dan Kota Padang 81 persen.
Demikian kesimpulan hasil penelitian di lima kota besar di Indonesia sejak Januari - Maret 2015. Khusus di Makassar, ada 49 sekolah yang diamati mulai dari SD, SMP dan SMA. Penelitian ini dilakukan oleh empat lembaga yakni Klub Jantung Remaja (KJM), Lentera Anak Indonesia (LAI), Yayasan Pengembangan Media Anak (YPMA) dan Smoke-Free Agentd (SFA).
Santi Indra Astuti, anggota tim monitoring, peneliti dan Dosen di Departemen Komunikasi Universitas Islam Bandung mengatakan, hasil pemantauan itu membuktikan industri rokok agresif menempatkan iklan rokok di tempat-tempat yang dilewati setiap hari anak sekolah.
"Iklan dan promosi produk rokok di dekat sekolah-sekolah di Makassar antara lain dari perusahaan rokok Djarum, Bentoel International Investama, Nojorono Group Kudus, Gudang Garam dan HM Sampoerna," kata Santi.
Berbagai studi telah membuktikan bawah paparan terhadap iklan dan promosi sejak usia muda akan meningkatkan persepsi positif tentang rokok, menguatkan keinginan untuk mencoba rokok. Bahkan, kata Santi Indra Astuti, hal itu mendorong perokok muda untuk tetap merokok dan melemahkan upaya berhenti merokok sehingga kembali menjadi perokok atau perokok kambuhan.
Sementara DR Asniar Khumas, Psikolog dari Universitas Negeri Makassar mengatakan, dari tahun ke tahun jumlah perokok muda anak usia sekolah terus bertambah. Bahkan usia anak perokok terus menurun.
"Maksudnya jika dulu perokok paling muda itu usia siswa SMP. Saat ini rokok sudah menjangkiti anak usia SD. Ini sudah sangat memprihatinkan. Padahal yang kita tahu adalah rokok itu membahayakan kesehatan," ujarnya.