924 Gempa Terjadi di Indonesia Sepanjang September 2019
Gempa sering terjadi di Indonesia karena wilayahnya merupakan kawasan seismik aktif dan kompleks. Wilayah Indonesia juga memiliki kompleksitas tektonik dengan banyak sebaran sumber gempa, baik bersumber dari zona subduksi megathrust maupun dari sesar aktif.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat wilayah Indonesia menghadapi 924 kali gempa bumi sepanjang September 2019. Angka tersebut meningkat drastis dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, selama Agustus 2019 wilayah Indonesia menghadapi 673 kali gempa. Gempa yang terjadi di wilayah Indonesia sepanjang September sebagian besar merupakan gempa kecil dengan magnitudo kurang dari 5.0.
-
Dimana BMKG memprakirakan cuaca cerah? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca di Jakarta dan Kepulauan Seribu cerah dan cerah berawan pada Sabtu (30/9).
-
Kapan gempa Kabupaten Bandung terjadi? Gempa bumi berkekuatan 4,9 magnitudo melanda wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat dan sekitarnya pada Rabu (18/09).
-
Bagaimana BMKG Tuban mencatat jumlah gempa susulan? "Sekarang ini, gempa susulan ke-193 kali yang tercatat sampai 20.28 WIB," kata Kepala BMKG Tuban, Zem Irianto Padama di Tuban, Jawa Timur, Sabtu malam (23/3).
-
Kapan gempa Jogja terjadi? Peristiwa gempa bumi yang terjadi pada tahun 2006 menyisakan pengalaman traumatik bagi sebagian warga Yogyakarta, khususnya mereka yang tinggal di Kabupaten Bantul. Guncangan gempa yang begitu kuat menyebabkan banyak rumah runtuh.
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Dimana gempa Kabupaten Bandung terjadi? Persisnya kedalaman gempa mencapai 10 km di titik 7.19 LS dan 107.67 BT.
BMKG mencatat selama kurun itu Indonesia menghadapi 895 kali gempa dengan magnitudo 5.0 atau meningkat jika dibandingkan dengan frekuensi gempa bermagnitudo sama sepanjang Agustus yang tercatat 651 kali. Sementara itu, gempa signifikan dengan magnitudo lebih dari 5,0 selama September terjadi 29 kali, meningkatkan dibandingkan 22 kali gempa pada bulan Agustus.
Sepanjang September 2019 ada 155 gempa yang getarannya terasa, jauh lebih banyak dibandingkan pada bulan sebelumnya, ketika hanya ada 56 gempa yang getarannya dirasakan warga.
Sementara gempa merusak selama September hanya terjadi dua kali, yaitu gempa Halmahera Selatan pada 15 September 2019 dengan magnitudo 6,0 yang merusak beberapa rumah di Halmahera selatan dan gempa Kairatu-Ambon pada 26 September 2019 dengan magnitudo 6,5 yang merusak ribuan rumah serta menyebabkan puluhan orang meninggal, ratusan orang terluka, dan ribuan orang mengungsi.
Seperti dilansir dari Antara, setelah gempa yang terjadi di Ambon, Maluku, hingga Jumat (4/10) pukul 13.00 WIB sudah terjadi gempa susulan sebanyak 1.017 kali dan 111 kali gempa susulan yang dirasakan oleh warga.
"Banyaknya jumlah aktivitas gempa susulan ini sebenarnya hal yang wajar, karena setiap gempa kuat lazim diikuti serangkaian gempa susulan," kata Daryono, Jumat (4/10).
Dia menambahkan, banyaknya gempa susulan mencerminkan karakteristik kondisi batuan di zona gempa yang rapuh. Namun hasil monitoring BMKG menunjukkan tren frekuensi kejadian gempa susulan semakin mengecil.
Gempa sering terjadi di Indonesia karena wilayahnya merupakan kawasan seismik aktif dan kompleks. Wilayah Indonesia juga memiliki kompleksitas tektonik dengan banyak sebaran sumber gempa, baik bersumber dari zona subduksi megathrust maupun dari sesar aktif.
Sumber gempa subduksi megathrust di antaranya adalah Subduksi Sunda yang jalurnya mencakup sebelah barat Sumatra dan selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Selain itu, ada zona subduksi megathrust lain seperti Subduksi Banda, Sulawesi Utara, Lempeng Laut Maluku, Lempeng Filipina, dan utara Papua. Selain memiliki sumber gempa megathrust, wilayah Indonesia juga punya 295 lebih sesar aktif, termasuk yang belum teridentifikasi hingga saat ini.
Baca juga:
BNPB Maluku Catat 6.184 Rumah Warga Rusak Dampak Gempa M 6,5
Pemerintah Salurkan Bantuan Rp1,3 Miliar Untuk Korban Gempa Ambon
BMKG: Gempa Ambon Magnitudo 6,5 Diduga Terkait Susunan Tektonik Kompleks
Menengok Kondisi Palu Setahun Setelah Dihantam Gempa dan Tsunami
Wali Kota Ambon Tetapkan 14 Hari Status Tanggap Darurat Pascagempa M 6,5
Kuningan Diguncang Gempa Akibat Aktivitas Sesar Baribis Segmen Ciremai